Mohon tunggu...
Mak Nyinyir
Mak Nyinyir Mohon Tunggu... -

nyinyir itu penting | dicap generasi sakit hati | Lontong Sayur Lovers

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Marahnya Si Jenderal Bintang Tiga, Ali, Edy, dan Prabowo

6 Desember 2018   21:34 Diperbarui: 6 Desember 2018   21:54 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama mulu yang dimunculin calon presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dalam beberapa hari terakhir ini. Bagaimana tidak drama, keduanya tanpa malu nih marah-marah aja gitu ke wartawan. Emak jadi berpikir, apa itu memang tabiat tentara yang kariernya cuma sampai bintang 3?

Emak coba berseluncur manja di mbah Google cari referensi soal tabiat para Jenderal yang kariernya cuma 'mentok' sampai bintang 3, dari penelusuran emak nih rata-rata emang punya tabiat yang sulit kontrol emosi, meski ga semuanya sih. Tapi ada satu yang menarik nih yaitu membandingkan marahnya 3 jenderal bintang 3.

Sebelum Prabowo dan Edy nih, emak tahu ada nama mantan nyang 'punye Jakarta', bang Ali Sadikin. Orang Jakarta yang hidup di era 60 sampai 70 pasti tahu dong bagaimana Ali Sadikin memimpin Jakarta. Ada yang gak beres pasti kena semprot sama pria yang berpangkat Letjen KKO ini.

Tapi bedanya nih sama pak Prabowo dan Edy, Ali Sadikin marah-marah karena mempertahankan peraturan yang benar. Ali Sadikin misalnya pernah menampar seorang supir truk bermuatan pasir seberat 8 ton yang melintas jalan DI Panjatitan. Seperti emak baca di Liputan6.com, bang Ali marah karena melaju dengan serampangan.

"Saya suruh sopir saya membunyikan klakson, tapi truk terus meluncur tak menghiraukan orang lain yang ada di belakangnya," ucap Bang Ali dalam buku Bang Ali Demi Jakarta 1966-1977 yang disusun Ramadhan KH.

Lah ini tentu berbeda sama kasus penamparan Edy Rahmayadi kepada salah satu suporter bola beberapa waktu lalu di Medan. Meski konteks, Edy marah karena si suporter itu katanya berteriak rasis, seharusnya Edy ini bisa memberitahunya dengan cara yang lebih santun. Nah buat kasus Bang Ali menurut emak hal itu udah benar karena kalau ditampar aksi si supir bisa membahayangkan keselamatan pengendara lain.

Apa Bang Ali beraninya marah sama orang kecil? Ternyata nggak juga, emak cari bacaan lain nemuin bahwa bang Ali pernah loh marah-marah sampai menampar pengusaha dan anggota TNI. Dari merdeka.com disebutin bahwa bang Ali pernah menampar seorang direktur pabrik semen yang jadi pemasok untuk proyek pembangunan di Jakarta.

Ali Sadikin mendapat penghargaan dari Soekarno | garudamiliter.blogspot.com
Ali Sadikin mendapat penghargaan dari Soekarno | garudamiliter.blogspot.com
Bang Ali gak main asal nampar soalnya si direktur sampai harus 3 kali dipanggil menghadap dirinya. Panggilan 1 dan 2 mangkir, nah di panggilan ketiga pas ditanya soal macetnya pasokan semen, si direktur jawabnya berbelit-belit dan gak jelas, alhasil plak..plak.. pipi si direktur jadi merah.

"Saya marah sekali, saya tempeleng dia tiga kali. Barulah dia berjanji akan segera memenuhi kontraknya. Benar juga, pada hari berikutnya kiriman semen sudah masuk ke proyek," kata Bang Ali.

Bang Ali juga gak kaya pak Prabowo yang naik pitam cuma gara-gara (katanya) tidak ada media yang meliput reuni 212 kemarin. Bang Ali misalnya lebih asyik menanggapi cercaan awak media saat konsepnya soal judi di Jakarta. Gak kaya pak Prabowo yang berani bilang jangan hormati wartawan karena menganggap diperlakukan tak adil soal peliputan, Bang Ali memilih untuk terus menjelaskan ke media dan publik soal gagasannya yang kontroversialnya itu.

Ah andai pak Prabowo dan Edy lebih bisa menempatkan amarahnya seperti sang senior niscaya para pendukungnya pun bisa bertindak sama, tidak seperti sekarang yang doyannya mengubar amarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun