Halo Bunda
Jadi orang tua pasti super sibuk ya Bun, apalagi bunda adalah wanita karir, sebagai ibu rumah tangga saja pekerjaan sudah super-super banyak. Terlebih jika ada hubungungannya dengan anak, peran sebgai bunda sudah pasti sangat menyita waktu, karena kegiatan ini dilakukan mulai dari anak bangun tidur sampai tidur lagi. Kebayang kan petapa riuhnya rumah jika anak belum mampu disiplin?.
Mendisiplinkan anak perihal bagaimana cara kita mengkomunikasikan dengan tepat kepada mereka, karena apa yang kita lakukan akan menjadi history yang melekat pada anak hingga mereka dewasa. Jadi, jika anak diparenting dengan tepat maka akan menimbulkan kesan yang baik pada anak dan jika sebaliknya akan menimbulkan luka yang mendalam dan menjauhkan rasa empati dan renggangnya emosional antara bunda dan anak. Anda tidak mau kan seperti itu?
Masih terbayang bagaimana orang tua dulu mendisiplinkan anak dengan cara kekerasan dan apakah cara itu masih relevan? Pada saat ini cara-cara seperti itu, dinilai kolot dan sudah tidak cocok lagi digunakan untuk mendisiplinkan anak, karena jika dipaksakan anak akan menjadi pribadi yang keras dan sering melawan.
Berikut ini akan saya bagikan cara untuk mendisiplinkan anak tanpa harus menggunakan kekerasan ya bunda.
1. buat kesepakatan
membuat kesepakatan atau kontrak dengan anak sangat penting untuk dilakukan agar anak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang akan dilakukannya, contoh sebelum bermain “Adik nanti beresin mainannya ya, kalau gak diberesin adik gak boleh main lo” atau “ Adik boleh main kotor, tapi selesai main adik harus mandi ya” dan masih banyak jenis kesepakatan yang bisa dilakukan oleh bunda bersama si dedek.
2. Ajari anak untuk menerima Konsekuensi
Konsekuensi berbeda dengan hukuman, konsekuensi lebih kepada mengajarkan anak untuk menjadi gentel dan berani menerima resiko atas perbuatannya, sedangkan hukuman lebih kepada menyakiti baik secara verbal maupun non verbal. Keuntungan jika anak diajarkan untuk menerima konsekuensi, anak akan lebih berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan hukuman lebih cenderung akan membentuk watak anak menjadi keras, contoh ketika anak menumpahkan air di lantai maka bunda mengarahkan anak untuk membersihkan lantai tersebut “Nak minta tolong dibersihkan lantainya ya, karena nanti akan membuat adik terpeleset jika tidak dibersihkan”. Nah, disini bunda mengajarkan anak untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh perbuatannya.
3. Alihkan perhatian anak ketika dia merengek
Ketika bunda mengajak buah hati untuk berbelanja ke supermarket, tentu mereka akan sering meminta untuk dibelikan sesutu dan jika tidak dituruti mereka biasanya mengeluarkan jurus jitunya yaitu menangis, hal ini dilakukan agar bunda menuruti keinginannya, mungkin mereka belum tahu jika hal tersebut akan membuat bunda merasa malu di depan umum. Namun bunda perlu mengajak anak untuk diskusi, jika hal yang diinginkannya itu tidak dibutuhkan. Bunda bisa juga menjelaskan manfaat yang kurang baik jika membelinya dan kemudian mengalihkan perhatian mereka kepada barang yang lebih bermanfaat dan dibutuhkannya.
4. Lakukan rutinitas yang sama secara kontinyu
Untuk membuat anak terbiasa melakukan hal baik, maka perlu untuk melakukan pola kebiasaan secara teratur dan tidak boleh dijeda. Karena hal tersebut membuat celah bagi anak untuk tidak melakukan hal baik tersebut, misalnya bangun tidur pukul 5 pagi kemudian mandi, sholat dan sarapan. Ketika pulang sekolah harus ganti seragam, kemudian makan dan istirahat. Dan malamnya selesai shalat magrib, mengaji, belajar, sikat gigi sebelum tidur. Kebiasaan ini harus dilakukan secara terus meneurus ya bun.
5. Jangan biarkan anak menginap di rumah kerabat
Emang salah ya jika anak menginap di rumah kerabat atau di rumah kakek neneknya? Tidak salah bunda, namun perlu diingat jika anak dibiarkan menginap sendiri tanpa diawasi akan merusak sistem pola asuh yang sudah bunda bentuk, dan jika hal itu dibiarkan maka bunda akan membentuknya lagi mulai dari awal. Karena sistem parenting yang bunda lakukan tentu tidak sama dan biasanya akan jauh berbeda. Dikhawatirkan anak akan dibiarkan bebas sesuka hati dan itu akan membuat anak menjadi bingung dan justeru akan memilih pola asuh yang bebas tanpa pengawasan.
Anak adalah aset yang berharga jangan biarkan anak bunda tidak mendapatkan parenting yang sempurna, karena dengan parenting yang baik akan membentuk karakter anak menjadi baik. Sehingga anak akan mudah untuk beradaptasi dan diterima di lingkungan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI