Komandan kompi membagi seluruh pasukan kompi menjadi tiga bagian.
Tugas bagian pertama pada posisi terdepan adalah untuk mempertahankan posisi-posisi.
Bagian kedua di terowongan untuk bersiap-siap mengisi kembali pasukan ke posisi itu kapan saja.
Bagian ketiga adalah tim cadangan dibiarkan berjarak lebih dari 100 meter dari posnya, siap siap kapan saja.
Dong Baozhi menuturkan: Jika ada satu korban, satu akan diisi ulang. Jika ada dua korban, dua akan diisi ulang, cukup dengan menggunakan walkie-talkie untuk menghubungi pasukan di belakang.
Tentara sukarelawan/PVA di Shangganling menyebut taktik ini sebagai "menambahkan bahan bakar". Taktik ini secara efektif mencegah pasukan PBB melancarkan gelombang serangan terhadap posisi tersebut. Menurut statistik, kompi Dong Baozhi membunuh dan melukai 1.500 tentara PBB di Dataran Tinggi 597,9 dalam satu hari, berhasil merampas empat senapan mesin berat dan sembilan senapan mesin ringan.
Serangan PBB terhadap Shangganling tidak berjalan sesuai harapan yang dapat dengan cepat bisa menembus pertahan pasukan PVA, ketika kedua pihak bertemu dan tarung ternyata sangat sulit, faktanya kedua belah pihak korbannya sangat besar.
Saat itu, cadangan militer AS di medan perang Korea hanya memiliki dua divisi yang ada di Jepang dan tiga divisi di Korea Selatan. Sudah tidak mungkin untuk meminta tambahan pasukan dari Amerika Serikat ke Korea Utara, bahkan sekutu terbaik AS, Â Inggris dan Prancis sudah tidak mau mengirim pasukan lagi ke Korea Utara.
Van Fleet Mengubah Taktik
Dong Baozhi - penduduk asli Hebei Selama Pertempuran Shangganling, kompinya bertanggung jawab untuk menjaga di Dataran Tinggi 597,9. Dong Baozhi dan rekan-rekannya memasuki pos ketika malam tiba untuk menjaga dan mempertahankan pos tersebut.
Untuk mempertahankan posisi tersebut, kompi Dong Baozhi mengadopsi strategi tempur kelompok kecil. Kompi tersebut didistribusikan di beberapa posisi dalam satuan regu. Pada saat itu, perlengkapan senjata regu infanteri sukarelawan/PVA adalah: