Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur terkenal subur. Hal ini ditunjukan dengan hasil alam yang berlimpah. Pada tanah Adonara, tumbuh subur berbagai tanaman sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman produktif lainnya.
Sayur sawi, daun singkong, kangkung, daun labu, kol, labu jepang hijau, daun kelor adalah sayur yang mendominasi di Pasar Inpres Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur (Flotim). Sementara buah lokal yang paling menonjol adalah buah pisang dan pepaya. Buah pisang pun terbilang laris manis di pasaran. Dari Pulau Adonara, berbagai jenis pisang didrop dan dijual di Pasar Larantuka.
Kota Larantuka dikenal dengan kota kecil terhimpit oleh Gunung Ile Mandiri dan Laut Flores. Keadaan alam inilah, membuat orang Larantuka, tidak bisa mengembangkan lahan membudidayakan sayuran ataupun buah.
Dalam kondisi "terjepit" ini, jalan satu-satunya adalah membeli. Pasar Inpres Larantuka menjadi titik pertemuan penjual dan pembeli di Kota Larantuka.Â
Orang dari seberang Pulau Adonara sebagai penjual dan Orang Larantuka sebagai pembeli atau konsumen. Sayur dan buah yang dipetik di Pulau Adonara, mendarat dan dijual di Pulau Flores, Kota Larantuka.
Ibu-ibu Adonara
Ibu -ibu Adonara terbilang tangguh dan berani. Selain dapat menjadi seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan anak, ia juga tampil dan mengambil peran sebagai pencari nafkah di keluarga. Ia bisa tampil menjadi tulang punggung dalam keluarga.
Jarang ditemukan, seorang pria Adonara, duduk di pasar dan menjajakan jualannya. Sebaliknya, justru yang mendominasi adalah para ibu. Melalui kegigihan, ketekunan dan keuletan, mereka mampu mendatangkan keuntungan untuk keluarga.
Pagi-pagi buta, mereka sudah bangun, bergegas menyiapkan barang bawaan. Jarak yang jauh dari rumah ke pelabuhan membuat mereka harus bergerak cepat. Berburu waktu, mengejar jadwal kapal dan memastikan untuk bertemu dengan pelanggan tepat pada waktu yang telah disepakati bersama.
Setiap hari mereka lakukan itu. Pagi ke Kota Larantuka, dan sorenya kembali ke Adonara. Dua kali dalam sehari mengarungi lautan.Â
Pekerjaan yang tidak mudah dilakukan bagi seorang wanita. Tetapi mereka jalankan itu dengan senang hati dan penuh kegembiraan.Â
Bangga terhadap dedikasi tulus ini, bahwa untuk bisa makan, harus bekerja keras. Sebuah pembelajaran yang luar biasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI