Mohon tunggu...
Sayyidatul Makrifah
Sayyidatul Makrifah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bimbingan Konseling Islam kepada Waria

4 April 2016   07:38 Diperbarui: 12 April 2016   12:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar waria"]

[/caption]Sekilas tentang Bimbingan Konseling Islam

Secara etimologis Bimbingan dan Konseling dari kata guidance dan counseling yang memiliki beberapa arti diantaranya memimpin , menunjukkan jalan , mengatur dan mengarahkan.

Pada umum nya memang di Indonesia ini ada banyak pondok pesantren yang di dalam nya umat islam laki-laki dan perempuan. 

Contoh nya : Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang , Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri dll.

Namun menariknya di Yogyakarta ada pondok pesantren yang dinamakan pondok pesantren waria senin-kamis, kenapa di namakan seperti itu ?

Jawab nya : pondok pesantren ini menangani para waria berbagai profesi ada yang berprofesi sebagai pekerja malam, bekerja di salon , pengamen dll.

Kenapa di namakan senin - kamis ? Karena senin-kamis identik di Jawa adalah hari baik hari tirakat atau dikenal dengan puasa senin-kamis.

Pondok pesantren ini di pimpin oleh Bapak Maryani. Bapak Maryani ini mengumpulkan para waria-waria yang ada di Yogyakarta, para waria yang terkena bencana alam gunung meletus pun di Yogyakarta di kumpulkan di ajak di pondok pesantren untuk mengikuti mengajian, dzikir atau mujahadah. Kegiatan nya hari Rabu Pon Malam hari.

Kira-kira 15-20 orang yang datang. Memang unik banyak pondok pesantren yang di dalamnya adalah para waria. Adapun tujuan pesantren ini adalah memfasilitasi kaum waria untuk menyalurkan kebutuhan rohani nya beribadah kepada Tuhan YME. Tidak hanya untuk beribadah kepada  Sang Pencipta , namun di pesantren ini juga membuat kaum waria terampil akan kemampuan mereka.  Kaum waria pun diajari cara bekerja menguli dan bercocok tanam.

Ada ketakutan yang dialami Pak Maryani ini ketika seorang waria melakukan ibada di masjid takutnya para waria tersebut di anggap lelucon atau di cemooh, ada kalanya para masyarakat memandang aneh atau negatif tentang waria.

Sebenarnya niatan kaum waria sudah baik, sudah mau ikut pengajian atau dzikir di pondok pesantren hal itu untuk menyadarkan kaum para bahwasanya kematian itu akan datang di setiap saat serta untuk menyadarkan betapa salah perbuatan yang mereka lakukan, jika kodratnya laki-laki tetaplah menjadi laki-laki yang baik yang mampu memimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun