Dengan nada yang merdu dan kombinasi beberapa nada yang saling sahut menciptakan keharmonisan nada yang indah dan membuat para pendengarnya terhibur dan serbari mengikuti nyanyian mereka. Sontak saja kantuk yang mendera sirna ditelan gelapnya malam. Kira-kira begini potongan syairnya. "Ibu-Bapak... Ibu-Bapak... silak turas makan sahur " dan seterusnya. Sehingga terkadang penulis juga sering latah dan mengikutinya sembari membangunkan keluarga untuk santap sahur.Â
Menurut saya ini sangat unik dan menghibur. Sehingga siapapun yang mendengarnya akan semakin semangat untuk santap sahur. Tidak itu saja kebiasaan saya dalam mencari hiburan saat sahur setelah selesai shalat tahajjud kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Qur'an.Â
Setelah menyelesaikan santap sahur sambil menunggu azan subuh saya dan kelurahan biasanya menonton acara televisi. Program TV yang menjadi pilihan ditonton dan sangat pas di momen puasa adalah program lomba ceramah, kenapa memilih program ceramah? Karena acara ini selalu menghibur para penontonnya lewat celotehan dan lelucon yang dilakukan oleh juri dan host-hostnya yang kocak habis. Seperti Irfan Hakim, Rara, Gilang Dirga, Aa Abdel dan Ramzi. Disamping terhibur oleh lawakan mereka kita juga terhibur oleh para dai yang ikut lomba dengan materi dakwah yang disampaikan dapat menambah wawasan dan keimanan.Â
Akhir kata, apapun jenis hiburan yang ada dan menjadi pilihanmu, sejatinya hiburan tersebut diharapkan mampu memberi semangat kita dalam menjalankan ibadah puasa dan mampu menyelesaikan selama sebulan penuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H