Mohon tunggu...
Makhfud Syawaludin
Makhfud Syawaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesian, Nahdliyin (NU), GUSDURian

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesia Berjati Diri

6 Juni 2016   08:52 Diperbarui: 6 Juni 2016   09:08 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh Puluh Satu Tahun Berpancasila

Menderita, Merdeka, Kaya, Sebagian Merana

Hampir Selama Itu Pula Ternyata

Tak Sadar Anti Terhadap Pancasila

Pancasila Diperebutkan Dan Dipertanyakan

Bahkan Dikafirkan Dan Akan Digantikan

Pancasila Pernah Dibuat Mainan

Mereka Yang Kritis Terhadap Pemerintahan

Dipukul Dan Dibunuh Karena Pancasila

Mereka Yang Enggan Digusur Dan Melawan

Dianggap Makar, Komunis, Dan Anti Pancasila

Pancasila Akhirnya Harga Mati

Harga Pangan Dan Sandang Memicu Iri Hati

Pembunuhan, Diskriminasi, Kolusi Dan Korupsi

Pancasila Redup Dengan Bangsa Sendiri

Disana-Sini Praktik Liberal-Kapital Menggerogoti

Malah Kebangkitan Komunis Ditakuti

Oh... Sungguh Ironi

Pancasila Memiliki Lima Inti

Kenapa Hanya Tiga Inti Yang Diimani?

Pahami Pancasila Dengan Hati Nurani

Laksana Indonesia Berjati Diri

Keyakinan Hakiki Dihormati Dan Dilindungi

Kemanusiaan Adalah Instrumen Tertinggi

Kebersamaan Mewujudkan Mimpi-Mimpi

Musyawarah Meneguhkan Keadilan Cahaya Ilahi

Inilah Yang Selalu Dinanti-Nanti

Pancasila Sebagai Jati Diri

Pasuruan, 01 Juni 2016

Makhfud Syawaludin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun