Hasilnya, LIB yang dikembangkan memiliki perpanjangan-pada-putus sebesar 220 20% dan dapat memasok daya selama peregangan dan pelepasan. Lebih jauh, LIB yang dipotong dan kemudian disembuhkan masih dapat memberikan kapasitas pelepasan rata-rata sebesar 126,4 mAh g 1 dan secara stabil menyediakan daya untuk LED.
Pekerjaan ini menawarkan jalan baru untuk pengembangan LIB yang dapat diregangkan dan dapat disembuhkan sendiri untuk perangkat elektronik yang dapat diregangkan dan dikenakan.
Baterai lithium-ion menawarkan kepadatan energi tertinggi dari semua teknologi penyimpanan energi yang ditemukan hingga saat ini. Hal ini berarti jarak tempuh yang lebih jauh untuk kendaraan listrik atau masa pakai baterai yang lebih lama untuk laptop dan ponsel pintar, sekaligus menempati sebagian kecil ruang yang dibutuhkan oleh teknologi konvensional seperti baterai timbal-asam.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, perangkat seperti robot lunak, perangkat yang dapat dikenakan, dan kulit elektronik sedang dikembangkan. Agar pengguna dapat merasakan pengalaman tanpa hambatan, perangkat ini memerlukan penyimpanan energi yang fleksibel, dan para peneliti telah berupaya mengembangkan perangkat ini selama beberapa tahun terakhir menggunakan kimia litium-ion.
Namun, dengan fleksibilitas, ada pula risiko komponen internal sel baterai putus dan memicu korsleting. Untuk menghindari hal ini, pemulihan sendiri merupakan karakteristik penting yang harus dimiliki baterai, terutama jika baterai dibuat lentur.
Para peneliti di Universitas Jilin menggunakan pendekatan inovatif untuk mencapai hal ini.
Menggabungkan elektrolit dan elektroda
Tim peneliti yang dipimpin oleh Xiaokong Liu, seorang profesor di Universitas Jilin, membuat baterai lithium-ion menggunakan molekul polimer panjang yang terhubung satu sama lain dengan ikatan karbon dan nitrogen, yang juga dikenal sebagai ikatan imina (imine).
Polimer dapat mengikat elektroda positif dan negatif baterai dan juga berfungsi sebagai elektrolit. Tim kemudian membangun baterai lithium-ion kecil menggunakan lithium besi fosfat dan lithium titanat sebagai elektroda.
Dengan demikian, tim mengembangkan baterai dengan konfigurasi 'all-in-one' di mana elektrolit dan elektroda menyatu di antarmuka/interface. Baterai terus mengalirkan daya bahkan saat diregangkan atau bahkan dipotong setengah dan disatukan kembali.