Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Pertama Pintu Tiongkok Terbuka Bagi Agama Katolik

18 September 2024   12:26 Diperbarui: 18 September 2024   12:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tripadvisor.com

Jika "prestasi" utama Michel Ruggieri adalah membuka pintu ke Tiongkok, maka Matteo Ricci akan jauh melampaui pemimpinnya dalam hal reputasi, status, dan karier di masa depan, dan akan menjadi pemimpin misionaris ke Tiongkok di masa depan dan menjadi perwakilan yang tipikal.

Gaya diplomasi yang elegan

Matteo Ricci, yang berasal dari tempat lahirnya gerakan Renaisans, memiliki prestasi budaya yang baik. Dia telah secara resmi mempelajari "rahasia berbagai studi" (displin ilmu) seperti astronomi, geografi, matematika, perspektif, teori musik, dan dan ceramah dari guru-guru terkenal. Dia terutama memiliki pengetahuan yang kaya dalam ilmu alam. Setelah tiba di Tiongkok, ia belajar bahasa Mandarin dan melakukan penelitian tentang Konfusianisme, menjadi seorang sarjana yang memahami pengetahuan Tiongkok dan Barat.

Dia juga seorang pria yang menarik dan mudah bergaul. Dia sopan dan murah hati ketika bertemu orang lain. Jika bicara dengan orang sangat ramah dan bisa menarik lawan bicara, "lidahnya tajam dalam berdebat dan lincah", sangat mampu menarik perhatian orang. Beersikap toleran dan dapat memenangakan hati masyrakat.

Menurut catatan, suatu saat pelayannya dia menangkap seorang pria yang memanjat tembok untuk mencuri kayu bakar. Alih-alih menghukumnya, Ricci malah memikul sejumlah kayu bakar dan memberikannya kepadanya. Dia menuturkan dia mengerti bahwa dia mencuri kayu bakar karena dia miskin dan membutuhkan, tidak perlu mempersoalkannya.

Tentu saja, pria itu merasa malu sekaligus terharu, sehingga ketika bertemu sama orang sekelilingnya dia menceritakan kebaikan dari pendeta Barat ini, sehingga ceritanya menyebar.

Matteo Ricci juga memberikan perhatian khusus pada dirinya, kemana saja selalu bernyesuaikan diri pada tradisi dan kebiasan adat setempat, maka ketika masuk ke Tiongkok dia berusaha menjadi orang Tiongkok. Maka begitu dia masuk ke Tiongkok dan langsung bersaling memakai pakaian fasyen model orang Tiongkok, ketika mengetahui pakaian a la scholar Konfusius lebih sesuai, maka berpakaian model scholar Konfusius, tidak hanya berpakaian model setempat, tetapi juga makanan, kehidupan sehari-hari, tata krama dan aspek lainnya juga sepenuh mengubah a la orang Tiongkok.

Matteo Ricci sangat mementingkan sosialisasi. Tampaknya ini adalah keahliannya, dan dia mencoba berbuat yang terbaik untuk melakukannya. Dia terus memperluas aktivitas dan cakupan kontaknya, dalam lebih dari sepuluh tahun di Tiongkok dia membuka banyak basis aktivitas seperti Zhaoqing, Shaozhou (sekarang Kota Shaoguan, Guangdong), Nanjing, Nanchang, dan Suzhou.

Pada tahun 1597, dia telah bisa berteman baik dengan banyak orang di sepuluh dari lima belas provinsi Dinasti Ming, dan kebanyakan dari mereka adalah pangeran, pejabat, bangsawan, dan selebriti dari semua lapisan masyarakat.

Dia menyambut setiap pengunjung dengan hangat. Ketika dia berada di Nanchang, rumahnya selalu dipenuhi pengunjung setiap hari, rumahnya selalu terbuka bagi tamu-tamunya, sehingga ada orang yang menyarankan untuk sekali-kali menuntup pintu.

Tapi dia mengatakan: "Tuhan tidak memperkenankan saya berbohong, saya lebih suka jumlah pengunjung berlipat ganda daripada mengkhianati kebenaran dalam kata-kata dan perbuatan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun