Tidak jelas berapa banyak tambang emas berharga yang masih belum ditemukan di seluruh dunia, dengan para ahli berbeda pendapat mengenai apakah kita telah mencapai puncak emas.
Ditempa dalam tungku bintang yang saling merangkul jauh sebelum Bumi terbentuk, urat-urat berkilauan di planet kita adalah sumber daya terbatas yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mengendap menjadi bentuk yang mudah ditambang.
Berdasarkan temuan-temuan terbaru ini, kita mungkin masih jauh dari kehabisan cadangan yang layak secara ekonomi.
Sampel-sampel inti yang diambil di sekitar pinggiran situs Hunan mengisyaratkan bahwa endapan itu mungkin meluas lebih jauh dari prediksi awal, menjadikan reservoir di bawah tanahnya sebagai tambang emas yang sesungguhnya.
Tahun ini merupakan tahun yang penting untuk penemuan emas.
Pada bulan Maret, seorang pemburu harta karun di Inggris menemukan apa yang diperkirakan mungkin merupakan bongkahan emas terbesar yang pernah ditemukan di negara itu.
Dan hanya dua bulan yang lalu, penelitian oleh para ilmuwan di Australia menemukan mekanisme baru yang mungkin mengarah pada pembentukan emas, yang menunjukkan bahwa aktivitas seismik gempa bumi sebenarnya memainkan peran dalam pembentukan bongkahan emas berukuran besar.
Namun, itu belum semuanya. Selain mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana emas terbentuk secara alami, para ilmuwan juga menyelidiki hal-hal baru yang dapat dilakukan untuk memanipulasi sumber daya yang berharga ini.
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan April melaporkan terciptanya jenis emas dua dimensi baru yang disebut 'goldene', yang tingginya hanya satu lapisan atom, yang memiliki beberapa sifat menarik yang tidak terlihat dalam bentuk emas tiga dimensi.
Meskipun emas adalah logam kuno yang telah dihargai sepanjang sejarah manusia, jelas masih banyak yang perlu kita ketahui tentangnya.