Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mafia Jagung

19 Januari 2020   21:40 Diperbarui: 19 Januari 2020   21:50 2796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perjalanan,  kami membicarakan dengan istri bagaimana mencari dana tunai untuk pembayaran.  Bila pembayaran memakai BG/ cheque tidak masalah.  Karena, kami punya rekening giro perusahaan saya sendiri.

Yg jadi masalah,  uang tunai besar dalam waktu dekat.  Planning pertama,  saya bisa hubungi teman teman dekat kategori pemodal.  Saya butuh hanya dua minggu,  dia bisa buka fee 1 sd 2% karena tidak sampai sebulan.

Ketika barang sudah diterima pabrik dan pabrik pun buka BG dua minggu. Gantian saya buka BG ke teman dua minggu itu jaminan saya.

Kata mentor bisnis saya,  lebih baik utang di bank dengan jaminan aset dibanding utang ke teman. Karena utang ke teman,  catatannya sampai mati. Utang budi. Bila gagal bayar,  bisa jadi viral ke teman teman kalau kita belum bayar utang. Tapi tidak semuanya seperti.

Bila utang di bank itu betul betul profesional.  Bank beri utang tidak masuk kategori utang budi. Bila kita gagal bayar, juga nama kita tidaj jadi viral.  Paling aset kita disita.

Saya pilih nanti utang di bank dengan jaminan aset.  Itu pilihan terakhir saya.

Sekitar pukul 17.00, kami tiba di Jalan Raya Wringin, yakni pertigaan yang lurus ke Situbondo dan belok kanan ke Bondowoso melalui hutan Arak -Arak. Jalan ke Arak Arak itu Jalan Raya Wringin.

Memasuki Arak-Arak,  pukul 17.15, jalan masih terang. Meski melalui tikungan yang di kanan kiri lembah jurang,  kami tenang saja. Saya melalui hutan Arak Arak sudah kali kelima ini. 

Yang pertama saya melaluinya saat itu ketika pukul 23.00. Saya bersama teman harus tiba di Bondowoso karena besok pagi, kami sebagai panitia event seminar parenthing yang saat itu pembicaranya Bapak Misbahul Huda,  cowaser yang juga mantan Dirut Temprina Group.

Saya saat itu masih bekerja di JP Books dan sebagai koordinator marketing di Jember yang membawahi wilayah tapal kuda termasuk Bondowoso. Saya 1,5 tahun bertugas di Jember. Tapi setiap Sabtu siang rutin pulang ke Sidoarjo dan Minggu malam baru balik Jember.  Itu saya jalani rutin selama ditempatkan di Jember.  Sampai sampai kondektur bus Mila yang saya tumpangi hafal wajah saya.Dan,  saat event seminar itu, kami kerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bondowoso.

Balik ke cerita saya,  kami akhirnya tiba di Arak Arak. Kami berhenti sejenak dan ambil foto. Istri belum foto di depan objek wisata Arak Arak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun