Allah SWT beberapa kali memakai kata "waktu" sebagai awal sumpahnya, misalnya surat al Asr, Allah bersumpah: "Demi Masa!". Ini membuktikan betapa mulianya kedudukan "waktu" dalam siklus kehidupan universal. "Lorong waktu", sebuah sistem yang masih misterius dan hingga kini menjadi perdebatan di kalangan saintis. Kesimpulan mereka variatif dan semuanya belum mutlak! Rasulullah SAW, dan para Rasul/Nabi dikisahkan dalam kitab Suci pernah memasuki apa yang diistilahkan ilmuwan sebagai "lorong waktu". Namun, bagi saya di dunia fana ini, tetap saja lebih baik berpegang pada Surat Al Asr, yang intinya kita akan merugi bila tidak memanfaatkan hidup ini untuk hal-hal yang sesuai dengan tuntunan Agama! "Waktu" mungkin saja bisa memang membeku alias diam tak bergerak, itu terjadi kelak saat kita sudah memasuki alam Akhirat! Surga dan Neraka adalah keabadian yang dijanjikan-Nya! Kendati demikian, terjadinya fenomena seperti peristiwa yang dialami oleh Kapten kapal Titanic, Smith dan penumpangnya Wenny Kathe, dapat menjadi alasan (bukan pembuktian mutlak!) bahwa ada sistem waktu yang terpisah dari sistem kefanaan dunia nyata kita. Tapi, inipun hanya khusus untuk mereka yang mengalaminya dan berdampak langsung hanya pada mereka. Bagi manusia awam, bila menemukan seseorang yang mengaku dari dunia masa silam, atau seseorang dari masa sekarang tiba-tiba pernah mengalami keghaiban masa lalu, maka kita akan menganggap orang itu sudah stress, mengalami depresi, sakit jiwa, bahkan gila! Akan tetapi, seandainya kita mau berpikir bukan hanya dengan logika ilmiah, namun dengan logika spiritual yang religius dan magis, niscaya akan ditemukan jawaban misteri ketidak-normalan sebuah peristiwa. Logika spiritual dan magis, berbasis dari agama dan keyakinan seseorang. Dalam area ini, dituntut nilai-nilai iman yang istiqomah dan tawaddhu, terlepas dari keinginan untuk membenarkan pendapat sendiri. Hukum alam (sunnatullah) yang tertulis di kitab Suci maupun yang terbuka benderang di alam semesta adalah kesatuan yang tidak akan terpisahkan sekaligus tak terbantahkan. Bila sesuatu masih menjadi perdebatan, itu karena pembuktiannya belum eksak. Manusia, dari masa ke masa sedang berproses untuk menuju pembuktian material yang menurut matematika adalah pasti, namun sesungguhnya apa yang ditemukan dan dipastikan oleh logika manusia, hanya terbatas pada fakta yang fana, substansinya tetap saja sangat relatif! Mustahil Kembali ke Masa Lalu Pada tahun 1970 seorang penumpang jet 727, dikabarkan menghilang selama 10 menit dalam penerbangannya ke Bandara Internasional Miami. Para penumpang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi akhirnya mereka percaya setelah melihat jam tangan mereka, jam menunjukkan lebih lambat 10 menit. Para ahli menjelaskan ," ada periode "hilang", waktu "berhenti", atau dengan kata lain, "waktu dapat menarik kembali ". Cerita lain menjelaskan, sebuah koin modern ditemukan di kuil kuno Mesir yang berusia 4000 tahun. Sebuah koin perak modern yang belum beredar, terkubur bersama di dasar kuil dewa matahari. Saat itu sebuah tim arkeologi dari Perancis tiba di tepi sungai Nil untuk melakukan penelitian ilmiah. Mereka menemukan reruntuhan dan menggalinya. Tak disangka para arkeolog menemukan sebuah koin perak. Tapi anehnya, itu bukan koin kuno orang Mesir tetapi koin orang Amerika. Dan semakin aneh bahwa koin tersebut bukan dari Amerika kuno namun berasal dari Amerika masa kini. Koin bernilai 25 sen dalam kondisi membatu dan belum pernah dipublikasikan sama sekali. Sampai saat ini para ilmuwan masih bingung. Bagaimana bisa koin itu ditemukan di kuil kuno Mesir? Laporan rahasia dari NATO pada tahun 1982 juga menceritakan perihal rahasia ruang dan waktu. Dalam sebuah pelatihan terbang di Eropa Timur, pilot mereka melihat ratusan dinosaurus di depan matanya. Tiba-tiba saja pilot tersebut tiba di dataran Afrika prasejarah. Pilot juga mengalami hal yang sama ketika ruang dan waktu membawanya kembali ke perang Jerman selama perang dunia II. Tetapi dalam semenit kemudian ia kembali ke kenyataan. Benarkah?! Jika teori kembali ke masa lalu itu terjadi dalam sitem waktu di alam fana dalam sistem waktu kita, tentu saja akan mustahil. Apa pun yang terjadi di alam semesta berlangsung sesuai dengan hukum alam. Terjadi sedikit saja selisih waktu edar sebuah benda angkasa, baik itu planet yang di galaxi Bima Sakti maupun yang berada jauh sekali dari galaxi kita, pasti akan berpengaruh sangat besar terhadap keutuhan dan kelangsungan universal. Dalam Kitab Suci dijelaskan, bahwa setiap manusia di dunia fana ini, kelak kemudian hari, tatkala wujud kasar kita sudah berubah menjadi wujud halus dalam bentuk ruh, akan dapat melihat apa yang telah dilakukannya semasa berjaya di dunia. Tapi bukan kembali ke masa lalu! Kita terus beranjak ke masa depan meskipun hanya seper-sekian detik!!! Kembali ke masa lalu adalah hal yang paling mustahil untuk dilakukan. Sekalipun secara teoritis, bukan sesuatu yang tidak mungkin sebagaimana Albert Einstein mengatakan, “Waktu dan ruang dapat mengalami modifikasi. Ruang dapat dipersingkat dan waktu dapat menjadi lebih lambat.” Menurut teori Einstein ini, waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam kecepatan cahaya. Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300.000 km/detik, maka ruang bisa diperpendek, dan waktu bisa diperlambat. Teori ini tak bisa dijadikan landasan untuk memastikan bahwa kita bisa kembali ke masa lalu! Bayangkan, berapa jarak antara masa lalu dengan masa sekarang...?! Usaha untuk mengejar masa lalu tetap saja memerlukan waktu dan itu berarti kita sudah meninggalkan masa lalu, kendati hanya seper-sekian detik!!! Fenomena alam yang memberikan pengalaman pada berberapa sosok tertentu untuk melihat peristiwa di masa lalu, hanya dapat dilakukan setelah yang bersangkutan melalui berbagai dimensi spiritual dan religius. Para Nabi dan Rasul, tidak begitu saja -lahir-besar-dewasa- kemudian menjadi Nabi/Rasul Allah. Namun di antara masa pendewasaan tersebut, sosok-sosok ini sudah terlebih dahulu digembleng -atau katakanlah menggembleng diri sendiri- dengan kehidupan yang mengarah pada pencerahan bathiniah. Sehingga pada level tertentu, mereka pun memiliki kemampuan lebih dari manusia biasa. Kesimpulannya, seseorang dapat merasakan bahwa "waktu" yang dia miliki/rasakan bisa saja tiba-tiba mandeg/diam/tak bergerak; atau seseorang bisa saja menyaksikan gambaran peristiwa masa lalu, tapi dalam dimensi yang berbeda dengan kefanaan kita. Akan tetapi, waktu tetap saja beranjak, dan kita tidak akan bisa kembali ke masa lalu, apa lagi untuk merubah apa yang telah terjadi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H