Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Senapan Mesin Berat Buatan Tiongkok Menjadi Terbaik karena Sebuah Kesalahan Tidak Sengaja

31 Juli 2024   18:52 Diperbarui: 31 Juli 2024   19:40 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian kita bisa membayangkan membandingkan dengan M2 dimana prajurit harus berlari dan bergerak dengan senjata yang seberat 100 kg dengan Tipe 89 yang berbobot 26,5 kg. Keunggulan senapan mesin berat Tipe 89 bisa langsung terlihat.

Selain itu, dalam medan perang sering kali terdapat banyak dataran tinggi dan pegunungan serta medan kompleks lainnya, sehingga menyulitkan pasukan mekanik untuk menggunakan keahliannya dalam pertempuran dan hanya dapat mengandalkan tentara untuk berjalan kaki. Dalam hal ini, senjata paling ampuh bagi tentara tidak diragukan lagi adalah senapan mesin berat.

Jadi tidakkah AS dan Uni Soviet mengetahui bahwa mengurangi bobot senapan mesin berat sebanyak mungkin akan bermanfaat dalam pertempuran? Tentu saja mereka sangat mengetahuinya, namun tampaknya mereka belum bisa membuatnya.

Bagaimana Tiongkok dapat melakukannya? Kesalahan apa yang dilakukan para peneliti? Sebenarnya, para peneliti senjata Tiongkok tidak mengembangkan senapan mesin berat Tipe 89 pada saat itu,  mereka banyak melakukan penelitian, namun tidak ada dukungan dari data global, karena pada saat itu dunia belum ada internet.

Namun andaikata internet sudah populer sekalipun, semua negara-negara terutama AS dan sekutunya sangat memusuhi dan menutup informasi teknologinya terhadap Tiongkok.

Selain itu, andaikata Tiongkok dapat memperoleh data internasional, peneliti Tiongkok bisa-bisa tidak dapat memahami data itu.  Hanya saja melihat semangat kerja para peneliti senjata Tiongkok selama ini, mereka pasti akan melangkah lebih jauh, dan mereka tidak pernah mau menyerah karenanya.

Mereka terus antusias dengan penelitian senjata. Tak lama kemudian, para peneliti secara tidak sengaja memperoleh majalah tentang senjata, yang menunjukkan bahwa senapan mesin berat buatan luar negeri terutama Barat kaliber 12,7 beratnya hanya 25 kilogram.

Ini menjadi perhatian serius dari para peneliti senjata Tiongkok, mereka berpikir dalam operasi pegunungan, jika bobot senjata berkekuatan tinggi seperti senapan mesin berat bisa mencapai 25 kilogram, hal ini akan meningkatkan kekuatan tentara Tiongkok secara keseluruhan.

Hal ini akan menekan daya tembak musuh sampai batas tertentu. Sekarang setelah pihak asing berhasil mengembangkannya, hal ini menunjukkan bahwa bobot seperti ini dapat dilakukan. Karena pihak Barat dapat melakukannya, maka Tiongkok juga harus dapat melakukannya untuk senapan mesin berat barunya.

Saat itu, bobot senapan mesin berat Tipe 85 yang dikembangkan Tiongkok telah dikurangi menjadi 41,5 kilogram. Jika tidak memperhitungkan senapan mesin berat yang disebutkan dalam artikel tersebut, ini sudah menjadi salah satu senapan mesin berat paling ringan pada saat itu. Bobotnya sudah tidak terlalu perlu untuk dikurangi menjadi sangat ringan. (Untuk apa mereka merasa masih perlu untuk mengurangi bobotnya?)

Jadi para peneliti senjata mencoba segala cara untuk melakukan peningkatan struktur senapan mesin, dengan harapan dapat menghilangkan beberapa bagian struktur dan penyeimbang yang dihilangkan. Selama penelitian berhari-hari para ilmuwan dapat membuat senapan mesin berat baru ini mencapai 26,5 kilogram. Bisa dibilang hal ini juga mengejutkan banyak pabrikan asing. Meski tidak mencapai efek desain yang diinginkan (25 kg), namun masih cukup telah mencapai 26,5 kilogram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun