Mohon tunggu...
Makruf_Alkarkhi
Makruf_Alkarkhi Mohon Tunggu... Guru - Menulis membuat bahagia

Hidup sederhana, Layaknya Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Kala Itu

2 Juli 2021   10:18 Diperbarui: 2 Juli 2021   10:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan kala itu mengharuskanku untuk tak lagi menyebut nama mu dalam setiap doa ku.

Dan hujan malam itu, yang biasanya aku suka bercerita tentang kamu lewat rindu, kini aku hanya bisa menikmati dengan sendu.

Meski sisa-sisa rasa tentang mu masih ada, bukan berarti membuat rasa itu pantasa aku pertahankan.

Buat apa ? Jika hanya membuat perih. 

Biarkan hujan malam ini dan hujan-hujan yang akan turun seterusnya mengajariku untuk melupakan bagaimana caranya untuk merindu.

Berulang kali aku merindu kepada seseorang yang berbeda, tetap saja waktu menjawabnya dengan hampa luka.

Aku tak membenci perpisahan yang membuat seluruh rindu yang ku jaga berakhir semu.

Hanya saja aku terkadang belum siap menahan perihnya apa yang ditinggalkan setelah perpisahan.

Mengingat cerita-cerita dari kamu dan kamu, tentang cincin, tentang lelaki lain dan keluarganya. 

Tentang saat kamu bilang iya, padahal hati mu ada lelaki lain. 

Mungkin aku terlalu baik menjadi seorang lelaki.

Teruntuk Kamu yang suka hujan, yang membuat aku rindu dan luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun