Seperti apa yang telah dituliskan pada postingan yang lalu bahwa Chip semikonduktor terakhir ini menjadi pusat persaingan geopolitik dan teknologi yang melibatkan Taiwan, Tiongkok, dan AS. baca:
Chip Semikonduktor Menjadi Pusat Persaingan Geopolitik dan Teknologi
Padahal untuk kepentingan kemajuan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia, alangkah idealnya jika masalah iptek semikonduktor ini tidak dipolitisasi. Namun karena ambisi dari Barat terutama AS yang ingin tetap menjadi hegemon dunia, iptek telah dijadikan alat politik untuk hegemoni dunia.
Dan bagaimana hubungan ekonomi strategis yang berkembang antara Tiongkok, Taiwan, dan AS terkait semikonduktor, mengkaji tantangan ekonomi dan keamanan yang berkembang yang dihadapi oleh para pelaku utama sektor swasta dan publik dalam industri tersebut, dan mengidentifikasi peluang bagi pemerintahan Biden/AS selama ini dalam upayanya untuk meningkatkan daya saing AS sekaligus membendung ambisi teknologi Tiongkok.
Menurut pandangan pengamat AS dan Barat dapat diulas antara lain sebagai berikut:
Semikonduktor merupakan kunci utama bagi ambisi teknologi AS dan Tiongkok yang saling bergantung. Semikonduktor merupakan kerentanan teknologi yang kritis bagi Tiongkok dan AS serta Taiwan, yang saling bergantung satu sama lain untuk perangkat semikonduktor mutakhir.
Meskipun telah melakukan investasi besar-besaran, menurut pandangan AS dan Barat bahwa Tiongkok sangat tidak mungkin mencapai kemampuan manufaktur semikonduktor independen dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
Perusahaan-perusahaan Tiongkok tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan papan atas karena keterbatasan akses ke peralatan manufaktur semikonduktor (SME/ semiconductor manufacturing equipment) dan perangkat lunak, serta kurangnya pengetahuan industri mereka secara keseluruhan akan menghambat pengembangan rantai pasokan yang mandiri.
Taiwan akan menjadi pusat ketegangan AS-Tiongkok. Mengingat peran utama "negara"(pulau) tersebut dalam manufaktur semikonduktor dan rantai pasokan teknologi, Tiongkok kemungkinan akan memanfaatkan pengaruh ekonominya melalui pembatasan perdagangan, perekrutan talenta, dan serangan siber untuk menyerang perusahaan-perusahaan utama guna memperoleh kekayaan intelektual (IP/Intelectual Property) semikonduktor inti yang diperlukan untuk mendukung industri dalam negerinya.