Mohon tunggu...
Makky Rohmah
Makky Rohmah Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswi

Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Tafsir "Kaum Quraisy Menolak Peristiwa Isra' Mi'raj"

26 Maret 2020   12:05 Diperbarui: 26 Maret 2020   12:04 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagaimana biasa, pada pagi hari, sekeliling Ka'bah menjadi tempat para pengajar kaum Quraisy berkumpul. Abu Jahal pun tidak ketinggalan sudah ada disana dengan sifat congkak dan sombongnya. Setelah Abu Jahal melihat Nabi saw., ada di dalam masjid seorang diri, ia menghampiri beliau dan bertanya, "Hai Muhammad. Adakah kamu mendapat sesuatu perkara yang baru lagi?"

Nabi Muhammad menjawab, "Ya, aku baru mendapat suatu perkara yang baru."
Abu Jahal, "Perkara apa Muhammad? Cobalah ceritakan!"

Nabi saw. menceritakan semua peristiwa yang dialaminya, bahwa beliau Isra' ke Baitul Maqdis dan Mi'raj ke Sidratil Muntaha. Apa yang dikatakan oleh Nabi menimbulkan perbedaan pendapat diantara pengikutnya. Mereka yang masih ragu, mendatangi Abu Bakar. Pada saat itu juga beberapa orang musyrikin memanggil Abu Bakar untuk datang ke masjid. Mereka berkata, "temanmu itu telah mengaku di Isra' kan ke Baitul Maqdis". Abu Bakar menjawab, "jika dia berkata demikian, maka dia benar. Aku bahkan percaya jika dia mengatakan lebih dari itu. Aku percaya kepada langit yang mendatanginya setiap pagi dan petang." Sejak saat itu Abu Bakar dijuluki ash-shiddiq (Yang selalu percaya).

Pada peristiwa ini, kaum Quraisy mengingkari peristiwa Isra' Mi'raj. Mereka menganggap Nabi bohong, bagaimana bisa ke Baitul-Maqdis hanya semalam, sedangkan kaum Quraisy jika naik unta ke Baitul-Maqdis, membutuhkan waktu sekitar sebulan. Kaum Quraisy mengetahui waktu perjalanan ke Baitul-Maqdis, disebabkan karena sebagian dari mereka bekerja sebagai kafilah dagang yang biasanya pergi ke negeri Syam. Sedangkan mereka yang masih lemah imannya murtad dan keluar dari Islam.

Tidak hanya sampai itu, mereka bahkan menguji Nabi dengan menanyakan bentuk Masjidil Aqsa serta menanyakan tentang kafilah dagang mereka dari Syam. Namun, apa yang disampaikan oleh Nabi tentang bentuk Masjidil Aqsa dan tentang kafilah dagang mereka itu benar. Meskipun jawaban dari Nabi benar, mereka tetap saja tidak beriman. Mereka justru berkata, "Sungguh ini adalah sihir yang nyata."
Perbandingan antara Tafsir dengan Sejarah

Tafsir dan sejarahnya sangat berkesinambungan. Setelah Nabi Muhammad melakukan Isra' Mi'raj. Nabi menceritakannya kepada kaum Quraisy yang berada dipinggir Ka'bah. Namun mereka tidak mempercayai itu karena Nabi Isra' dari Makkah ke Masjidil Aqsa lalu Mi'raj ke Sidratil Muntaha hanya dalam waktu semalam.

Karena kaum Quraisy mendustai peristiwa isra' mi'raj, lalu turunlah ayat QS. Al-Isra' [17] : 60. Seperti dijelaskan dalam 3 tafsir di atas, yaitu tafsir Al-Misbah, Al-Qur'an dan Tafsirnya milik Departemen Agama RI Jilid V serta Tafsit Tematik surat Huud dan Al-Isra'. tiga tafsir di atas sama-sama menjelaskan bahwa Nabi melihat dengan mata kepala sendiri saat peristiwa Isra' Mi'raj. 

Begitu pula tentang pohon zaqqum, yang diartikan sebuah pohon terkutuk dalam Al-Qur'an. Keduanya itu merupakan ujian bagi penduduk Makkah, namun mereka tetap saja mendustai peristiwa isra' mi'raj. Namun, jika Allah swt., memperlihatkan kemukjizatan seperti yang mereka minta hanya akan menambah kedurhakaan. Penutup
Kesimpulan

Dalam Tafsir Al-Misbah lebih melihat dari segi kaidah nahwu. Seperti  (mimpi) yang terhalang oleh kata yang menggunakan yang berarti telah lampau. Dan kata yang berarti hukum di masa yang akan datang. Dalam buku Al-Qur'an dan Tafsirnya milik Depag RI Jilid V dan Ali As-Syahabuny dalam buku Cahaya Al-Qur'an dijelaskan bahwa Allah akan melidungi Nabi Muhammad dari orang-orang Mekkah, agar tetap bisa menyampaikan wahyu dari Allah. dan peristiwa Isra' Mi'raj dilihat dengan mata kepala sendiri. 

Dan pohon yang terkutuk didalam Al-Qur'an adalah pohon zaqqum. Sesunguhnya peristiwa isra' mi'raj dan pohon zaqqum adalah ujian bagi penduduk Makkah. Namun mereka mendustainya, apabila Allah swt., menunjukkan mu;jizat yang lain, maka mereka akan tambah durhaka.

DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, I (Jakarta : Gema Insani Press, 2001)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun