Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ayahku Seperti Buaya

13 November 2022   15:09 Diperbarui: 13 November 2022   15:17 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita pasti sepakat, sosok ibu, sangat lekat dengan istilah kasih bunda sepanjang masa, penuh cinta dan perhatian kepada anak-anaknya. 

Namun tahukah anda? 

Bahwa sosok ayah, yang sering kali berada dibalik layar, juga memiliki kasih sayang yang tak terbatas.

Untuk kebahagian anak-anaknya, sering kali seorang ayah akan melakukan hal apapun, sekalipun itu nyawa taruhannya. Ayah rela melampaui batas kemampuan dan targetnya, ayah rela berkorban dan tak pernah memikirkan dirinya. 

Demikianlah ayah untuk anaknya, wih... luar biasa kan para ayah? 

Seperti halnya buaya, setelah betina selesai bertelur, buaya jantan akan menjaga telur-telur betina dan memastikannya aman, buaya jantan rela berpuasa dan fokus kepada keamanan calon bayinya. Buaya jantan rela berkorban nyawa, demi melindungi calon bayinya dari ancaman predator lainnya.

Banyak isteri dan anak yang tidak tahu, pengorbanan yang sudah dilakukan Seorang ayah. Sangat disayangkan bukan?  Sebagai contoh, terkadang mereka berani mengambil pekerjaan  yang berat, seperti menjadi penambang, yang berada di dalam perut bumi. Sewaktu-waktu mereka bisa saja terkubur. 

Ayah terkadang menjadi seorang pengelas pipa, di dasar laut dengan kedalaman ratusan meter, yang sewaktu-waktu kehabisan oksigen. Masih banyak sederet kisah ayah, yang bisa membuat kita sadar betapa besar pengorbanan mereka.  Ada ayah yang bertugas membersihkan gorong-gorong, walau sempit dan kotor, mereka tetap semangat. Ada ayah yang menjadi starman (pemeran pengganti) yang berisiko cedera. 

Semua pekerjaan mereka lakoni, dengan harapan anak-anak mereka bisa makan, tidur di rumah yang layak, bisa sekolah di tempat yang bagus.

Dan sering kita jumpai di jalanan, seorang ayah berkeliling jualan dengan menahan lapar, tidak berani membeli makanan. Karena alasan, supaya ada uang yang bisa dibawa pulang buat isteri dan anak-anak mereka.

Namun, terkadang dengan semua pengorbanan yang sudah dilakukannya sang ayah. Belum mampu menyabet gelar pahlawan, mungkin ayah juga tidak pernah bermimpi untuk diberi gelar pahlawan. 

Namun, paling tidak, pada saat para ayah pulang ke rumah dalam keadaan letih dan lapar. Ayah akan disambut dengan suka cita, tidak perlu seperti seantusias menyambut Artis Korea, yang sampai teriak histeris. Cukup dengan senyum, salam dan sedikit pelukan, sudah luar biasa buat ayah.

Namun terkadang apa yang terjadi? Sosok ayah, sering kali tidak mendapatkan sambutan yang baik, kadang pengorbanan yang dilakukan tidak dihargai. 

Sebanyak apapun pekerjaan tambahan di rumah, sosok ayah tidak akan mengeluh, karena menurut ayah pekerjaan rumah harus dikerjakan sama-sama. Ayah tidak jarang mendapat protes dari anaknya, ayah tidak punya waktu, ayah selalu sibuk, ayah pelit, ayah tidak bisa membahagiakan saya. Ya itu sederet protes yang sering didapatkan ayah dari anak. 

Sebagai manusia biasa, ayah terkadang juga marah, namun ayah dengan cepat menyesalinya. Seberat apapun derita yang dihadapi ayah, dia akan menyembunyikan dan menelannya sendiri.

Sosok ayah lebih banyak, berpura-pura jika dia bahagia, padahal dibalik semua itu, banyak tuntutan dan tekanan yang sedang dialami. Baik tuntutan pekerjaan maupun tekanan dari atasan. 

seorang ayah banyak mengajarkan kita arti sabar, di dalam doanya hanya satu yang diminta. Semoga Allah SWT memberikan dia kesehatan agar bisa membahagiakan dan mengabdi untuk keluarganya. 

Seorang ayah terkadang tak menghiraukan keinginannya dan kebahagiaannya. Karena jika sudah menjadi ayah, kebahagiaan ayah ketika melihat anak dan isterinya bahagia.

Jadi, jika anda masih punya ayah, bergegaslah beranjak dari tempat anda, rangkul dan peluklah ayahmu, katakan kepadanya. Terima kasih sudah menjadi ayahku dan aku bangga jadi anakmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun