Diskusi antar kreator gerakan. Jurnalis, Pencinta Alam, Seniman dan Penggiat Literasi.Dokumen pribadi.
Budaya apresiasi itu penting dan memiliki nilai positif. Apresiasi memberi energi  baru, juga menambah amunisi dalam mendukung karya seseorang. Lemahnya budaya apresiasi meretakkan semangat dan memupuskan karya.
Orang boleh berkarya hebat, melahirkan inovasi, hingga mampu mengharumkan nama daerahnya, tetapi keberhasilan itu akan bertepuk sebelah tangan, jika kepadanya tidak diberikan apresiasi sepadan. Mereka yang berproses sendiri, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran hingga materi sampai kemudian mempersembahkan prestasi untuk sebuah perubahan, tetapi minim apresiasi adalah bentuk pelemahan.
Lahirnya sebuah karya, tentu berangkat dari olahan pikiran yang mendalam, kegigihan berproses, pengorbanan, ketekunan, dan bertahan dalam kondisi sulit sepanjang perjuangan itu berjalan.
Sangatlah patut, apresiasi dialamatkan kepada mereka yang memilih jalan ini. Berkorban di jalan sepi, namun memiliki kontribusi nilai untuk perubahan.
Penggiat sosial, seniman, pencinta alam, peduli lingkungan, komunitas jurnalis dan fotografer, Â komunitas olahraga, pencinta budaya, penggerak literasi dan ragam komunitas lainnya, adalah mereka yang dengan cara dan perjuangannya telah memberi warna perubahan.
Bergerak karena hobi, peduli karena keprihatinan akan kesenjangan yang dialami dalam lingkungan masyarakat. Tidak digaji menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tidak menggunakan fasilitas negara, tetapi karya mereka membanggakan.
Pada kondisi minimnya apresiasi, sinergi perlu dijalinhidupkan diantara para kreator dan inovator perubahan. Apresiasi tercipta di ruang sinergitas. Saling bertemu, menguatkan, mendukung, dan mengapresiasi karya antara satu dengan yang lain.
Penggiat seni mengapresiasi komunitas pencinta alam. Pencinta budaya mendukung penggerak literasi, komunitas jurnalis menguatkan penggiat sosial, dan sebaliknya. Jika iklim ini tercipta, akan mampu membangkitkan motivasi dalam mendukung karya.
Terciptalah saling suport lintas kreator bidang masing-masing. Hajatan seniman, turut disukseskan komunitas penggiat literasi. Kegiatan penggiat sosial turut diperlancar oleh komunitas pencinta alam. Inilah pemandangan Sinergitas yang diharapkan untuk terus tumbuh, mengkokohkan kreasi dan karya.
Tidak ada sekat, antara komunitas kreator yang satu dengan yang lain. Terciptalah kerja sama yang mendobgkrak pembangunan.Mereka yang bergerak karena hobi. Mereka yang berkorban karena keprihatinan. Mereka yang bergerak karena menginginkan perubahan. Tidak membutuhkan biaya yang besar, fasilitas yang newah, hanya bermodalkan semangat, lahirlah karya hebat.
Profit...? Tidak menjadi ukuran atau pertimbangan utama dalam berkarya. Kepuasaan diperoleh saat apa yang dilakukan membawa dampak positif untuk publik. Tepuk tangan, sudah menjadi bayaran yang memuaskan hati. Seorang yang kreatif tidak akan berhenti berkarya atau mencari alasan. Ia yang selalu melahirkan, kreasi -kreasi yang menginspirasi.
Menghidupkan budaya apresiasi, menciptakan kebiasaan bersinergi, akan melahirkan prestasi fenomenal.Tanpa apresiasi dan sinergi, mimpi melahirkan prestasi itu tidak akan tercapai. Pasti pupus.
Kekuatan apresiasi dan sinergi mampu mendukung prestasi di tingkat daerah hingga kanca nasional. Prestasi yang diraih akan melahirkan ikon daerah. Publik di luar  mengenal daerah kita karena kaya akan prestasi.Prestasi menjadi kekhasan kita.
Penumbuhan iklim prestasi, akan melahirkan iklim lingkungan yang kompetitif. Tidak ditemukan  adanya konfik, tidak ada saling mencurigai, tidak mementingkan diri sendiri dan tidak saling menjatuhkan. Pada meran seperti inu,  akan lahir generasi muda yang mengambil peran terdepan sebagai agen of change.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H