Pendeta Nestorian yang serba bisa
Para pendeta Nestorian tidak hanya duduk santai dan menikmati bantuan kerajaan, namun aktivitas sangat proaktif sangat terlihat.
Beberapa dari mereka terlibat dalam penerjemahan karya klasik Tiongkok kuno, dan pekerjaan seperti itu tentu saja membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Seorang pendeta terkenal bernama Jingjing (Adam) seorang diri saja telah menerjemahkan tiga puluh jilid Alkitab. Prasasti di Shannxi -- Monumen/Prasasti Nestorian Da Qinjing ditulis olehnya.
Beberapa pendeta Nestorian dalam upaya menyenangkan keluarga kerajaan dengan mengumpulkan dana untuk pembangunan dan membuat peralatan "aneh". Seorang pria bernama pendeta Abraham, pada masa pemerintahan Kaisar wanita Wu Zetian, "mengumpulkan dana jutaan miliar" untuk membantu membangun sebuah bangunan bernama "Songde Tianshu" di luar Duanmen di Kota Kekaisaran Luoyang. Ini adalah pilar tembaga raksasa untuk memperingati dan memuji pencapaian Kaisar Wu. Pilar ini megah dan unik, menjulang tinggi ke langit. Jingmen (Gereja) menyumbangkan uang dan upayanya untuk tujuan ini, ini bukanlah merupakan kontribusi kecil.
Seorang pendeta Nestorian bernama Gabriel, pada masa pemerintahan Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang, Â dia pernah membuat "berbagai macam senjata aneh dan cerdik" dan mempersembahkannya kepada keluarga kerajaan, yang diterima dengan baik. Hal ini memainkan peran penting dalam membantu Jingmen (Nestorian) tidak tersingkirkan dan tidak mendapat kesulitan diserang oleh penganut Tao pada saat itu.
Hal ini memainkan peran penting dalam "merevitalisasi prinsip-prinsip misterius" dan "menjaga integritas hubungan". Hal ini juga dapat dibuktikan dengan tuduhan beberapa pejabat di istana Tang bahwa mereka "berusaha menyenangkan kaisar, sehingga menggoyahkan hatinya". ".
Beberapa pendeta Nestorian ahli dalam bidang medis, yang menjadi cara efektif untuk menyenangkan keluarga kerajaan. Pada tahun kedua puluh delapan Kaiyuan (tahun 740), adik laki-laki Xuanzong, Li Xian, sakit parah. Keluarga kerajaan dan para menteri sangat cemas. Setelah didiagnosis dan dirawat oleh seorang pendeta Nestorian bernama Chongyi, dia segera membaik.
Xuanzong sangat senang dan "secara khusus memberinya jubah perjalanan dan kantong ikan untuk menghargai jasanya." "Jubah perjalanan" adalah sejenis pakaian resmi berwarna merah, dan "kantong ikan" digunakan oleh pejabat tinggi di Dinasti Tang. Nama pejabat tersebut terukir di atasnya dan dia memakainya, yang menunjukkan pahala yang besar.
Ada juga catatan dalam literatur bahwa para pendeta Nestorian pandai mengobati penyakit mata dan bahkan ada catatan yang memceritakan mampu melakukan kraniotomi/operasi tulang tengkorak kepala (perform craniotomy).