Itu rumus kehidupan bila ingin sukses. Rumus itu sudah saya saya lakukan dan alami sendiri. Perjuangan saya memerangi kemiskinan dimulai setelah lulus SMP sampai lulus kuliah dan menjadi wiraswasta. Setelah itu, saya bisa mengubur dalam-dalam kemiskinan.
Yang terpenting kenali sejak dini potensi anak kita. Bila dia suka bahasa Inggris, ya masukan saja ke Sastra Inggris. Seperti yang saya lakukan. Karena dari situ nanti bisa mengubah jalan hidup.
Gebrakan Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu program pemberian bantuan sosial bersyarat sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama 6 tahun, Â seharusnya difokuskan sbb:
Pendidikan Tinggi
Pendidikan anak-anak KPM, selain pendidikan SD sampai SMA, kalau bisa sampai perguruan tinggi memperoleh beasiswa.  Ketika sampai di jenjang perguruan tinggi, Kemensos bisa bekerjasama dengan  Kemendikti untuk menggarap anak anak PKM melalui program beasiswa Bidik Misi.
Bila ada rekomendasi dari Kemensos, anak-anak KPM Â bisa menerima Beasiswa Bidik Misi meski tidak berprestasi. Karena fokusnya adalah memerangi kemiskinan melalui pendidikan.
Faktanya selama ini, beasiswa pemerintah hanya untuk anak miskin yang berprestasi (memiliki nilai tinggi sesuai persyaratan beasiswa). Sedangkan anak miskin tidak berprestasi tapi memiliki kemauan kuat untuk menempuh pendidikan tinggi---tetap tidak memperoleh beasiswa. Â Ini harus diubah.
Workshop Bisnis Trend
PKM juga harus diberi pelatihan wirausaha baik secara online maupun offline. Misalkan, mereka diberi pelatihan kursus menjahit pakaian, potong rambut, Â membuat kue atau masakan, barista, dan multimedia (internet).Â
Karena aktivitas bisnis tersebut kini tengah  trend. Coba lihat saat ini banyak sekali berdiri barber shop  atau tukang tukang cukur. Jahit pakaian juga kini banyak dibuka bisnis vermak pakaian. Dan bisnis makanan seperti banyak  dibuka warkop.  Bisnis multimedia, saat ini era disruption, pengertian pembuatan web dan apps sangat diperlukan.  Intinya  pemberian pelatihan/workshop harus disesuaikan dengan  perkembangan bisnis yang update.
Tentu saja semua program itu harus ada pendampingan dan pemantauan. Jangan sampai dana bantuan selama 6 tahun digelontorkan melalui PKH kepada para KPM sia-sia saja.  Tapi yang terpenting adalah fokus pada pendidikan anak-anak KPM.  Dengan pondasi pendidikan formal  maupun informal.