Mohon tunggu...
Makhfud Syawaludin
Makhfud Syawaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesian, Nahdliyin (NU), GUSDURian

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selangkah Untuk Perdamaian: Catatan Kegiatan DYC TOT 2014 di Trowulan

17 Oktober 2014   03:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14134653391268411494

Membicarakan perdamaian ibarat membicarakan gadis pujaan yang akan kita persunting, artinya butuh perjuangan yang cukup menguras tenaga dan yang pasti adalah kontinuitas/istiqamah untuk mendapatkan perdamaian. Selangkah untuk perdamaian menurut saya merupakan tindakan awal melangkah menuju kampung perdamaian. Tulisan ini akan menceritakan secuil pengalaman saya ketika mengikuti Diversity Youth Camp (DYC) and Training of Trainer Conflict Transformation 2014 yang dilaksanakan di Mahavihara Majapahit Trowulan Mojokerto Jawa Timur mulai tanggal 19-21 September 2014. Kegiatan tersebut diikuti oleh Pemuda lintas Agama Jawa Timur. Kegiatan ini juga, memfokuskan pada Promosi Perdamaian dan Transformasi Konflik oleh Pemuda Lintas Agama melalui Potensi Kearifan Lokal serta Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Mengawali bercerita terkait harapan besar penulis yang ingin sekali mempunyai teman berbeda agama. Mulai penulis masih kuliah, tepatnya semseter 3, saya terus berangan-angan bisa berteman dengan semua pemeluk agama-agama di Indonesia. Hal ini terinspirasi oleh senior-senior di PMII (pergerakan mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan dan Pengasuh Pondok Pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan yaitu KH. Moh. Sholeh Bahruddin yang intens berkomunikasi dengan lintas agama dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian. Alhamdulillah terkabul pada tahun 2014. Meskipun belum semua agama, setidaknya sebagian besar agama sudah terwakili. Selain itu, penulis juga berteman dengan kelompok-kelompok trans gender dan aliran-aliran dalam Islam seperti muhammadiyah, shiddiqiyah dan wahidiyah. Penulis tidak merasakan adanya gesekan-gesekan atas perbedaan dintara semua peserta, satu sebab bahwa semua peserta duduk dan membahas sesuatu secara bersama-sama, yaitu tentang konflik dan perdamaian. Ini menunjukkan, bahwa ada sesuatu hal yang dapat menyatukan kita ketimbang menceraiberaikan kita sebagai manusia dan warga negara kesatuan republik Indonesia.

Lebih lanjut, berikut akan dipaparkan penulis kesan-kesan ketika mengikuti kegiatan Diversity Youth Camp (DYC) and Training of Trainer Conflict Transformation 2014, diantaranya adalah:

1.Mendapatkan pemahaman betapa tidak pentingnya dan dampak dari tindakan kekerasan dalam hal apapun. Kekerasan yang pernah dialami seseorang, akan berpotensi menjadikan seseorang tersebut melakukan kekerasan yang serupa bahkan lebih dari kekerasan yang dialaminya. Kekerasan itu persolan kekuatan dan kekuasaan. Apa yang terjadi apabila kekuatan sebagian besar masyarakat mengarah pada kekerasan? Dan apa yang terjadi apabila kekuasaan telah memicu praktik-praktik kekerasan? Sisi yang lain, bagimana ketika kekuatan masyarakat dan kekuasaan tersebut mengarah pada tindakan-tindakan beretika dan membawa misi perdamaian? Tentunya kita dapat menjawab itu dan memilih untuk berbuat apa atas kekuatan yang kita miliki dan atas kekuasaan yang kita miliki pada saat ini. Selain itu, penyelesaian atas konflik adalah demi menjungjung tinggi hak asasi manusia.

2.Betapa pentingnya komunikasi yang baik/efektif dalam mewujudkan perdamaian bersama-sama. Terkadang kita hanya memahami ide (positif) kita tanpa mengajak berkomunikasi kepada orang lain yang tentunya juga mempunyai ide (positif) sendiri. Ketika berhenti dan tidak ada komunikasi, maka ide-ide itu akan menjadi ekslusif, bahkan negatif. Namun, ketika ide-ide tersebut saling berkomunikasi dan berdialektika akan menjadi lebih positif.

3.Tambah wawasan tentang berkomunikasi. Seperti syarat-syarat agar terciptanya komunikasi yang efektif, yaitu: a). Keterbukaan, b). Empati, c). Sikap positif, d). Dukungan, dan e). Kesamaan. Ada juga tips ketika berkomunikasi yaitu “jangan cepat-cepat menafsirkan, mengintervensi, dan mengevaluasi perkataan dari lawan berkomunikasi kita”. Selain itu, ketika berkomunikasi kita harus merasa setara (egaliter) agar komunikasi menjadi efektif. Menjadi perlu untuk menjadi pendengar yang baik.

4.Menambah game-game education dan ice breaking. Misalnya model perkenalan variasi jati diri dengan simbol “gunung” dan “laut” dan permainan transfer info.

5.Sebelum penulis mengikuti DYC TOT ini, beranggapan bahwa hanya Islam yang berdakwah lewat tradisi. (pemikiran tersebut tidak membuat penulis menjadi intoleran). Setelah berkunjung ke GKJW (Gereja Katolik Jawi Wetan) di Mojowarno, penulis terkagum dengan metode dakwah umat katolik tersebut. Bahkan sampai hari ini, tradisi tersebut dijalankan dengan penuh hikmad, penuh toleran, dan penuh dengan nilai-nilai perdamaian. Tradisi tersebut adalah tradisi unduh-unduh. Hal ini menjadikan penulis semakin yakin, bahwa agama-agama maupun aliran-aliran apapun dapat berdampingan dan bekerja sama dengan semangat kemanusiaan untuk mewujudkan perdamaian.

Lebih jauh, kegiatan ini telah menjembatani penulis untuk lebih semangat belajar soal budaya dan praktik-praktik kebudayaan yang damai, baik itu kearifan lokal dan budaya dunia. Besar harapan penulis dapat menulis sebanyak-banyaknya budaya-budaya lokal pada khususnya yang mengadung nilai-nilai perdamaian. Kemudian menambah jaringan untuk merapatkan barisan secara massif mengkampanyekan perdamaian. Terakhir, kegiatan ini menjadikan penulis semakin mempunyai budaya berpikir inklusif dan pluralis, dan semoga penulis mencapai mindset berfikir religius, inklusif dan pluralis. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun