Mohon tunggu...
Makmur HM
Makmur HM Mohon Tunggu... Writer, Layouter & Designer Grafis -

Menulis dan menikmati puisi. Buku puisinya yang telah terbit antara lain Aku Puisi, Puisi-puisi dari Robekan Kertas (2012), Dwilogi Puisimini Kata Kata Episode 1 dan Episode 2 (2012) dan Algea (2015). CEO & Founder Riaurealita.com, Penerbit Aksarasoca dan AksaDesign.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tak Kan Pernah Bisa Menjadi Penyair di Hadapanmu

4 November 2016   21:49 Diperbarui: 4 Maret 2017   06:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tahukah kau, sayang? Aku selalu kelimpungan

setiap kali kau memintaku menulis puisi.

Padahal, doa-doa yang kupanjatkan atas namamu,

tak pernah sekalipun kalah indahnya

atas kenikmatan rindu.

Percayalah! Aku tak kan bisa menjadi penyair

di hadapanmu. Kata-kataku luruh. Melebur

dalam tatapmu. Buku-buku, laptop dan smartphone

tempatku menulis, secara ajaib menyatu dalam

wajahmu. Bahkan, jari jemariku berayun

jadi rambutmu.

Tak perlu lah kau tanya lagi nafasku. Ia sudah

menjelma ombak dan melipat waktu. Denyut nadi

mematahkan hari. Sedangkan dendam kepada

bulan dan tahun, lunas dalam sekali degup jantung.

Pekanbaru, 29 Juni 2016

Sumber Foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun