Mohon tunggu...
Makruf Hidhayanto
Makruf Hidhayanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar berekspresi melalui sebuah tulisan. Media ini sebagai sarana berbagi ide, pikiran serta hal yang saya rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

17 April 2023   22:13 Diperbarui: 17 April 2023   22:16 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi pembelajaran Makruf

Kegiatan Pendidikan guru penggerak saat ini sampai pada modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai seorang Pemimpin. Melalui modul ini. Saya akan mencoba Menyusun kesimpulan pembelajaran koneksi antar materi dari keseluruhan materi yang didapat, dengan memanfaatkan media yang dapat di bagikan kepada berbagai pihak / pembaca. Forum ini sebagai wahana dalam merefleksikan untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya. Berikut ini saya sajikan kesimpulan koneksi antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai seorang Pemimpin.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Di sekolah, dalam melakukan pengambilan keputusan harus selaras dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Prinsip Triloka berkaitan erat bagaimana seorang guru (pemimpin pembelajaran) mampu mengambil keputusan yang berpihak kepada murid. Jargon KHD tidak hanya dijadikan selogan semata, namun harus benar-benar diimplementasikan sehingga akan menjadikan pengalaman bermakna bagi para murid.

Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi teladan),

Ing Madya Mangunkarso (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan semangat, dan motivasi dari tengah),

Tut Wuri Handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan dari belakang),

Tiga semboyan KHD di atas harus menjadi landasan guru dalam mewujudkan Pendidikan yang berpihak kepada murid, sehingga keputusan-keputusan yang diambil dapat memberikan dan menyajikan pembelajaran yang aman, naman dan menyenangkan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus memiliki nilai-nilai kebajikan. Nilai-nilai seperti nilai keadilan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran harus melekat pada setiap pemimpin pembelajar. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari permasalahan pembelajaran. 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Keterampilan coaching yang dimiliki guru harus terus di asah melalui praktik alur Tirta. Coaching merupakan sebuah keterampilan dalam menggali kemampuan orang lain (coachee) dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi coachee. Alur Tirta dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kompetensi Sosial Emosional (KSE) dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pembiasaan yang dilakukan guru kepada murid, diharapkan murid akan memiliki kecakapan KSE. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru harus bisa menyajikan pembelajaran interaktif dan berpusat pada murid. Hal ini akan membentuk interaksi sosial, murid belajar memahami orang lain, munculnya kesadaran social.

Pada konteks pengambilan keputusan, guru dapat menerapkan Kompetensi sosial emosional. Melalui KSE, dapat memahami dan mengelola emosi, mengembangkan hubungan yang positif dengan orang lain, serta mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab dalam berbagai situasi sosial.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Melalui pemahaman modul 3.1. saya mampu memecahkan permasalahan yang ada pada modul tersebut. Kasus-kasus yang terdapat pada modul 3.1. sering ditemui di sekolah. Melalui pembahasan setiap studi kasus yang ditampilkan, membuat saya mampu membedakan setiap kasus yang saya hadapi apakah termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Selanjutnya saya analisis paradigma apa yang terjadi pada kasus yang muncul, sehingga saya mampu menggunakan prinsip serta menerapkan Sembilan langkah pengambilan keputusan yang tepat. Sehingga keputusan yang diambil dapat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat menemukan akar penyebab masalah terhadap kasus-kasus yang dihadapi. Proses tersebut sebagai Langkah awal dalam perancangan pengambilan keputusan yang terbaik dan minim konsekuensi, sebab keputusan yang diambil secara tepat akan memberikan kebermanfaatan dan terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang dihadapi adalah jalinan komunikasi yang harus tersusun setiap saat. Komunikasi yang dijalin tidak hanya ketika ada kasus, namun komunikasi dalat dilaksanakan setiap saat. Hal yang menjadi tantangan adalah membangun komunitas praktisi benar-benar dapat terlaksana dan memiliki program yang jelas. Sehingga, jika ada kasus-kasus dilema etika kita dapat meenyelesaikan dengan baik menggunakan paradigma, prinsip dan Sembilan Langkah penyelesaian masalah.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menguasai aneka model, metode dan pendekatan pembelajaran secara baik. Pembelajaran yang disajikan disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Langkah tersebut akan menghasilkan kemerdekaan belajar murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid menggunakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar, Manajemen kelas yang efektif dan Penilaian berkelanjutan. Kecermatan guru dalam mengidentifikasi pengambilan keputusan tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah pembelajaran yang diambil. Di sinilah hubungan antara pengambilan keputusan dan pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Murid sebagai generasi penerus bangsa harus dipersiapkan sebaik mungkin melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, aman dan nyaman. Guru dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa itu harus tepat dalam menuntun laku murid. Pola Pendidikan, keteladangan, budaya positif yang dikembangkan di lingkungan belajar akan membentuk dan menjadi pembelajaran bermakna bagi murid. Setiap pengambilan keputusan yang ambil guru harus dipertimbangkan dengan cermat dan bijak.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pada modul 3.1. ini saya semakin paham dalam proses pengambilan keputusan. Tentunya, untuk mengambil keputusan, saya tidak dapat hanya mempraktikkan modul 3.1. namun, saya harus mengimplementasikan modul-modul sebelumnya (seperti filosofi Pendidikan KHD, nilai dan peran guru penggerak, budaya positif, KSE, hingga pembelajaran berdiferensiasi)

Pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin memberikan pemahaman saya untuk membedakan setiap kasus yang saya hadapi apakah berkitan dengan dilema etika ataukah bujukan moral. Selanjutnya saya analisis paradigma apa yang terjadi pada kasus saya, sehingga saya mampu menerapkan prinsip serta langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat. Modul ini mengajarkan tentang 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Melalui kegiatan mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi,demonstrasi kotekstual memberikan wawasan kepada saya tentang modul 3.1. ini. Dinamika etika memberikan wawsan tentang Benar lawan Benar sedangkan bujukan moral memberikan wawasan tentang benar lawan salah. Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan, antara lain :1) Individu lawan masyarakat; 2) Kebenaran lawan kesetiaan; 3) Keadilan lawan belas kasihan; 4) Jangka pendek lawan jangka Panjang. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu 1) Berfikir berbasis hasil akhir; 2) Berfikir berbasis aturan; 3) Berfikir berbasis rasa peduli. Ada Sembilan tahapan pengambilan dan pengujian keputusan, antara lain : 1) mengetahui bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan; 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini; 3) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini; 4) Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji pautan/idola); 5) Pengujian paradigma benar atau salah; 6)  Prinsip pengambilan keputusan; 7) Investigasi tri lensa; 8) Buat keputusan;  9)Meninjau kembali keputusan dan refleksi

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

pernah, namun dalam pengambilan keputusan tersebut saya belum menerapkan paradigma, prinsip dan Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dengan baik.

Setelah saya mempelajari modul 3.1, ternyata kasus dilema etika perlu diselesaikan dengan Sembilan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan, agar apa yang diputuskan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Melalui pembelajaran modul 3.1., saya semakin paham dalam mengambil keputrusan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tidak serta merta atas otoritas atau pandangan bahwa dapat mengontrol murid secara penuh. Tetapi keputusan yang diambil harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil dapat melalui paradigma, prinsip dan Sembilan langkah-langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul ini sangat penting bagi saya dalam menyelesaikan kasus-kasus yang saya hadapi baik sebagai individu maupun sebagai seporang pemimpin. Keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang ada dapat dipertanggung jawabkan dan bermanfaat. Modul 3.1 berkaitan dengan prinsip pengambilan keputusan, perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, paradigma, prinsip dan sembilan langkah pengambilan keputusan, membuat saya semakin memberikan pencerahan dalam mengambil sebuah keputusan dari permasalahan yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun