Kategori kepemimpinan "Raos Gesang" (menguasai rasa hidup) dari Mangkunegaran IV mencakup prinsip-prinsip yang menggambarkan karakter dan sikap yang diharapkan dari seorang pemimpin. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing kategori:
1. Bisa rumangsa, ojo rumangsa bisa adalah Kemampuan untuk merasakan dan berempati pada orang lain, bukan hanya merasa bahwa dirinya bisa atau superior. Seorang pemimpin yang mampu memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan orang lain, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan empatik.
2. Angrasa Wani adalah Berani mengambil risiko, berani mencoba hal-hal baru, dan berani melakukan inovasi tanpa takut akan kegagalan. Pemimpin yang memotivasi tim untuk berani mengambil langkah-langkah progresif dan berinovasi, menciptakan lingkungan yang mendukung eksperimen dan pengembangan ide baru.
3. Angrasa kleru adalah Kesediaan untuk mengakui kesalahan dan keterbatasan diri, serta bersedia belajar dari kesalahan tersebut. Pemimpin yang membangun budaya organisasi yang terbuka terhadap umpan balik dan pembelajaran dari kesalahan, mendorong pengembangan diri dan tim secara kontinu.
4. Bener tur pener adalah Memiliki integritas yang tinggi, berpegang pada kebenaran dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan. Pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika dalam kepemimpinannya, memberikan contoh yang baik dan membangun kepercayaan baik di dalam maupun di luar organisasi.
Dengan menerapkan nilai-nilai dan prinsip kepemimpinan dari Mangkunegaran IV ini, seseorang dapat lebih baik dalam mengelola transformasi audit dengan mengedepankan integritas, empati, keberanian untuk inovasi, dan kemampuan untuk memimpin diri sendiri secara efektif dalam menghadapi tantangan dan kesempatan yang ada. Berikut kaitannnya:
Transformasi AuditÂ
Dalam konteks transformasi audit, penting bagi seorang pemimpin atau auditor untuk memiliki kemampuan empati, yaitu mampu memahami perspektif dan kondisi pihak lain yang terlibat dalam proses audit. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menghargai tantangan dan kebutuhan yang mungkin dihadapi oleh tim audit atau entitas yang diaudit. Selain itu, prinsip "Angrasa kleru" yang menekankan pengakuan kesalahan dan kebodohan juga relevan dalam mengelola temuan audit dan respons yang diberikan kepada entitas yang diaudit.
Prinsip "Bener tur pener" (kejujuran dan kebenaran) sangat penting dalam menjaga integritas audit. Seorang auditor harus memastikan bahwa audit dilakukan dengan berpegang pada prinsip kebenaran dan objektivitas, tanpa kompromi terhadap standar audit yang berlaku.
Memimpin Diri Sendiri
Kategori "Angrasa Wani" (berani mencoba, berani salah, berani inovasi) relevan dalam konteks memimpin diri sendiri. Seorang individu yang mampu memimpin dirinya sendiri dengan efektif akan memiliki keberanian untuk mengambil risiko, mencoba hal baru, dan berinovasi dalam pendekatan atau solusi yang diterapkan dalam pekerjaannya.