Mohon tunggu...
MAKRIPUDDIIN
MAKRIPUDDIIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru jiwa selalu meronta untuk membantu siswaku meraih kesuksesan, tidak perduli lelah dan letih bagi saya mereka adalah teman sekaligus rasa bangga saya ketika melihat mereka berhasil meraih mimpinya. Bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hobi selain membaca, menulis dan nonton film animasi. Berbagi cerita dengan siswa, mendengar kegundahan dan membantu mereka untuk berani melawan rasa takut mereka memiliki makna tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR yang Kuberikan Tidak Dikerjakan

4 November 2022   07:10 Diperbarui: 4 November 2022   19:55 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part 1

Seperti biasa, pagi ini saya kembali masuk kelas dengan semangat baru, ya... Hari ini murid-muridku akan mengumpulkan tugas kemudian persentasi di depan kelas. Karena minggu kemarin dipertemuan pertama saya memberikan tugas/PR. 

Dalam hati ada harapan baik semoga pembelajaran pada hari ini berjalan lancar. Kulangkahkan kaki ini menuju kelas dengan rasa bahagia, karena dengan senyum yang tulus murid akan merasa nyaman dalam belajar. 

kebetulan hari saya akan mengajar di kelas yang sangat luar biasa. Itu menurut saya, tapi menurut rekan guru yang lainnya kelas ini bagaikan lahan tandus bebatuan. Wiih... Berarti panas dong. 

Kok bisa luar biasa? Nah, luar biasanya bukan karena prestasi yang diraih lo, justeru karena murid di kelas ini belum bisa memaknai dengan tepat apa tujuan mereka datang ke sekolah. 

Murid yang ada di kelas ini kebanyakan anak-anak yang istimewa, kenapa istimewa? Karena di kelas ini murid-muridnya sering kali tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru. Muridnya susah diaturlah, sering tidak masuk kelas, bolos, terlambat masuk kelas dan bahkan ada yang sampai berani melawan gurunya. Wah tantangannya besar deh pokoknya kalau mengajar di kelas ini. 

Setiap hari ada saja guru yang bercerita dan mengeluh tentang pengalaman mereka mengajar di krlas ini. Ya, kelas ini adalah kelas X IPS 5. Sebenarnya kelas ini secara kebetulan saja isinya kebanyakan dari murid-murid yang sangat luar biasa menurut saya. 

Jujur saya pribadi tidak suka membedakan antara kelas yang satu dengan yang lainnya. Karena menurut saya semua kelas dan murid itu sama. Sebagai guru kita bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan terbaik.

Setelah memasuki ruang kelas, saya sempat melongo melihat kondisi kelas ysng berantakan, meja dan kursi tidak tertata dengan rapi, dan beberapa kursi masih berada di atas meja. Sebelum belajar saya biasanya memastikan kelas sudah bersih dan rapi. Dan betapa terkejutnya saya menemukan banyak sampah sisa makanan dan kertas yang berada di dalam meja, lwntai dan depan kelas..

Kemudian  saya meminta petugas kebersihan pada hari itu untuk membersihkan kelasnya dan depan kelas. Setelah semua sampah bersih dan kelas rapi. Kelas saya mulai.

"Asssalamualaikum, selamat pagi anak-anak"

"Waalaikum salam pak" hanya segelintir murid yang menjawab. Kemudian salam saya ulang kembali, baru mereka menjawab dengan serentak.

"Apa kabar?" sapaku, mereka semua menjawab dengan kompak. 

"Baik pak"

Kemudian saya membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa, setelah selesai berdoa kemudian pembelajaran saya lanjutkan kembali dengan mengingatkan mereka tentang tugas yang harus dikumpulkan hari ini. 

"anak-anak hari ini pertemuan kedua seperti kesepakatan kita minggu lalu bahwa hari ini PR kalian tentunya sudah jadi dan sekarang harus dikumpulkan" ujarku mengingatkan. 

"Kalian sudah sering pak guru ingatkan lewat WA group" jadi, tentu tidak ada tugas yang terlewatkan bukan? 

untuk memperjelas, kemudian saya umumkan nama-nama siswa yang sudah mengumpulkan tugas lewat WA yang sudah dikerjakan lewat blog pribadinya. 

"Dari hasil pengumpulan tugas melalui blog pribadi baru 3 siswa yang sudah mengumpulkan PRnya, mungkin dari kalian ada yang mengerjakan di buku latihan atau yang lainya silahkan maju kedepan untuk diserahkan" pintaku. 

Kemudian saya menyebutkan nama-nama siswa yang sudah menyelesaikan tugasnya dan meminta kepada semua murid untuk memberikan tepuk tangan sebagai bentuk rasa empati. 

"Beri tepuk tangan buat temannya yang sudah menyelesaikan tugasnya"

Dengan serentak merekapun memberi tepuk tangan.

Nah untuk siswa yang lain "Silahkan kumpulkan tugasnya", pintaku sekali lagi.

Namun tidak ada yang bergeming dari tempat duduknya. "Sepertinya mereka tidak mengerjakan tugas yang saya berikan? bisikku dalam hati. 

Heemmm... Saya menarik nafas panjang untuk mrlakukan teknik "STOP" untuk mengendalikan emosi agar bisa dikendalikan. 

Setelah merasa tenang saya menanyakan kembali perihal tugas PRnya. "Tugasnya  belum jadi ya?"

Beberapa diantara mereka menjawab, "Belum pak"

"Oh... Begitu, kira-kira apa kendala yang kalian hadapai dalam mengerjakan tugas ini?" tanyaku.

Banyak alasan yang diutarakan, mulai dari tidak tahu cara mengerjakannya, ada juga yang bilang banyak tugas yang lain sehingga tidak ada waktu untuk mengerjakan tugas yang saya berikan, ada juga alasannya karena tidak bisa menulis di blog dan tidak punya kuota.

Dan masih banyak lagi alasan lainnya. Kemudian saya berpikir sejenak, apa solusi yang harus saya lakukan, kemudian muncul ide untuk mengatasi permasalahan ini. 

Kembali saya minta murid-muridku untuk fokus mendengarkan arahan yang akan saya berikan untuk membantu mereka mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi.

Bersambung..... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun