Mohon tunggu...
KUMALA MIFTAKHULJANNA
KUMALA MIFTAKHULJANNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

how to berfikir positif dalam berkomunikasi antar sesama

28 Desember 2024   12:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   12:30 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PEMBUKA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan artikel ini dengan baik.

Artikel yang berjudul "Etika Pengembangan Kepribadian Berpikir Positif dalam Berkomunikasi di Lingkungan Masyarakat Modern yang Diikuti dengan Pengembangan Digitalisasi" ini disusun sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah Etika Pengembangan Kepribadian. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji pentingnya pengembangan kepribadian berpikir positif dalam berkomunikasi, terutama di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin pesat.

Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, komunikasi menjadi aspek yang sangat vital, baik dalam interaksi sosial maupun dalam dunia profesional. Oleh karena itu, pemahaman terhadap etika komunikasi yang baik dan benar menjadi hal yang tidak kalah penting untuk dimiliki, agar interaksi yang terjadi dapat berjalan dengan harmonis dan efektif.

Artikel ini juga berusaha untuk menghubungkan aspek pengembangan diri dengan perkembangan digitalisasi, yang mana keduanya saling terkait dan mempengaruhi kualitas komunikasi yang terjadi di masyarakat. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan kontribusi positif bagi pembaca dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya berpikir positif dalam komunikasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Demikian kata pengantar ini penulis buat dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan artikel ini.

                                                                                                                                                                                                                                 Surabaya, Desember 2024

ETIKA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN BERPIKIR POSITIF DALAM BERKOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MODERN YANG DIIKUTI DENGAN PENGEMBANGAN DIGITALISASI

Perbedaan dalam Berkomunikasi antara Era 90an dan Era Gen-Z

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan sosial manusia. Dengan perkembangannya teknologi dan perubahan sosial, cara kita berkomunikasi juga mengalami perubahan yang signifikan. Jika kita membandingkan komunikasi di era 90an dengan era Gen-Z[1], ada sejumlah perbedaan mencolok yang mencerminkan perubahan zaman. Pada era 90an, komunikasi umumnya masih bersifat tradisional dan lebih mengandalkan media seperti surat, telepon rumah, dan percakapan langsung. Penggunaan teknologi terbatas pada telepon genggam yang masih sangat sederhana, dan internet baru mulai berkembang. Media sosial seperti yang kita kenal sekarang belum ada, sehingga komunikasi lebih bersifat tatap muka atau lewat pesan singkat. Sementara itu, pada era Gen-Z, komunikasi telah berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Generasi ini tumbuh dengan internet, media sosial, dan perangkat pintar (smartphone) sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Aplikasi pesan instan, media sosial, dan platform berbagi konten memungkinkan komunikasi terjadi secara lebih cepat dan global (melibatkan teks, gambar, suara, dan video). Selain itu, komunikasi sering kali bersifat lebih informal dan penuh ekspresi visual, seperti emoji, GIF, dan meme.

 

Berpikir Positif dalam Berkomunikasi: Kunci Harmoni dan Efektivitas

Berkomunikasi adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan kerja, keluarga, maupun sosial, komunikasi menjadi sarana utama untuk berbagi informasi, menjalin hubungan, dan menyelesaikan masalah. Namun, keberhasilan komunikasi tidak hanya bergantung pada kemampuan berbicara atau mendengarkan, melainkan juga pada pola pikir yang mendasarinya. Salah satu pola pikir yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi adalah berpikir positif.

 

Tantangan dalam Berkomunikasi di Era Modern 

Era digital menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga membawa sejumlah tantangan dalam berkomunikasi antar sesama. Beberapa tantangan utama antara lain:

Kesulitan dalam Membangun Kedekatan Secara Emosional: Kesulitan dalam membangun kedekatan emosional sering terjadi saat kita berkomunikasi lewat pesan teks, seperti melalui aplikasi (WhatsApp,  

  1. Facebook, Instagram, Snapchat dll). Hal ini karena emosi yang kita sampaikan lebih sulit dipahami dibandingkan saat berbicara langsung. Ekspresi non-verbal, seperti bahasa tubuh dan intonasi suara, tidak bisa terlihat dalam komunikasi online, yang bisa membuat pesan kita mudah disalahpahami oleh penerima pesan.
  2. Informasi Berlebihan (Information Overload): Di era digital, kita menerima begitu banyak informasi dengan cepat. Hal ini sering membuat kita kesulitan untuk memilih mana yang benar-benar penting, sehingga bisa mengurangi efektivitas komunikasi.
  1. Kecanduan Smartphone : Meningkatnya penggunaan media sosial, game dan platform digital lainnya dapat menyebabkan orang cenderung lebih fokus pada perangkat mereka daripada berinteraksi langsung dengan orang di sekitar mereka. Ini dapat mengganggu kualitas hubungan sosial.
  2. Isu Privasi dan Keamanan Data: Masalah privasi dan keamanan data sering muncul dalam komunikasi digital. Penggunaan media sosial atau aplikasi pesan instan bisa saja membuat informasi pribadi tersebar tanpa izin.
  3. Maraknya Polarisasi[1] Sosial dan Berita Palsu (Fake News / Hoax): Media sosial sering kali memperburuk polarisasi sosial dan penyebaran berita palsu. Konten yang ditampilkan biasanya diatur oleh algoritma sesuai dengan minat kita, sehingga bisa memperkuat bias dan membatasi sudut pandang terhadap berbagai isu.

 

Tips dan Trik dalam Menerapkan Etika Komunikasi yang Baik di Era Digital

Untuk dapat berkomunikasi dengan efektif dan etis di era digital, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Jaga Kesopanan dalam Berkomunikasi: Komunikasi digital, meskipun sering menggunakan bahasa informal, tetap membutuhkan sopan santun. Hindari penggunaan bahasa kasar, merendahkan, atau penggunaan huruf kapital secara berlebihan (capslock) yang bisa disalahartikan oleh penerima pesan. Gunakan tanda baca dengan tepat dan selalu berusaha menghormati pendapat orang lain meskipun berbeda.

2. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas: Saat ini, dengan kemudahan teknologi, komunikasi menjadi semakin cepat dan praktis. Namun, hal ini sering membuat kita terjebak dalam percakapan yang kurang penting atau sekadar membuang waktu dengan terus-menerus memeriksa notifikasi. Akibatnya, kita bisa kehilangan fokus dan energi untuk hal-hal yang benar-benar penting. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga komunikasi agar tetap bermakna dan efektif, dengan memastikan topik yang dibahas relevan dan bermanfaat. Selain itu, cobalah untuk menghindari membanjiri diri dengan informasi yang tidak perlu, agar pikiran tetap jernih dan produktivitas terjaga. 

3. Perhatikan Konteks dan Tanggapan:Karena komunikasi digital cenderung lebih cepat, sering kali kita tidak cukup memberi waktu untuk merenung sebelum memberi tanggapan. Hal ini bisa menyebabkan salah paham. Pastikan untuk membaca pesan dengan teliti, dan beri respons yang tepat serta empatik.

4. Manfaatkan Media Sosial dengan Bijak: Sebagai alat komunikasi yang sangat powerful, media sosial harus digunakan dengan bijak. Pastikan kita menggunakan platform ini untuk tujuan yang positif, seperti berbagi pengetahuan, mendukung gerakan sosial yang baik, dan membangun hubungan yang konstruktif.

5. Hindari Komunikasi yang Berpotensi Merugikan Orang Lain: Sebelum membagikan sesuatu, pertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh pesan tersebut, baik itu berupa informasi yang salah, penghinaan, atau kritik yang tidak membangun.

Pengaruh Perkembangan Digitalisasi terhadap Pengembangan Kepribadian dalam Berkomunikasi

Perkembangan teknologi digital tidak hanya memengaruhi cara kita berkomunikasi, tetapi juga berdampak pada pengembangan kepribadian dalam berinteraksi. Beberapa dampak positif dan negatif yang muncul antara lain:

1.Kreativitas dalam Ekspresi Diri: Di era digital, kita memiliki banyak saluran untuk mengekspresikan diri, baik melalui teks, gambar, video, maupun media interaktif lainnya. Hal ini memberikan kesempatan bagi individu untuk lebih kreatif dalam menyampaikan pesan dan memperlihatkan kepribadiannya kepada orang lain

2. Kemampuan Beradaptasi dengan Teknologi: Penggunaan berbagai platform digital membantu kita untuk lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Generasi muda yang terbiasa dengan teknologi memiliki kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan komunikasi yang dinamis dan terus berkembang.

3. Kehilangan Keterampilan Sosial Tradisional: Terlalu banyak berkomunikasi melalui platform digital dapat mengurangi keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam interaksi tatap muka. Beberapa individu, terutama yang lebih muda, mungkin kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang mendalam karena kurangnya pengalaman dalam berkomunikasi langsung.

4. Pengaruh pada Kesehatan Mental: Interaksi sosial dunia maya sering kali melibatkan perbandingan diri dengan orang lain, yang bisa memicu perasaan cemas, rendah diri, atau depresi. Pengaruh negatif ini bisa membentuk cara pandang kita terhadap diri sendiri dan orang lain, menghambat pengembangan kepribadian yang sehat.

5.  Penguatan Identitas Kolektif: Teknologi digital memungkinkan terbentuknya komunitas online dengan minat yang sama, yang dapat memperkuat rasa memiliki dan identitas kolektif. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan perasaan terasing bagi mereka yang tidak terhubung dalam kelompok-kelompok tertentu.

Tips And Trik Menerapkan Berpikir Positif dalam Komunikasi

  1. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah : Ketika menghadapi tantangan, arahkan percakapan pada pencarian solusi daripada memperdebatkan kesalahan.
  2. Gunakan Bahasa yang Baik : Pilih kata-kata yang membangun dan hindari nada yang menyerang atau merendahkan. Misalnya, daripada berkata, "Kamu selalu salah," lebih baik katakan, "Mari kita cari cara untuk memperbaiki ini bersama."
  3. Berlatih Mendengarkan Lawan Bicara : Dengarkan lawan bicara dengan penuh perhatian, tanpa tergesa-gesa memberikan tanggapan atau menyela. Ini menunjukkan penghargaan terhadap pandangan mereka.
  4. Berikan Apresiasi : Akui kontribusi atau pendapat lawan bicara, meskipun berbeda dengan pandangan Anda. Sikap ini menciptakan suasana saling menghormati.
  5. Kelola Emosi Hindari membawa emosi negatif ke dalam percakapan. Jika perlu, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum berbicara.

 

Kesimpulan

Berkomunikasi di era digital membawa banyak kemudahan, tetapi juga tantangan tersendiri. Perbedaan signifikan antara cara berkomunikasi di era 90an dan era Gen-Z mencerminkan betapa pesatnya perubahan teknologi yang mempengaruhi cara kita berinteraksi. Tantangan seperti kesulitan membangun kedekatan emosional, informasi berlebihan, dan masalah privasi menjadi perhatian utama. Namun, dengan menerapkan etika komunikasi yang baik, seperti menjaga kesopanan dan memperhatikan konteks percakapan, kita bisa memaksimalkan manfaat teknologi dalam berkomunikasi.

Berpikir positif dalam komunikasi adalah keterampilan yang dapat dilatih dan memberikan banyak manfaat. Dengan pola pikir ini, kita dapat menciptakan percakapan yang lebih harmonis, membangun hubungan yang kokoh, dan mencapai hasil yang lebih efektif. Mulailah dengan langkah kecil, seperti mengubah cara berpikir dan berbicara sehari-hari, dan rasakan perbedaan besar dalam kualitas komunikasi Anda.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun