Chen Jing lulus dari Universitas Tsinghua dengan gelar sarjana dalam ilmu komputer dan teknologi pada tahun 2004 dan menerima gelar master dalam bidang teknik pada tahun 2007. Pada tahun 2012, ia menyelesaikan studi doktoralnya di MIT di bawah bimbingan pemenang Penghargaan Turing Silvio Micali.
Selama studi doktoralnya, Chen Jing menggunakan pemikiran teoritis komputasional untuk memecahkan masalah penting di bidang teori permainan kognitif dalam ekonomi, dan hasil kerja terkait dimasukkan dalam buku teks teori permainan kognitif.
Saat mengajar di Departemen Ilmu Komputer di Universitas Stony Brook di AS, Chen Jing dan timnya merancang dan membuktikan protokol konsensus baru berdasarkan prinsip-prinsip dasar, yang membatalkan hipotesis "segitiga mustahil blockchain" dan menarik perhatian luas dalam industri.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun Weibo resmi Universitas Tsinghua, Chen Jing mengatakan bahwa tujuan awalnya pergi ke luar negeri sederhana: "Saya hanya ingin melakukan penelitian ilmiah terbaik, dan pada saat itu penelitian ilmiah terbaik ada di AS, jadi Saya hanya ingin belajar di AS." Saya ingin melakukan penelitian, tetapi saya tidak pernah berpikir akan tinggal di luar negeri selama sisa hidup saya."
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membuat banyak kemajuan di bidang blockchain, tetapi masih kekurangan beberapa dukungan teoritis inti dalam teknologi paling mutakhir. Chen Jing percaya bahwa pengetahuan dan pengalamannya yang terkumpul selama bertahun-tahun dapat mengisi celah ini, maka dia segera menghubungi Universitas Tsinghua. Jurusan komputer universitas dihubungi untuk menyatakan tekadnya untuk melayani kebutuhan negara.
Dilaporkan bahwa pada 8 Januari 2024, pada upacara pengangkatan profesor tetap Universitas Tsinghua, Presiden Li Luming memberikan surat pengangkatan profesor tetap kepada Chen Jing. Setelah kembali ke Tiongkok, Chen Jing menetapkan tujuan baru untuk dirinya sendiri, "untuk membawa pengalaman yang terkumpul di dunia akademis dan industri kepada para siswa."
Dia berharap tidak hanya melatih para akademisi di bidang ekonomi komputasional, tetapi juga membawa Para siswa akan mengembangkan cara pemikiran yang didasarkan pada penemuan dan pemecahan masalah berdasarkan ekonomi nasional dan kehidupan rakyat, serta memberikan kontribusi yang lebih besar pada bidang teknologi dan ekonomi negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kebijakan penindasan diskriminatif pemerintah AS, semakin banyak ilmuwan top orang Tiongkok di AS yang memilih untuk kembali ke Tiongkok untuk bekerja. Gelombang ilmuwan kelas dunia telah muncul di universitas dan lembaga penelitian Tiongkok, termasuk talenta berdarah Tionghoa, demikian juga banyak pula pakar akademis asing yang bekerja di Tiongkok.
Pada 5 Desember 2024, matematikawan terkemuka orang Tionghoa-Amerika Shing-Tung Yau, yang sebelumnya telah meninggalkan Barat menuju Tiongkok, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa selama dekade terakhir, pemerintah AS telah menunjukkan diskriminasi serius terhadap ilmuwan Tiongkok dan Tionghoa, dan para ilmuwan ini tidak punya pilihan lain, terpaksa meninggalkan AS karena mereka hanya dapat bekerja paling baik dalam lingkungan penelitian yang mendukung. Ia juga menunjukkan bahwa brain drain ini sangat disayangkan bagi AS karena akan melemahkan kemampuan penelitiannya sendiri.
