Menanti mu,
Layaknya embun menanti hangatnya cahaya pagi.
Di pucuk dedaunan dengan setia menanti, meski terjatuh berulang kali ketanah oleh hembusan angin,
oleh injakan kaki.
Dengan rindu penantian ku tak pernah lelah.
Hadirmu menyiratkan harapan mencairkan kebekuan oleh malam-malam yang panjang dalam lembah kesunyian.
Aku bertahan, lagi dan lagi dengan kehangatan dari kerinduan yang ada.
Terus melangkah meski tak tau arah, namun setiap langkah beriring doa "Tuhan aku menanto takdir indah Mu", semoga takdir indah itu dia yang ku rindu.
Tuhan tuntun aku kejalan mendekati Mu bersama dia yang ku rindu.
Cinta dan rindu begitu singkat jika hanya dalam dunia.
Bertemu dan bersama bukan lagi mengapus kerinduan dan apalagi berhenti akan cinta kepada sang jelita.
Masih ada yang Maha rindu.
Masih ada yang Maha cinta.
Tuhan ijinkan aku dan sang jelita ku bertemu menyemai cinta dan rindu berlabuh pada MU, Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H