Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama Kristen Pertama Kali Masuk ke Tiongkok

10 Agustus 2024   11:52 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menara hilang dalam kabut, dan perahu hilang di sungai di bawah sinar rembulan", ini adalah pepatah terkenal dari penyair kuno Qin Guan* dari Dinasti Song. Konsepsi artistiknya yang luas penuh dengan keindahan sastra dan pesona filosofis.

*Qin Guan adalah seorang penyair Tiongkok dari Dinasti Song. Nama kehormatannya adalah Shaoyou dan Taixu. Nama samarannya adalah Huaihai Jushi dan Hangou Jushi. Dia dihormati sebagai salah satu dari "Empat Cendekiawan Aliran Su", yang terdiri dari Qin Guan, Huang Tingjian, Zhang Lei dan Chao Buzhi.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

Jika kita mengasosiasikannya secara lebih luas, kita akan menemukan bahwa: dari sejarah hingga kenyataan, dari alam hingga masyarakat, selama bertahun-tahun, di dunia yang luas, terdapat banyak fenomena yang membingungkan, seperti bulan yang diselimuti kabut, menarik orang untuk mencari dan mengeksplorasinya.

Lebih dari 600 tahun setelah kelahiran Yesus, sekelompok muridnya yang bukan keturunannya langsung datang ke Tiongkok. Namun, butuh hampir seribu tahun kemudian baru identitas mereka dipahami oleh dunia.

Jika kita menilik dalam sejarah hubungan antara Tiongkok dan Kristen itu seperti sungai dengan sejarah yang panjang, lalu kapan dan dari mana gelombang pertamanya berasal? Ada banyak teori tentang ini, tetapi salah satu yang tetap menjadi saksi paling otoritatif adalah prasasti batu yang disebut "Monumen/Prasasti Agama Nestorian Qin Besar di Tiongkok" (biasanya disebut sebagai "Monumen/Prasasti Nestorian Qin Agung/Agama Da Qinjing"). Apa yang disebut "Qin Besar/Da Qin" mengacu pada Kekaisaran Romawi Timur; "Nestorianisme Qin Besar/Da Qinjing" adalah cabang/sekte agama Kristen. Prasasti Nestorian Da Qinjing memberikan bukti konklusif bahwa agama Kristen datang ke Tiongkok setidaknya pada Dinasti Tang.

Prasasti ini lahir pada tahun kedua Jianzhong (tahun ke-78) Kaisar Dezong dari Dinasti Tang, terkubur di bawah tanah selama ratusan tahun, ditemukan di Provinsi Shaanxi secara kebetulan pada tahun 1623. Dengan ditemukan Prasasti tersebut yang berukuran tinggi 2,36 meter, lebar 0,86 meter, dan tebal 0,25 meter. Kini tersimpan di Museum Provinsi Shannxi.

Sumber: xinde.org + zhuanlan.zhihu.com
Sumber: xinde.org + zhuanlan.zhihu.com

Bagian atas prasasti diukir dengan pola salib dan nama prasasti tersebut. Pada prasasti tersebut terdapat 1.780 huruf Han Yu (Mandarin). Bagian bawah dan samping prasasti prasasti itu adalah daftar lebih dari 70 imam dalam bahasa Syria kuno. Prasasti ini seperti seorang lelaki tua yang telah mengalami perubahan hidup, mengumumkan fakta sejarah yang berharga kepada semua orang.

Perlu diketahui agama Kristen pada Dinasti Tang dan Tiongkok kuno sering disebut Agama Da Qinjing (agama dari Romawi) atau Agama Jingmen atau agama Jing.

Kesopanan dan Kearifan Kerajaan Tiongkok

Prasasti kuno tersebut menceritakan kepada kita: Pada tahun kesembilan (ke-9) Kaisar Zhenguan di Dinasti Tang (tahun 635 M), seorang pendeta Nestorian bernama Alopen dari "Kerajaan Qin Besar" melakukan perjalanan ribuan mil dari Barat (Eropa) ke Xi'an, ibu kota kerajaan Dinasti Tiongkok, dan "disambut " oleh Tang Qian.

Dia "disambut" oleh Tang Qian dan tinggal di perpustakaan istana untuk menerjemahkan kitab suci. Setelah Raja Taizong-Li Shimin membaca terjemahannya, dia "sangat memahami adanya suatu kebenaran dan memerintahkannya dia untuk diajarkan/disiarkan".

Pada bulan ketujuh tahun kedua belas (ke-12) Kaisar Zhenguan (tahun 638M), dekrit tersebut berbunyi: "Alopen  telah mempersembahkan kitab suci dan gambar ibu kota.  Ajarannya mendalam tapi belum dilaksanakan... Ini bermanfaat bagi dunia dan seharusnya disebarkan ke seluruh negeri."

Dia kemudian memerintahkan pembangunan Kuil Qin Besar/Da Qin (awalnya disebut "Kuil Persia", yaitu Gereja Nestorian) di ibu kota Yiningfang, dan menempatkan seorang pendeta di kuil tersebut.

Tak lama kemudian, potretnya dilukis di dinding kuil untuk menunjukkan kebaikannya, sehingga ia dikenal sebagai "kecantikan alami dengan penampilan cemerlang dan Gerbang Nestorian yang cemerlang".

Sumber: zh.wikipedia.org
Sumber: zh.wikipedia.org

Kaisar Tang Gaozong-Li Zhi (Khan of Heaven/berkuasa 15-07-649-27 Desember 683), menjadi semakin berbelas kasih kepada Jingmen (istilah agama Kristen pada Tiongkok kuno). Dia tidak hanya masih memuja Alopen sebagai "Guru Dharma Agung Negara", tetapi dia juga membangun Kuil Jing (gereja) di seluruh negara bagian yang disebut "the Dharma spread to ten places, the country was prosperous, temples filled hundreds of cities, and families were prosperous and blessed/Dharma disebar ke sepuluh tempat(negeri), negara menjadi makmur, kuil dibangun memenuhi ratusan kota, dan keluarga akan sejahtera dan diberkati".

Pada masa pemerintahan kekaisaran wanita pertama Tiongkok kuno Wu Zetian dan tahun-tahun awal naik takhtanya kaisar Tang Xuanzong dan Li Longji, meskipun Jingmen diserang oleh keluarga Buddha dan Tao, para pendeta Jing (Kristen) mampu menyenangkan keluarga kerajaan dengan segala cara, sehingga Agama Jing tetap dipertahankan dan segera menjadi populer.

Meskipun kaisar Xuanzong sangat tergila-gila dengan Selir Yang Guihui sehingga dia selalu terlambat pergi ke pengadilan atau ruang audensi pagi, dia tetap peduli dengan agama Jing. Dia mengirim salah satu dari empat saudara laki-lakinya untuk mengunjungi Kuil Jing (gereja) secara langsung, membangun altar, dan memajang potret para leluhur dari lima generasi keluarga kerajaan di kuil Jing. Dia juga memerintahkan pendeta agama Jing (Kristen) lebih dari sepuluh orang melantunkan doa ayat Al kitab dan mempraktikkan ajaran di Istana Xingqing*.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

* Istana Xingqing awalnya adalah sebuah rumah tua, bernama Longqing Fang, tempat Li Longji tinggal bersama kelima saudara laki-lakinya ketika dia menjadi seorang pangeran.

Pada akhir Dinasti Tang, Istana Xingqing dihancurkan, dan pada awal Dinasti Qing (Manchu), situs tersebut secara bertahap menjadi lahan pertanian.

Pada tanggal 31 Mei 1957, situs Istana Xingqing terdaftar sebagai unit perlindungan peninggalan budaya Provinsi Shaanxi.

Belakangan, Suzong Li Heng, yang hanya menjabat sebagai kaisar selama lima atau enam tahun selama Pemberontakan An Lushan (tahun 755-763)*, juga berpikir untuk membangun kembali Kuil Jing yang hancur akibat perang di Lingwu dan empat kabupaten lain tempat ia naik takhta.

*baca : Menelusuri Nenek Moyang Etnis Hui di Tiongkok yang Mayoritas Muslim

https://www.kompasiana.com/makenyok/66b199b0ed6415382a5287a2/menelusuri-nenek-moyang-etnis-hui-di-tiongkok-yang-mayoritas-muslim

Kaisar Daizong Li Yu berperilaku lebih sopan dan santun. Setiap Natal, dia tidak hanya memberikan beberapa batang "dupa surgawi" untuk merayakannya, tetapi juga mengadakan perjamuan untuk para pendeta. Belakangan, Kaisar Dezong-Li Shi mengikuti teladan leluhurnya dan menghormati agama Jing (Kristen).

Monumen/Prasasti Nestorian Dajing lahir pada masa pemerintahannya, dan memuji jasa kaisar dalam "mengambil alih delapan urusan politik untuk menggulingkan She Youming, dan memperjelas sembilan domain untuk memulihkan pemandangan dan takdir" (semua kutipan ini berasal dari prasasti Nestorian Dajing ini).

Dari informasi yang dicertitakan oleh Monumen/Prasasti Nestorian Dajing di atas, kita dapat mengetahui bahwa sejak masuknya Nestorianisme pada masa Kekaiasaran Taizong hingga masa kaisar Dezong, meskipun perjalanannya tidak mulus, namun sebagian besar diperlakukan dengan sopan santun kerajaan dan dapat mencapai tujuan perkembangan tertentu.

Meskipun prasasti tersebut tidak dapat mencatat keadaan selanjutnya, data sejarah lainnya menunjukkan bahwa hingga masa Kaisar Wenzong Li'ang, dan para kaisar berikutnya umumnya tetap menyenangi agama Jing (Kristen)

Dari tahun-tahun terakhir pemerintahan Kaisar Wenzong hingga tahun-tahun awal Zhenguan, periode ini berlangsung sekitar 210 tahun. Selama periode ini, bagi agama Jing, periode ini dapat dianggap diterangi oleh warna-warna keberuntungan "keindahan langit".

Pendeta Nestorian yang serba bisa

Para pendeta Nestorian tidak hanya duduk santai dan menikmati bantuan kerajaan, namun aktivitas sangat proaktif sangat terlihat.

Beberapa dari mereka terlibat dalam penerjemahan karya klasik Tiongkok kuno, dan pekerjaan seperti itu tentu saja membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Seorang pendeta terkenal bernama Jingjing (Adam) seorang diri saja telah menerjemahkan tiga puluh jilid Alkitab. Prasasti di Shannxi -- Monumen/Prasasti Nestorian Da Qinjing ditulis olehnya.

Beberapa pendeta Nestorian dalam upaya menyenangkan keluarga kerajaan dengan mengumpulkan dana untuk pembangunan dan membuat peralatan "aneh". Seorang pria bernama pendeta Abraham, pada masa pemerintahan Kaisar wanita Wu Zetian, "mengumpulkan dana jutaan miliar" untuk membantu membangun sebuah bangunan bernama "Songde Tianshu" di luar Duanmen di Kota Kekaisaran Luoyang. Ini adalah pilar tembaga raksasa untuk memperingati dan memuji pencapaian Kaisar Wu. Pilar ini megah dan unik, menjulang tinggi ke langit. Jingmen (Gereja) menyumbangkan uang dan upayanya untuk tujuan ini, ini bukanlah merupakan kontribusi kecil.

Seorang pendeta Nestorian bernama Gabriel, pada masa pemerintahan Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang,  dia pernah membuat "berbagai macam senjata aneh dan cerdik" dan mempersembahkannya kepada keluarga kerajaan, yang diterima dengan baik. Hal ini memainkan peran penting dalam membantu Jingmen (Nestorian) tidak tersingkirkan dan tidak mendapat kesulitan diserang oleh penganut Tao pada saat itu.

Hal ini memainkan peran penting dalam "merevitalisasi prinsip-prinsip misterius" dan "menjaga integritas hubungan". Hal ini juga dapat dibuktikan dengan tuduhan beberapa pejabat di istana Tang bahwa mereka "berusaha menyenangkan kaisar, sehingga menggoyahkan hatinya". ".

Beberapa pendeta Nestorian ahli dalam bidang medis, yang menjadi cara efektif untuk menyenangkan keluarga kerajaan. Pada tahun kedua puluh delapan Kaiyuan (tahun 740), adik laki-laki Xuanzong, Li Xian, sakit parah. Keluarga kerajaan dan para menteri sangat cemas. Setelah didiagnosis dan dirawat oleh seorang pendeta Nestorian bernama Chongyi, dia segera membaik.

Sumber: taobao.com
Sumber: taobao.com

Xuanzong sangat senang dan "secara khusus memberinya jubah perjalanan dan kantong ikan untuk menghargai jasanya." "Jubah perjalanan" adalah sejenis pakaian resmi berwarna merah, dan "kantong ikan" digunakan oleh pejabat tinggi di Dinasti Tang. Nama pejabat tersebut terukir di atasnya dan dia memakainya, yang menunjukkan pahala yang besar.

Sumber: baike.com
Sumber: baike.com

Ada juga catatan dalam literatur bahwa para pendeta Nestorian pandai mengobati penyakit mata dan bahkan ada catatan yang memceritakan mampu melakukan kraniotomi/operasi tulang tengkorak kepala (perform craniotomy).

Yang lebih mengejutkan lagi adalah beberapa pendeta Nestorian ditugaskan untuk berpartisipasi dalam urusan militer dan politik yang penting dan dianugerahi posisi tinggi. Disebutkan dalam Prasasti Nestorian Dajing di tas bahwa seorang pria bernama Iazedbouzid pernah ditunjuk oleh Kaisar Suzong untuk membantu urusan militer tanggung jawab di bawah Guo Ziyi*, atas jasanya, dia dianugerahi gelar Jinzi Guanglu Dafu*, Wakil Utusan Tongshuofang Jiedu*, Pengawas Ruang Ujian  dan gelar lainnya.

*Jinzi Guanglu Dafu, seorang pegawai negeri, adalah nama resmi kuno. Dia adalah seorang pejabat pada awalnya dan tidak memiliki gelar. Setelah Dinasti Sui dan Tang, dia adalah pejabat biasa. Di Dinasti Tang, itu adalah kelas tiga Zheng, di Dinasti Song, itu adalah kelas dua dari Zheng, dan di Dinasti Yuan, itu adalah kelas satu dari Cong. Tidak ada hal seperti itu pada Dinasti Ming dan Qing.

*Tongshuofang Jiedu adalah seorang utusan yang ditunjuk oleh Dinasti Tang di barat laut Tiongkok saat itu untuk mempertahankan kerajaan dari masyarakat nomaden seperti Pasca-Kekhanan Turki. Pusat administratifnya adalah Lingzhou (sekarang kota kuno di barat laut Wuzhong, Ningxia), dan dia adalah salah satu dari sepuluh utusan Tianbao. Itu milik Jalan Guannai Dinasti Tang, dengan wilayah selatan berbatasan dengan Guanzhong dan wilayah utara mencapai perbatasan utara Kekaisaran Dinasti Tang.

Guo Ziyi (lahir 697- wafat 9 Juli 781), nama kehormatan Ziyi, adalah penduduk asli Kabupaten Zheng, Huazhou (sekarang Distrik Huazhou, Weinan, Provinsi Shaanxi). Seorang jenderal terkenal, politisi, dan ahli strategi di Dinasti Tang, dia adalah putra Guo Jingzhi, gubernur Shouzhou.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

Dari sudut pandang ini, Nestorianisme pada Dinasti Tang nampaknya cukup kuat. Namun pada tahun kelima pemerintahan Huichang (tahun 845), Kaisar Wuzong dari Dinasti Tang melancarkan badai nasional untuk memusnahkan agama Buddha. Sehingga Nestorianisme terpengaruh dan tiba-tiba runtuh.

Apa sebenarnya kekuatan Nestorianisme di Dinasti Tang? Pertukaran budaya dengan Persia.

Ada latar belakang dan alasan khusus Alopen datang ke Tiongkok. Nestorianisme yang dibawanya merupakan aliran atau sekte Kristen Nestorian. Pendiri sekte ini adalah Nestorius, pernah menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Ajarannya tidak sejalan dengan ajaran Kristen yang berlaku saat itu, terutama penekanannya pada "dua pribadi" yang bertentangan dengan doktrin "Tritunggal". Dikatakan bahwa Nestorius dikutuk sebagai bidah pada Konsili Efesus yang diadakan pada tahun 431M, dan Nestorius diberhentikan dari jabatannya dan diasingkan.

Dalam proses menekan mereka dan banyak pengikutnya yang melarikan diri ke arah timur, mereka ditampung dan dilindungi di Persia (Iran) sehingga mampu mendapatkan pijakan dan berkembang.

Apa yang disebut "Agama Da Qinjing" Alopen menggunakan Persia sebagai basis untuk memperkenalkan agama Kristen Nestorian ke Tiongkok.

Oleh karena itu, hubungan antara sekte ini dengan agama Kristen ortodoks pada waktu itu, baik di Persia maupun di Tiongkok, bersifat "suaka politik". Masuknya dia ke Tiongkok bisa dikatakan sebagai "kebetulan" dari pertukaran budaya antara Tiongkok dan Persia saat itu.

Persia juga merupakan negara dengan sejarah dan peradaban yang panjang. Sejak Dinasti Han Barat, utusan Tiongkok telah berada di sana dan menjalin hubungan antara Tiongkok dan Persia. "Jalur Sutra" yang terkenal melewati negara itu, yang kemudian menjadi "tenggorokan" yang menghubungkan Timur dan Barat, dan akhirnya mencapai pantai Mediterania.

Ikatan budaya antara Tiongkok dan Persia memiliki sejarah panjang. Namun, pada periode sebelum Nestorianisme memasuki Tiongkok, karena hambatan dari Turki, komunikasi antara Tiongkok dan Persia pada dasarnya terputus. Pada tahun-tahun awal Kaisar Zhenguan di Dinasti Tang, Turki Timur dikalahkan, dan Turki Barat juga menyerah kepada Dinasti Tang. Hanya setelah transportasi antara Tiongkok dan Persia dipulihkan, orang-orang Nestorian dapat pergi ke arah timur (Tiongkok).

Isi pertukaran budaya Tiongkok-Persia cukup luas, dan agama hanyalah salah satu aspeknya. Dari aspek ini saja, tidak hanya didominasi oleh Nestorianisme. Jauh sebelum Nestorianisme, Fujiao (Yinxian, yaitu Zoroastrianisme tau agama pemuja api), yang merupakan produk "pribumi" Persia, telah diperkenalkan ke Tiongkok selama Dinasti Selatan dan Utara (tahun 420-589M).

Sekitar pada waktu yang sama dengan Nestorianisme, Manikheisme juga datang ke Tiongkok dari Persia. Agama Islam yang baru muncul dari buaiannya di Jazirah Arab pun terseok-seok, selain terangkut melalui jalur laut, juga berkat upaya tak kenal lelah bangsa Persia untuk memeluknya.

Pada saat itu, Tiongkok mengambil sikap menyambut semua pendatang dan memperlakukan mereka dengan sopan dan santun terhadap agama-agama asing tersebut. Bukan hanya Nestorian saja yang mendapat sambutan dan dukungan kerajaan pada Dinasti Tang saja, semua aliran dan agama luar sepenuhnya terbuka untuk umum. Ini menunjukan pikiran luas terbuka dan kemurahan hati, dan vitalitas dinasti yang makmur.

Negara yang kuat dan makmur memberikan dinasti pada waktu itu kepercayaan diri yang cukup untuk tetap bertahan dan memperluas keterbukaannya terhadap dunia luar.

Dan keterbukaan terhadap dunia luar akan semakin mendorong pembangunan yang kuat dan sejahtera. Ini membentuk siklus yang baik, dan berdasarkan landasan kebudayaan yang terakumulasi di masa lalu, kebudayaan Tang bersifat luas, segar, cemerlang, dan menjadi puncak kebudayaan Tiongkok kuno dan puncak kebudayaan dunia pada saat itu.

Pesona uniknya menarik banyak orang dari seluruh dunia, mulai dari utusan resmi hingga pengunjung pribadi, dari cendekiawan hingga pendeta dan biksu, dari pedagang dan turis hingga musisi dan penari, dll. Ini telah menjadi salah satu pusat pertukaran budaya paling makmur di dunia saat itu......

Pada paruh pertama Dinasti Tang yang berada dalam lingkungan sosial terbuka tentu menunjukkan pola budaya yang beragam dan toleran, namun bukan berarti semua faktor budaya berada pada posisi yang setara.

Diantaranya, hanya Konfusianisme, Budha dan Taoisme yang utama. Mereka terkait erat dengan takhta istana kekaisaran, yang menarik perhatian kaisar Dinasti Tang yang tak tertahankan. Mereka berperan sebagai protagonis (peran uatma) di panggung kebudayaan Tiongkok, menampilkan drama yang hidup dan harmonis.

Ketika Alopen sendiri membawa kaum Nestorian ke Tiongkok dengan sikap yang agak asing dan "rasa malu-malu", dia tidak memiliki kesempatan untuk ikut campur dalam situasi tersebut dan memberikan pengaruh yang penting. Dia hanya bisa berdiri berdampingan dan menyaksikan ketiga ajaran tersebut menunjukkan kekuatan magis mereka dengan takjub. Tiga ajaran atau dua agama ini mendominasi, dan kedua agama (Buddha dan Tao) ini berkembang pesat di Tiongkok. (Akan dibahas pada lain kesempatan).

Sumber: Literatur Luar Negeri & Cuplikan Draft Naskah Lama Pribadi Penulis

https://www.xinde.org/show/37091

https://en.wikipedia.org/wiki/Emperor_Gaozong_of_Tang

https://zh.wikipedia.org/?title=%E5%94%90%E9%AB%98%E5%AE%97

https://en.wikipedia.org/wiki/Xingqinggong_Park

https://www.baike.com/wikiid/5036141915128918593

https://baike.baidu.com/item/%E9%83%AD%E5%AD%90%E4%BB%AA/282535

https://en.wikipedia.org/wiki/Guo_Ziyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun