Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema, di tahun 2018 berhasil menerbitkan buku perdananya berjudul "Mata Pena". Buku yang berisi kumpulan puisi dan cerita pengalaman anggota komunitas ini, lahir berkat rutinnya kegiatan literasi yang dilakukan diluar jam sekolah yakni setiap hari Selasa sore dalam setiap pekan.Buku ini pula, berhasil memecahkan rekor sebagai buku pertama, karya siswa di Kabupaten Flores Timur.
Rampungnya tulisan anggota Komunitas yang terdiri dari siswa SMPN 1 Lewolema ini, juga berkat rutinitas mereka mempublikasikan tulisan di Majalah Dinding (Mading) sekolah. Jika kegiatan literasi dijalankan setiap Selasa sore, perampungan karya dan publikasi di Mading dilakukan pada setiap Sabtu pagi di sekolah. Isi tulisan dalam buku sesungguhnya hanya memindahkan isi Mading yang terseleksi.
Cetakan pertama 2018, sejumlah 200 eksmplar habis terbeli pada momentum peluncuran, 31 Oktober 2018 di Aula SMPN 1 Lewolema. Menariknya, 200 eksmplar itu diborong habis oleh pejabat nomor satu di daerah, pejabat nomor dua, Kepala Dinas PKO Flores Timur, dan Kepala Bank NTT.
Apresiasi nyata oleh pejabat daerah tidak hanya sampai disitu. Mikhael Bulet Ruron, Asisten III Setda Flores Timur, yang adalah putra Lewolema, membiayai pencetakan kedua sebanyak 100 eksmplar dari 300eksplar pada cetakan ke dua.
Kesan yang tertanam dalam diri anak bahwa, karya yang mereka lahirkan tidak sia-sia. Manfaatnya langsung dirasakan baik oleh mereka secara pribadi maupun untuk lembaga.
Pelatihan menulis di kalangan siswa dan guru, penciptaan panggung kreasi  seni dan sastra untuk siswa, pendampingan dalam latihan jurnalistik, fotografi, menulis opini, karya ilmiah remaja, dan aktivitas lainnya bermuara pada upaya membudayakan gerakan literasi.
Gerakan luhur ini, tidak boleh dibebankan pada sekolah tertentu, guru tertentu atau hanya segitir komunitas. Karena jika kondisinya demikian, hasil dari gerakan literasi itu sendiri tidak menggembirakan. Butuh komitmen dan kepekaan bersama untuk berjuang dan memberi peran.
Jika pengalaman menulis tidak dibiasakan sejak dini, maka bukan tidak mungkin banyak mahasiswa akan drop out diakhir semester. Kita tentu tidak mengharapkan kondisi seperti itu. Olehnya, gerakan literasi penting. Apresiasi terhadap penulis cilik perlu.
Chisto Langkamau, Kepala Bank NTT, awal tahun 2019, telah memberikan beasiswa pendidikan untuk anak-anak Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema sebanyak 15 orang. Bentuk apresiasi seperti ini akan memotivasi penulis cilik untuk terus menghasilkan karya.
(Maksimus Masan Kian/Penggagas Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H