Sunat memiliki risiko minimal pada bayi berusia satu minggu, dan pemulihan hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari, sedangkan untuk pria dewasa, memerlukan waktu setidaknya beberapa minggu. Dari sudut pandang praktis, cuti tahunan bagi pekerja kantoran biasa seringkali rata-rata hanya tiga atau empat minggu. Biaya peluang untuk berbaring selama beberapa minggu untuk memulihkan diri setelah operasi bedah (sunat) sangatlah tinggi.
Selain itu, banyak masyarakat Tiongkok yang juga dipengaruhi oleh konsep tradisional bahwa "rambut dan kulit tubuh dipengaruhi oleh orang tuanya". Oleh karena itu, proporsi sunat pada pria dewasa di Tiongkok jauh lebih rendah dibandingkan di negara lain di dunia. Ketika pria Tiongkok memutuskan untuk pindah agama ke Yudaisme, kemampuan untuk menjalani operasi sunat saat dewasa adalah rintangan awal untuk berpindah agama. Bagi perempuan, tidak ada hambatan seperti itu.
Orang-orang Yahudi di Kaifeng semuanya mengadopsi nama keluarga Han sesuai dengan nama keluarga aslinya. Mereka dibagi menjadi tujuh nama keluarga dan delapan keluarga, yaitu Ai, Zhao, Zhang, Shi, Jin, Gao dan dua nama keluarga Li. nama keluarga Zhang dan nama keluarga Li menghilang. Saat ini, ada enam keturunan Yahudi yang tinggal di dekat Kaifeng.
Statistik awal tahun 1987 menunjukkan terdapat 66 rumah tangga dengan 159 orang keturunan Yahudi yang tinggal di Kota Kaifeng. Diantaranya terdapat tiga puluh satu rumah tangga bermarga Shi sebanyak 64 jiwa; dua belas rumah tangga bermarga Li beranggotakan 42 jiwa; dua rumah tangga bermarga Zhao beranggotakan 11 jiwa; dua rumah tangga bermarga Jin berjumlah 7 orang; dan dua rumah tangga bermarga Gao berjumlah 3 orang. Di antara delapan keluarga Yahudi di Kaifeng dengan tujuh nama keluarga, Zhang dan Li hanya menikah dengan orang Hui.
Menurut catatan silsilah, hanya orang Yahudi yang menikahkan anak perempuannya dengan keluarga Hui, sedangkan tidak ada orang Hui yang menikahkan anak perempuannya dengan keluarga Yahudi mengapa kedua nama keluarga ini hilang, sedangkan enam keluarga lainnya menikah dengan orang Han, dan di antara enam keturunan Yahudi yang ada, tidak ada catatan perkawinan campur dengan orang Hui.
Setelah sekian lama melakukan perkawinan campur, orang-orang Yahudi Kaifeng saat ini pada dasarnya telah berasimilasi sepenuhnya, dan ciri-ciri fisik mereka tidak jauh berbeda dengan kelompok etnis besar Tionghoa seperti orang Han.
Secara budaya, keturunan Yahudi Kaifeng telah sepenuhnya di-sinisasi (terlebur menjadi Han) dan telah meninggalkan kepercayaan Yahudi mereka. Tabu makanan tidak lagi dipatuhi. Kebiasaan "memetik urat (tendon)" saat makan daging sapi dan daging kambing jarang dipatuhi dan sudah banyak yang makan babi; di kalangan orang Yahudi, Sunat, yang sangat penting dalam masyarakat, sudah lama tidak ada lagi di kalangan Yahudi Kaifeng dan tidak ada yang mengetahuinya.
Keturunan Yahudi Kaifeng saat ini tidak memahami ajaran Yahudi, dan kebanyakan orang tidak dapat membedakan Musa, Daud dan Yesus, dan semua orang Yahudi Kaifeng tidak dapat mengikuti tradisi Fetival Yahudi. Tetapi mereka semua merayakan empat festival besar Tiongkok lainnya termasuk Hari Pengiriman Dewa, Hari Penerimaan Dewa, Festival Hantu, Penyapuan Makam, dan Pemujaan Leluhur. Selama Festival Qingming (Ceng Beng/nyekar) sama dengan yang dilakukan masyarakat Han.
Catatan menunjukkan bahwa ada penganut agama Buddha dan agama lain di kalangan Yahudi Kaifeng. Pada tahun 1866, ada juga seorang keturunan Yahudi yang masuk agama Buddha dan diberi nama "Ben Dao". Menurut wawancara dan survei para sarjana, orang-orang Yahudi Kaifeng dengan nama keluarga Shi adalah orang-orang yang paling melestarikan adat istiadat budaya Yahudi. Keluarga Shi masih mematuhi aturan makan dan minum selama Festival Musim Semi setiap tahun mencelupkan darah ayam ke dalam kuas tulis sesuai dengan ritual Passover Yahudi. Keluarga Shi mengolesi ambang pintu dan merebus daging kambing dalam air putih untuk memuja leluhur mereka; keluarga Shi mengharuskan keturunan mereka untuk mematuhi beberapa dari Sepuluh Perintah Allah dan ajaran keluarga Zhu Zi. Namun, seperti keturunan Yahudi lainnya, keluarga Shi tidak tahu apa-apa tentang pengetahuan dasar Yudaisme.
Menurut statistik, pada awal abad ke-21, terdapat 66 rumah tangga di Kaifeng yang mengaku keturunan Yahudi, dengan jumlah sekitar 200 jiwa. Sekitar tahun 1950-an, sebagian besar keluarga ini mengidentifikasi diri mereka sebagai Han. Sejak tahun 1980-an, dengan reformasi dan keterbukaan, identitas nasional Yahudi Kaifeng berangsur-angsur pulih, dan beberapa orang mulai merayakan Passover.