Di tempat wisata, anak-anak bisa dikelompokkan pada kelas jurnalistik. Bisa disiapkan, pendamping yang memahami dunia jurnalistik.
Tujuannya, adalah anak-anak bisa menulis pengalaman sederhana, saat berekreasi. Hasil karya tulis anak-anak, dapat dipublikasikan pada Majalah Dinding (Mading) di lokasi wisata atau diekpos pada website Dinas Pariwisata di daerah. Selain itu, penulis cilik yang tulisan diseleksi terbaik, diberikan identitas khusus dan tidak dikenakan tatif saat berkunjung ke obyek wisata.
Sama seperti kelas jurnalistik, anak-anak yang memiliki gawai, bisa dikelompokkan pada kelas fotografi. Pengelolah obyek  wisata, menyiapkan pendamping yang memahami dunia fotografi.
Tujuannya adalah, anak-anak bisa didampingi, menjepret keindahan obyek wisata, saat berekreasi. Hasil karya jepretan anak-anak, dapat dipajang di Majalah Dinding (Mading) pada lokasi wisata atau diekpos pada website Dinas Pariwisata di daerah. Selain itu, penulis cilik yang hasil jepretannya diseleksi terbaik, diberikan  identitas khusus dan tidak dikenakan tarif saat berkunjung ke obyek wisata.
Ini, cocok untuk anak -anak PAUD, TK dan SD. Mereka dapat diberi kesempatan untuk melukis dan mewarnai keindahan obyek wisata yang ia kunjungi. Karyanya bisa ditempelkan pada majalah dinding di lokasi wisata.
Jika ruang-ruang kreasi ini diciptakan, maka, tidak saja meningkatkan animo anak-anak untuk datang ke obyek wisata, tetapi menjadi media yang tepat meningkatkan kreativitas mereka. Tidak hanya itu, obyek wisata yang menerapkan ruang-ruang kreasi ini, akan menjadi tempat yang unik dan pilihan favorit wisatawan.
Salah satu indikator perubahan di sebuah daerah adalah, pemerintahnya berani melakukan terobosan yang tidak biasa. Tidak pada umumnya. Berinovasi. Semua sedang bergerak maju lewat inovasi-inovasi hebat. Kita tidak boleh kalah!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H