Mohon tunggu...
Makmur HM
Makmur HM Mohon Tunggu... Writer, Layouter & Designer Grafis -

Menulis dan menikmati puisi. Buku puisinya yang telah terbit antara lain Aku Puisi, Puisi-puisi dari Robekan Kertas (2012), Dwilogi Puisimini Kata Kata Episode 1 dan Episode 2 (2012) dan Algea (2015). CEO & Founder Riaurealita.com, Penerbit Aksarasoca dan AksaDesign.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan Pulang

3 Maret 2017   21:32 Diperbarui: 3 Maret 2017   21:52 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irina Krupina/Saatchi Art

"Bulshit! Perjalanan bukanlah proses menemukan. Ia adalah perjuangan melupakan. Sebuah upaya menyempurnakan kehilangan."

Begitulah sepenggal percakapan yang kudengar dari orang-orang di halte. Di tengah perjalanan menelusuri ketiadaan yg ingin sekali kuciptakan.

Bus tak kunjung datang. Orang-orang yang mulai kehilangan kesabaran menunggu kepulangan itu terus saja larut dalam perdebatan.

Bagiku, perjalanan bukan apa-apa. Ia hanya kenangan-kenangan yang tak berhak disisihkan. Sebab, pertemuan dan perpisahan tetap saja akan menjadi rumah bagi kesunyian.

Seperti yang telah kuputuskan, meninggalkanmu tak pernah kucita-citakan. Maka, kala itu, pernah kusampaikan, bahwa hidup deras mengalir kepada ketidakpastian. Dan kamu mengaminkan.

"Tunduk saja kita kepada waktu," katamu. Seolah duka dan bahagia tak berarti apa-apa. Jatuh cinta dan melepaskan sama nikmatnya.

Bus telah tiba. Orang-orang berebut menunaikan rindu. Aku terjebak dalam waktu. Merenungi masa lalu. Tenggelam dalam tubuhmu.

Ingatkah? Ketika aku menari-nari sambil baca puisi tetang kemolekanmu, kamu terpingkal-pingkal melihat nyawaku tinggal sejengkal. Sebelum kita menangisi setiap awal yang tak pernah kekal.

Bus kedua memanggil. Tubuhku menggigil. Aku mulai percaya pesan terakhirmu, bahwa waktu dan kenangan benar-benar usil.

"Aku sudah muak jadi petualang, sayang. Temui aku saat kembali pulang. Akan kulunasi hutang pelukan yang kauberikan saat mengantarku menuju kepergian."

Pekanbaru, 3 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun