Tentara sukarelawan/PVA di Shangganling menyebut taktik ini sebagai "menambahkan bahan bakar". Taktik ini secara efektif mencegah pasukan PBB melancarkan gelombang serangan terhadap posisi tersebut. Menurut statistik, kompi Dong Baozhi membunuh dan melukai 1.500 tentara PBB di Dataran Tinggi 597,9 dalam satu hari, berhasil merampas empat senapan mesin berat dan sembilan senapan mesin ringan.
Serangan PBB terhadap Shangganling tidak berjalan sesuai harapan yang dapat dengan cepat bisa menembus pertahan pasukan PVA, ketika kedua pihak bertemu dan tarung ternyata sangat sulit, faktanya kedua belah pihak korbannya sangat besar.
Saat itu, cadangan militer AS di medan perang Korea hanya memiliki dua divisi yang ada di Jepang dan tiga divisi di Korea Selatan. Sudah tidak mungkin untuk meminta tambahan pasukan dari Amerika Serikat ke Korea Utara, bahkan sekutu terbaik AS, Â Inggris dan Prancis sudah tidak mau mengirim pasukan lagi ke Korea Utara.
Van Fleet Mengubah Taktik
Di atas ini adalah salah satu selebaran yang dijatuhkan oleh militer AS pada saat itu. Isinya seperti ini: Senjata pasukan PBB mengguncang bumi setiap hari, namun para pemimpin PKT berharap tentara Tiongkok hanya menggunakan senapan untuk melawan penyembur api.
Van Fleet mencoba menggunakan metode ini untuk melemahkan semangat para PVA untuk berperang dan bisa menguasai Shangganling. Bisakah itu terjadi?
Yang Tingyuan adalah seorang prajurit biasa dari Kompi ke-15 pada saat itu. Di Gunung Shangganling, ia sering mengambil selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat PBB. Namun, hal-hal "puitis" semacam ini sering menjadi lelucon antara dirinya dan rekan-rekannya memberitahu rekan-rekannya, dia mengatakan bagaimana wanita ini terlihat seperti tuan tanah di kampung halaman kami. Setelah tertawa, semua orang kembali ke tugas tempur masing-masing.
Yang Tingyuan sangat bersemangat akhir-akhir itu karena dia akan menjalankan misi tempur khusus, yaitu penyerbuan.