Mohon tunggu...
KUMALA MIFTAKHULJANNA
KUMALA MIFTAKHULJANNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

how to berfikir positif dalam berkomunikasi antar sesama

28 Desember 2024   12:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   12:30 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berpikir Positif dalam Berkomunikasi: Kunci Harmoni dan Efektivitas

Berkomunikasi adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan kerja, keluarga, maupun sosial, komunikasi menjadi sarana utama untuk berbagi informasi, menjalin hubungan, dan menyelesaikan masalah. Namun, keberhasilan komunikasi tidak hanya bergantung pada kemampuan berbicara atau mendengarkan, melainkan juga pada pola pikir yang mendasarinya. Salah satu pola pikir yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi adalah berpikir positif.

 

Tantangan dalam Berkomunikasi di Era Modern 

Era digital menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga membawa sejumlah tantangan dalam berkomunikasi antar sesama. Beberapa tantangan utama antara lain:

Kesulitan dalam Membangun Kedekatan Secara Emosional: Kesulitan dalam membangun kedekatan emosional sering terjadi saat kita berkomunikasi lewat pesan teks, seperti melalui aplikasi (WhatsApp,  

  1. Facebook, Instagram, Snapchat dll). Hal ini karena emosi yang kita sampaikan lebih sulit dipahami dibandingkan saat berbicara langsung. Ekspresi non-verbal, seperti bahasa tubuh dan intonasi suara, tidak bisa terlihat dalam komunikasi online, yang bisa membuat pesan kita mudah disalahpahami oleh penerima pesan.
  2. Informasi Berlebihan (Information Overload): Di era digital, kita menerima begitu banyak informasi dengan cepat. Hal ini sering membuat kita kesulitan untuk memilih mana yang benar-benar penting, sehingga bisa mengurangi efektivitas komunikasi.
  1. Kecanduan Smartphone : Meningkatnya penggunaan media sosial, game dan platform digital lainnya dapat menyebabkan orang cenderung lebih fokus pada perangkat mereka daripada berinteraksi langsung dengan orang di sekitar mereka. Ini dapat mengganggu kualitas hubungan sosial.
  2. Isu Privasi dan Keamanan Data: Masalah privasi dan keamanan data sering muncul dalam komunikasi digital. Penggunaan media sosial atau aplikasi pesan instan bisa saja membuat informasi pribadi tersebar tanpa izin.
  3. Maraknya Polarisasi[1] Sosial dan Berita Palsu (Fake News / Hoax): Media sosial sering kali memperburuk polarisasi sosial dan penyebaran berita palsu. Konten yang ditampilkan biasanya diatur oleh algoritma sesuai dengan minat kita, sehingga bisa memperkuat bias dan membatasi sudut pandang terhadap berbagai isu.

 

Tips dan Trik dalam Menerapkan Etika Komunikasi yang Baik di Era Digital

Untuk dapat berkomunikasi dengan efektif dan etis di era digital, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Jaga Kesopanan dalam Berkomunikasi: Komunikasi digital, meskipun sering menggunakan bahasa informal, tetap membutuhkan sopan santun. Hindari penggunaan bahasa kasar, merendahkan, atau penggunaan huruf kapital secara berlebihan (capslock) yang bisa disalahartikan oleh penerima pesan. Gunakan tanda baca dengan tepat dan selalu berusaha menghormati pendapat orang lain meskipun berbeda.

2. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas: Saat ini, dengan kemudahan teknologi, komunikasi menjadi semakin cepat dan praktis. Namun, hal ini sering membuat kita terjebak dalam percakapan yang kurang penting atau sekadar membuang waktu dengan terus-menerus memeriksa notifikasi. Akibatnya, kita bisa kehilangan fokus dan energi untuk hal-hal yang benar-benar penting. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga komunikasi agar tetap bermakna dan efektif, dengan memastikan topik yang dibahas relevan dan bermanfaat. Selain itu, cobalah untuk menghindari membanjiri diri dengan informasi yang tidak perlu, agar pikiran tetap jernih dan produktivitas terjaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun