Mohon tunggu...
Makruf_Alkarkhi
Makruf_Alkarkhi Mohon Tunggu... Guru - Menulis membuat bahagia

Hidup sederhana, Layaknya Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebening Embun Pagi

24 Maret 2021   13:00 Diperbarui: 24 Maret 2021   13:01 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: aswirusani.com

Menanti mu,

Layaknya embun menanti hangatnya cahaya pagi.

Di pucuk dedaunan dengan setia menanti, meski terjatuh berulang kali ketanah oleh hembusan angin,

oleh injakan kaki.

Dengan rindu penantian ku tak pernah lelah.

Hadirmu menyiratkan harapan mencairkan kebekuan oleh malam-malam yang panjang dalam lembah kesunyian.

Aku bertahan, lagi dan lagi dengan kehangatan dari kerinduan yang ada.

Terus melangkah meski tak tau arah, namun setiap langkah beriring doa "Tuhan aku menanto takdir indah Mu", semoga takdir indah itu dia yang ku rindu.

Tuhan tuntun aku kejalan mendekati Mu bersama dia yang ku rindu.

Cinta dan rindu begitu singkat jika hanya dalam dunia.

Bertemu dan bersama bukan lagi mengapus kerinduan dan apalagi berhenti akan cinta kepada sang jelita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun