8. Bangkit ajur ajer (bergaul dengan siapapun) yaitu Kemampuan untuk berinteraksi dan bergaul dengan berbagai jenis orang tanpa diskriminasi. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mampu membangun hubungan yang kuat dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.
- Transformasi Audit: Membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak terkait dalam audit, memfasilitasi komunikasi yang efektif dan kerjasama.
- Memimpin Diri Sendiri: Mampu beradaptasi dan bekerja sama dengan berbagai tipe orang, memperluas jaringan dan membangun hubungan yang positif.
9. Mung Ngenaki Tyasing Lyan (menyengkan orang lain meskipun berbeda) yaitu Menghargai keberagaman dan menghormati pendapat atau pandangan orang lain yang berbeda. Pemimpin harus membangun lingkungan inklusif yang menerima perbedaan dan menghargai kontribusi dari semua anggota tim atau komunitas.
- Transformasi Audit: Menghormati perspektif dan kepentingan yang berbeda dari pihak-pihak terlibat dalam audit, mempromosikan inklusi dan penghargaan terhadap keragaman.
- Memimpin Diri Sendiri: Menghargai dan menghormati perbedaan individu, menciptakan lingkungan yang inklusif dan membangun kepercayaan.
10. Den iso mbasuki ujaring janmi (purba-2 bodoh), sinamun ing samudana (cara halus purba-purba) yaitu Menghindari tindakan pura-pura bodoh atau tidak jujur secara halus. Pemimpin harus mengedepankan kejujuran dan transparansi dalam interaksi dan komunikasinya, membangun kepercayaan yang kuat di antara anggota tim atau komunitasnya.
- Transformasi Audit: Mempraktikkan transparansi dan kejujuran dalam komunikasi dan tindakan, menghindari manipulasi atau ketidakjujuran.
- Memimpin Diri Sendiri: Menunjukkan integritas dalam perilaku dan komunikasi, menjadi contoh dalam prinsip kejujuran dan etika.
11. Ngandhar-andhar angendhukur, kandhane nora kaprah (berbicara baik, logis, data, jelas, dan rendah hati) yaitu  Berbicara dengan sopan, logis, berdasarkan data yang jelas, dan dengan sikap rendah hati. Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin harus mampu menyampaikan ide dan informasi dengan cara yang mudah dimengerti dan menghormati pendapat orang lain.
- Transformasi Audit: Komunikasi yang jelas, logis, dan rendah hati dalam menyampaikan temuan atau rekomendasi audit.
- Memimpin Diri Sendiri: Mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang baik dengan mempertimbangkan perspektif orang lain.
12. Anggung Gumrunggung (suka sombong itu bodoh), Ugungan sedina-dina (ingin dipuji tiap hari) yaitu Menghindari sikap sombong dan keinginan untuk dipuji secara berlebihan. Pemimpin harus tetap rendah hati, terbuka terhadap umpan balik, dan mampu belajar dari kegagalan atau kesalahan.
- Transformasi Audit: Menghindari sikap sombong atau perasaan superior, mempertahankan kerendahan hati dan menghargai kontribusi dari semua anggota tim audit.
- Memimpin Diri Sendiri: Menjaga rendah hati dalam pencapaian pribadi dan mendorong orang lain untuk berprestasi, bukan untuk kepuasan diri sendiri.
13. Lumuh asor kudu unggul (sombong dapat dilihat dari tutur kata), sumengah sesongaran (merendahkan orang lain) yaitu Menghindari kesombongan yang terlihat dari cara berbicara dan menghindari merendahkan atau memperlakukan orang lain dengan tidak hormat. Seorang pemimpin harus memelihara sikap yang menghormati martabat dan nilai-nilai setiap individu, menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk semua.
- Transformasi Audit: Berbicara dengan hormat dan memperlakukan semua pihak terlibat dalam audit dengan adil dan menghormati.
- Memimpin Diri Sendiri: Memelihara sikap yang sopan dan menghargai dalam interaksi, membangun hubungan yang saling menguntungkan dan mendukung.
Bagaimana Kebatinan Mangkunegaran IV Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri saling berhubungan ?
Meskipun Kebatinan Mangkunegaran IV, Transformasi Audit Pajak, dan Memimpin Diri Sendiri tampak sebagai konsep yang berbeda, ketiganya dapat saling berhubungan melalui prinsip-prinsip inti yang mereka bagi, yaitu disiplin, keseimbangan, dan pengembangan diri. Berikut adalah cara bagaimana ketiganya saling berhubungan: (lihat Gambar)Â
Integrasi dalam Praktik Kebatinan Mangkunegaran IV Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri dalam praktik
Ketiganya saling berhubungan melalui nilai-nilai inti yang mereka anut, yaitu disiplin, keseimbangan, dan pengembangan diri. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, individu dan organisasi dapat mencapai efisiensi, harmoni, dan kesuksesan yang berkelanjutan dalam berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan. Dalam praktiknya, prinsip-prinsip ini dapat diintegrasikan untuk menciptakan pendekatan holistik dalam kehidupan profesional dan pribadi:
- Pengembangan Profesional Auditor Pajak yaitu Auditor pajak yang mengadopsi prinsip kebatinan Mangkunegaran dan memimpin diri sendiri akan memiliki integritas, etika yang kuat, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi. Mereka tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses yang jujur dan transparan.
- Kepemimpinan Berbasis Nilai yaitu Pemimpin yang menggabungkan disiplin dan keseimbangan dari ajaran kebatinan, dengan pendekatan modern dalam memimpin diri sendiri, dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Mereka mampu memotivasi tim mereka untuk berkembang sambil menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
- Efisiensi dalam Transformasi Audit yaitu Dengan menggunakan teknologi secara bijak dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral yang diajarkan oleh kebatinan Mangkunegaran, proses audit pajak dapat menjadi lebih efisien dan transparan, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem perpajakan.