Partai final Piala Dunia 2010 saya prediksi akan berlangsung menarik. Belanda maupun Spanyol sama-sama akan menyuguhkan sepakbola menyerang. Namun, dengan memperkuat lini tengahnya, Spanyol akan berusaha untuk menahan serangan Belanda. Di sisi lain, dengan lini depannya yang ovensif , saya sangat yakin Tim Matador akan berhasil mendobrak pertahanan Tim Oranye.Belanda yang meraih poin sempurna pada babak penyisihan grup nampaknya berambisi memperpanjang rekor mereka. Setelah menghempaskan bekas juara dunia, Brasil dan Uruguay, kini Tim Oranye optimistis menumbangkan Spanyol. Wesley Sneijder dan kawan-kawan yang haus gelar siap tarung habis-habisan. Saya melihat, kepercayaan diri dari para pemain Belanda ini akan membuat mereka terjerembab dalam emosi yang tak terkendali.
Sementara Tim Matador yang dalam tiga tahun belakangan menunjukkan konsistensinya di setiap turnamen, akan menyuguhkan permainan menyerang. Penguasaaan dan aliran bola yang apik, umpan-umpan datar ditambah kecepatan dan keterampilan individu bakal jadi senjata andalan Spanyol. Seperti juga Belanda, La Furia Roha -julukan Spanyol- ingin menorehkan sejarah baru.
Sepanjang perhelatan piala dunia, baru pertama kalinya Spanyol lolos final. David Villa dan kawan-kawan berambisi untuk menyandingkan gelar juara Eropa pertamanya di tahun 2008 dengan gelar juara dunia. Pasukan asuhan Vicente del Bosque ini siap mematahkan kincir-kincir Belanda.
Partai final ini juga akan menjadi persaingan berburu top skor piala dunia antara David Villa dan Sneijder yang masing-masing mengemas lima gol. Selain mencatatkan juara baru, Piala Dunia 2010 juga menjadi yang pertama bagi tim Eropa merebut juara dunia di luar benuanya.
Bagaimanapun hebatnya Tim Oranye, saya akan tetap menjagokan Spanyol. Walapun anak saya, Ibarahim Maksum Amrullah, yang duduk di kelas I SMAN 2 Karangan, Trenggalek (Jatim) yang juga hobby bermain bola, menjagokan Belanda. Apabila kemarin-kemarin saya kalah melawan anak saya ini -saya menjagokan Brasil dan Argentina- itu hanya karena sentimen phsikologis pada Tim negara kapitalis; ternyata jago anak saya yang notabene tidak memfavoritkan tim Latino, menang telak.
Saya menjagokan Spanyol bukan karena Paul sang Gurita peramal telah memilih Spanyol. Kali ini, saya mempergunakan perhitungan mantab dengan menelusuri perjalanan Tim Matador selama berkiprah di benua Eropa dalam kurun waktu 3 tahun belakangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H