Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertemuan Cinta

18 Desember 2022   21:07 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:09 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hei, siapakah dia? 

Duduk terdiam menatap langit

Tertawa lepas mengusik jiwa

Menikmati indahnya dunia

Dia menoleh ke arahku lalu tersenyum

Kulit bersih seperti rembulan

Rambut panjang bagai sutera

Mata indah laksana mentari

Wow, luar biasa. 

Apakah ini yang dinamakan cinta? 

Cinta pada pandangan pertama

Sejuta rasa mendadak ada

Bagai hamparan bunga yang sangat indah

Jiwa pengecut meronta-ronta

Hanya sekedar berani menyapa

Tak terasa kaki berjalan mendekatinya

Seakan ditarik magnet cinta

Ulurkan tangan ku sapa dia

Disambut ramah manis mempesonaa

Membuat jantung berdebar-debar

Salah tingkah sudah biasa 

Karena rasa yang tertahan

Dengan bibir terbata-bata 

Beranikan diri berucap cinta

Jangan tanya rasa di dada

Kepada pujaan di depan mata

Dengan sabar menunggu jawab

Cinta pun punberbalas jua

Hati riang tak terkira

Burung dan angin menyambut gembira

Dua insan dimabuk cinta

Menjalin kisah penuh bahagia

Dengan janji ikrar setia 

Sampai mata tak melihat dunia.

Minggu, 18 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun