Mohon tunggu...
Gino Makusuci
Gino Makusuci Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Praktisi Hukum

TERKADANG DENGAN MENULIS MAMPU MENGUCAPAKAN ISI HATI YG TAK SANGGUP DISAMPAIKAN OLEH PERKATAAN. TERKADANG DENGAN MENULIS ADALAH JALAN UNTUK MENCAPAI KESEMPURNAAN TERHADAP SUATU PEMAHAMAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Public Speaking

9 Juli 2017   01:50 Diperbarui: 9 Juli 2017   03:05 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang Mari kita ilustrasikan permasalahan ini kedalam sebuah cerita sederhana agar menjadi mudah untuk dicerna. Seorang pelajar anggap saja namanya Zia. Zia adalah anak yang sangat rajin, disiplin serta sangat tekun dalam belajar. Setiap malam dia selalu belajar serta tak lupa selalu mengerjakan soal-soal latihan yang kemungkinan besar akan dihadapi keesokan harinya.

 Pada malam harinya Zia selalu juga mengerjakan contoh-contoh soal latihan yang ada dalam buku yang dia pelajari. 1,2,3,4 bahkan sampai 10 soal test dia coba kerjakan dengan jenis, serta varian soal tes yang berbeda. keesokan harinya ketika diruang kelas secara tiba-tiba gurunya menunjuk Zia untuk maju kedepan kelas dan diminta untuk mengerjakan, menjawab serta menjelaskan soal latihan No 1 didepan teman-temannya. Pada saat situasi seperti ini saya yakin Zia akan tampil dengan gagah berani dengan penuh kepercayaan diri tingkat tinggi dan saya yakin bahwa Zia akan mampu menyelesaikannya dengan sangat baik. 

Karena apa? karena dia sudah mempersiapkan konsep serta cara menjawab pertanyaanya. Bahkan untuk soal tes no 2, 3, 4 dan seterusnya. Ilustrasi cerita sederhana inilah yang disebut dengan konsep persiapan yang matang. Konsep persiapan yang matang seperti ini sebenarnya merupakan salah satu stok amunisi cadangan yang siap kapan saja akan digunakan.

Mengerjakan soal tes 1,2,3,4 dan seterusnya sebenarnya merepresentasikan  janis  naskah, serta konsep pidato dengan varian yang berbedah yang harus dipersipakan dalam memory kita. Apakah maksudnya dengan meghafal  seluruh jenis pidato tersebut ? " tentu saja tidak " tugas kita hanya memahami konsep-konsep serta inti dari pidato-pidato tersebut. Pelajari garis besar dari setiap jenis pidato tersebut, pilihlah jenis pidato yang menurut kita itu adalah pidato yang terbaik entah itu pidato pernikahan, entah itu pidato dalam rangka acara kematian, ataupun syukuran  yang terpenting adalah pelajari, baca dan membaca secara kontinyu serta pahami garis-garis besar dan hal-hal penting yang memang harus disampaikan.

Kembali saya ilustrasikan begini. Saat kita datang ke suatu acara, tiba-tiba anda diminta untuk tampil ke atas panggung untuk menyanyikan satu buah lagu. Dalam situasi sperti ini sangat kecil kemungkinan kita menerima panggilan tersebut tanpa adanya persiapan terlebih dahulu kecuali kita menggunakan catatan. Persiapan apa yang saya maksud?, persiapan yang saya maksud disini adalah setidaknya ada satu lagu yang memang benar-benar sudah kita hafal  dan fahami sehingga kita mampu menyanyikan lagu dengan baik. Saat bernyanyi kita tidak mesti menggunakan kata-kata sebagai mana yang kita hafal. 

Boleh saja kita mengubah dan menggantinya dengan  kata-kata yang lain yang terpenting tidak mengubah nada serta irama lagunya. Pidatopun begitu tidak berbeda dengan menyanyi di atas panggung keduanya dapat dikatakan proses komunikasi verbal, hanya menyanyi menggunakan cengkok, irama, nada dan note tertentu sedangkan pidato tidak diharuskan sekomplit itu. Kedua proses komunikasi verbal ini sama-sama membutuhkan persiapan kata-kata hafalan yang harus disampaikan/dinyanyikan. Saya kembali menekankan kembali disini bahwa bukan menghafal kata demi kata dari setiap konsep yang kita buat tapi, hafalkanlah garis besar yang memang penting yang harus disampaikan kemudian kembangkanlah  Konsep dan kata-kata yang kita hafal tadi dalam bentuk improvisasi yang situasional.  

Suatu ketika kita hadir diacara kematian, pernikahan ataupun acara lainnya dan tiba-tiba kita diminta untuk memberikan kata sambutan, kita sudah memiliki amunisi simpanan yang sudah siap ditembakan. Jenis konsep persiapan seperti ini Terlihat sulit memakan waktu dan tenaga. Namun, inilah salah satu konsep dan strategi yang cukup baik untuk pembicara pemula. Ya, anggap saja setelah kita membaca tulisan ini kita memiliki segudang jadwal padat, dan dari setiap jadwal undangan padat itu kita adalah pembicaranya. Jadi satu satunya cara ampuh untuk mengatasi permasalahan itu adalah mempersiapkan konsep dan strategi sedini mungkin.  

Mempersiapakan Konsep serta strategi sedini mungkin merupakan proses pembelajaran bagi pembicara pemula yang benar-benar harus dilakukan. Hal yang perlu diingat adalah tidak ada proses instan untuk menjadi seorang yang sukses. Semua membutuhkan perjuangan, kerja keras, komitmen dan keberanian dalam mengambil keputusan. Pisau tidak akan langsung tajam hanya dengan satu kali diasah perlu berkali kali asahan untuk membuat sebuah pisau yang luar biasa tajam.  Begitu juga dengan public speaking. Gunakanlah asahan pertama dengan asahan yang terbaik sehingga hasilnya menakjubkan.  "Just do it"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun