PTM Mengembalikan Para Siswa dari Dunia Maya ke Dunia Nyata
Malang-Pembelajaran Tatap Muka (PTM) disambut baik oleh pihak sekolah se-kota Malang. Takterkecuali  Sekolah Menengah Atas Katolik Frateran telah melakukan PTM sejak tanggal 18 Juli 2022. PTM yang telah berjalan kurang lebih tiga minggu ini menjadi momen yang pas untuk membawa kembali para siswa ke dunia nyata.Â
Seperti yang diungkapkan oleh Frater Maria Adrianus, BHK, selaku Kepala Sekolah SMAK Frateran. Bahwa "Sekolah harus menyadarkan dan mengembalikan para siswa dari dunia maya ke dunia nyata".Â
PTM telah berjalan namun para siswa masih merasa asing dan terasing di sekolah. "Para siswa merasa canggung dan enggan untuk berinteraksi dengan teman dan guru" ungkap Adrianus. Lebih lanjut, PTM menjadi hal yang traumatis bagi para orang tua murid. Karena itu banyak orang tua yang masih takut dan tidak mengizinkan anaknya ke sekolah.Â
Menanggapi dampak traumatis orang tua, pihak sekolah tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan demi membangun kepercayaan orang tua murid. Salah satu diantaranya " Edukasi cara hidup sehat kepada para murid dan menghindari penyebaran berita tentang perkembangan pandemi Covid-19 yang belum tentu benar" tegas Adrianus.Â
Selain upaya untuk mendapatkan kepercayaan dari orang tua murid, pihak sekolah juga berupaya untuk membuat para siswa merasa aman dan nyaman. Hal-hal yang dilakukan diantaranya: "Melakukan pembinaan secara jasmani dan rohani selama dua minggu. Pembinaan rohani diberikan oleh para frater BHK sedangkan pembinaan jasmani ditangani oleh anggota TNI" ungkap Kepsek SMAK Frateran.Â
Kegiatan pembinaan yang diadakan pihak sekolah bertujuan untuk menyadarkan para siswa bahwa perlu memiliki optimisme bahwa segalanya akan berjalan baik, Juga, mau meyakinkan orang tua murid bahwa saatnya kita bangkit bersama untuk memulai hidup dengan semangat baru.Â
Sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang guru SMAK Frateran bahwa pihak sekolah tidak berjalan sendiri tetapi melibatkan berbagai pihak termasuk orang tua murid.Â
Menyambut PTM, sebagian  besar siswa merasa bahagia. "Aku merasa sangat senang karena dapat berjumpa dengan teman-teman dan dapat belajar dengan lebih baik" terang Jonathan, salah seorang murid kelas XI IPS. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pembelajaran secara daring membuatnya tidak fokus dalam belajar.Â
Apalagi gangguan jaringan internet turut mempengaruhi mood dalam menerima pelajaran. Di pihak lain, "PTM membuat kami dapat berdinamika dan belajar bersama" ungkap Mishel.Â
Keceriaan para siswa menunjukkan optimisme mereka dalam menyambut PTM. Mereka saling memotivasi untuk tetap semangat belajar. Juga, kegiatan ekstrakurikuler yang akan berlangsung minggu yang akan datang disambut antusias oleh para murid. Kuota pendaftaran beberapa kegiatan tersebut diserbu para murid. Terutama kegiatan olahraga seperti basket ball  dan kursus bahasa asing seperti bahasa Jepang dan Mandarin.Â
PTM membawa kembali para murid dari dunia tipu-tipu ke dunia sebenarnya. Jika waktu pembelajaran secara daring membuat mereka berleha-leha maka kini mereka harus berjuang untuk serius. "PTM membuatku terbangun dari tidur panjang selama ini" ungkap Fany siswi kelas xii IPA.Â
Kini para siswa harus berjuang menahan kantuk dan sebagainya karena kegiatan pembelajaran berlangsung dari pagi hingga sore hari. Namun, ia sadar bahwa inilah duniaku yang sebenarnya. "PTM membawaku kembali ke dunia nyata" tambah Fany.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H