Mohon tunggu...
Maksimus Abi
Maksimus Abi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi, Widya Sasana, Malang

Pernahkah kita melupakan kenanagan? Tetapi kita telah melupakan Tuhan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semenanjung Asa

10 Oktober 2022   13:07 Diperbarui: 10 Oktober 2022   13:08 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kabut pagi itu bergelayut nun jauh 

Membawa hasrat tukmemilih

Antara Dia dan kamu

Yang selalu hadir dalam setiap waktuku

Embun pagi kian mengambang dan sirna

Melebur bersama angan-angan belaka 

Membawaku berlayar dalam gelombang samudera cinta

Terhanyut dalam Semenanjung asa

Luasnya tanjung cinta yang takterkira

Aku berlayar dengan asa yang teguh

Mengarungi semenanjung asaku

Tuk menggapai tanah harapan yang pasti

Untuk Dia dan kamu

Yang mendiami tanah harapanku

Tinggallah dengan damai 

Menungguku tuktiba di sana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun