Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (2)

3 Juli 2024   14:47 Diperbarui: 3 Juli 2024   15:14 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melanjutkan tulisan yang lalu:

Kisah Lahirnya Bom Pertama Tiongkok (1)

https://www.kompasiana.com/makenyok/6683afbfed64152385548942/kisah-lahirnya-bom-pertama-tiongkok-1

Pada 10 Juli 1951, dalam perundingan putaran pertama yang diadakan di Laifongzhuang, Kaesong, Korea Utara, kedua belah pihak menemui jalan buntu mengenai masalah demarkasi garis demarkasi militer (Panmunjom). Sebuah kejadian aneh terjadi dalam sejarah perundingan dunia di tempat tersebut .

Terjadi suasana hening selama lebih dari dua jam. Akhirnya perwakilan Amerika berkata dengan arogan, biarkan bom, artileri, dan senapan mesin yang berdebat.

Menghadapi pengumuman musim gugur dan musim panas yang diprakarsai oleh AS pada tahun 1952, Eisenhower terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Pada musim semi tahun berikutnya, dia memerintahkan pengiriman rudal yang dilengkapi bom atom ke Okinawa dalam upaya mengancam Tiongkok dengan kekuatan nuklir.

Sumber: tw.news.yahoo.com
Sumber: tw.news.yahoo.com

Menghadapi situasi Perang Korea, Ketua Mao menyampaikan pidato penting. Saya rasa kita tidak harus mengambil keputusan tentang berapa lama perang akan berlangsung. Diketahui sebelumnya adalah presiden Truman, kemudian presiden Eisenhower dan di masa depan tidak tahu siapa lagi. Terserah mereka untuk memutuskan, artinya, kita akan berjuang selama yang mereka  mau berapa lama pun.

Perjanjian Gencatan Senjata Korea adalah gencatan senjata yang mengakhiri permusuhan dalam Perang Korea. Perjanjian ini ditandatangani oleh Letnan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat William Harrison Jr dan Jenderal Mark W. Clark mewakili United Nations Command (UNC), pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Jenderal Nam Il mewakili Tentara Rakyat Korea (KPA), dan Peng Dehuai mewakili Tentara Relawan Rakyat Tiongkok (PVA). Gencatan senjata tersebut ditandatangani pada tanggal 27 Juli 1953, dan dirancang untuk "memastikan penghentian total permusuhan dan semua tindakan angkatan bersenjata di Korea sampai penyelesaian damai akhir tercapai."

Setelah tiga tahun pertempuran berdarah, Perjanjian Gencatan Senjata Korea secara resmi ditandatangani pada 27 Juli 1953, dan Perang Korea pun berakhir. Namun, saat masyarakat Tiongkok menghembuskan nafas legah, situasi di Selat Taiwan tiba-tiba kembali tegang.

Pada tahun 1954, AS dan Taiwan menandatangani "Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Taiwan", yang menetapkan bahwa AS harus segera mempertahankan dan mengembangkan angkatan bersenjata Taiwan. Ketua Mao Zedong segera membalas bereaksi.

Pada 18 Januari 1955, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, terdiri dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara melakukan operasi pendaratan lintas laut gabungan pertama mereka dan membebaskan Pulau Jiangshan, pintu gerbang ke Pulau Dachen. Segera setelah itu, Presiden AS Eisenhower secara terbuka menyatakan bahwa AS telah menyatakan tidak ada alasan untuk tidak menggunakan bom atom dalam menghadapi situasi di Timur Jauh.

Pada saat yang sama, AS melanggar praktik yang biasa mereka lakukan yaitu melakukan uji coba nuklir secara rahasia dan saat itu secara terbuka melakukan uji coba senjata atom untuk pertama kalinya. Para wartawan Amerika mengatakan bahwa hal ini dilakukan agar dapat dilihat oleh Tiongkok.

Tampaknya AS sengaja mengangkat tongkat besar bom atom mengancam Tiongkok. Saat itu Mao Zedong dan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok sangat menyadari pentingnya pengembangan bom atom oleh Tiongkok. Selama krisis Selat Taiwan, mereka mencoba meminta bantuan asing dari luar negeri yaitu  kakak tertuanya pada saat itu adalah Uni Soviet.

Pada bulan Oktober 1954, pemimpin Soviet Khrushchev datang ke Tiongkok untuk berpartisipasi dalam perayaan lima tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Selama perjalanan Khrushchev ini di Tiongkok, Mao membawa permohonan sejumlah besar proyek bantuan ke Tiongkok tentang bom atom dan senjata nuklir kepada Khrushchev dalam suasana bersahabat, berharap Uni Soviet dapat membantu Tiongkok dalam hal ini, dan Tiongkok juga ingin mengembangkan industri ini.

Khrushchev tertegun sejenak setelah mendengar ini, dan kemudian berkata bahwa membangun proyek itu akan memakan biaya dan daya listrik yang terlalu besar. Tidak akan cukup untuk menggunakan semua listrik yang ada di Tiongkok, dan akan terlalu mahal untuk membangunnya. Selama keluarga besar kita punya sebuah payung nuklir, tidak perlu semua orang melakukannya (membuatnya).

Khrushchev tidak setuju membantu Tiongkok mengembangkan senjata nuklir, namun akhirnya setuju membantu Tiongkok membangun reaktor nuklir kecil dan melatih kekuatan tenaga teknisnya.

Pada bulan April 1955, Tiongkok dan Uni Soviet menandatangani perjanjian agar Uni Soviet membantu Tiongkok membangun fasilitas nuklir. Perjanjian tersebut menetapkan bahwa Uni Soviet membantu Tiongkok membangun reaktor atom air berat dan siklotron, menyediakan peralatan dan teknis yang lengkap berupa data, dan menerima personel Tiongkok untuk belajar di Uni Soviet.

Meskipun Khrushchev tidak setuju untuk membantu Tiongkok memproduksi bom atom, dia tetap mengambil langkah pertama dalam membantu Tiongkok dalam pengembangan dan persenjataan. Selain itu, apa yang dikatakan Khrushchev tentang kekurangan listrik dan uang di Tiongkok juga merupakan situasi nyata, ini juga merupakan masalah paling mendesak yang dihadapi rakyat Tiongkok pada saat itu.

Pada tahun 1938, program pembuatan bom atom pertama di AS mengharuskan menginvestasikan 500.000 orang, menggunakan sepertiga listrik negara, menghabiskan 2,3 miliar dolar AS, dan membutuhkan waktu 7 tahun untuk dikembangkan.

Sedang 5 tahun setelah RRT berdiri, jika dilihat dari hanya memiliki ladang minyak Yumen, dan masih mengandalkan para pekerja asing saat-saat dimana "Gerakan Westenisasi" masih bekerja keras, produksi minyak tahunan Tiongkok hanya 120 ribu ton.

Pada tahun 1949, pendapatan nasional per kapita Tiongkok adalah US$27, kurang dari dua pertiga rata-rata Asia yang sebesar US$44. Dalam lima tahun setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, cadangan devisa negara tidak pernah melebihi US$200 juta.

Walaupun situasi pada saat itu sebenarnya tidak optimis, namun dalam keadaan tertentu yang menjadikan bukanlah mimpi yang bodoh bagi Tiongkok untuk memiliki bom atom sendiri, karena pada saat itu di Tiongkok ditemukan sebuah batu yang dapat berkontribusi pada penelitian nuklir, hal ini meningkatkan kepercayaan diri.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Inilah batu yang nama ilmiahnya bijih uranium. Bahan bakar nuklir untuk membuat bom atom tersembunyi di dalam tubuhnya. Jika kita ingin memiliki bom atom, kita harus memiliki batu ini.

Hanya delapan bulan sebelum Khrushchev datang ke Tiongkok, Menteri Geologi Li Siguang dan Wakil Menteri Liu Jie membentuk Komite Servei, yang disebut Komite Servai, yang secara khusus mempersiapkan pekerjaan eksplorasi geologi uranium.

Sumber: zh.wikipedia.org
Sumber: zh.wikipedia.org

Demi mendapatkan sepotong batu kecil itu, Li Siguang menjelajahi hampir seluruh Tiongkok dari Xinjiang hingga Tiongkok Timur Laut dan kemudian ke Guangxi di selatan.

Sebanyak tiga tim eksplorasi melakukan perjalanan melintasi pegunungan dan punggung bukit setiap hari, tidur di udara terbuka. Mereka hanya bisa menunggang kuda ketika tidak bisa lagi berjalan, mereka akan mencabut sayuran liar dan menangkap ikan di tempat untuk makan, mendirikan tenda sederhana kemanapun mereka pergi. Pada tahap awal eksplorasi, banyak terjadi kesulitan yang mereka hadapi karena keterbelakangan teknis, bahkan ada lebih dari selusin penambang mengorbankan nyawa mereka, dan akhirnya delapan bulan kemudian mereka mengumpulkan potongan pertama bijih/batuan uranium di Guangxi.

Dua bulan kemudian, batu tersebut yang telah terkubur tidur selama ratusan juta tahun, menghadiri/dipertunjukan dalam pertemuan sangat rahasia yang diadakan oleh Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan menjadi tamu yang paling banyak ditonton dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan ini diadakan pada 15 Januari 1955. Mao Zedong sendiri yang memimpin pertemuan tersebut. Kerahasiaan pertemuan tersebut sangat ketat, sehingga tidak ada gambar atau materi video yang tersisa. Satu-satunya dokumen yang dapat ditemukan terkait pertemuan ini adalah kalender/agenda di meja kantor Zhou Enlai.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Ini adalah contoh yang dapat disimak berdasarkan kalender meja Zhou Enlai. Mari kita lihat, pada tanggal 15 Januari kosong, tetapi maju satu halaman adalah hari Jumat, 14 Januari 1955, jam 2 siang berdiskusi dengan Qian Sanqiang, Li Jie dan lainnya,

Lalu ada pembicaraan dengan Liao Chengzhi pada jam lima untuk membicarakan masalah Jepang. Dengan kata lain, Zhou Enlai, Li Siguang, Qian Sanqiang dan lainnya diluangkan waktu percakapan selama tiga jam. Tampaknya untuk mempersiapkan pertemuan keesokan harinya, karena para ilmuwan ini harus menunjukkan batuan uranium kepada para pemimpin, untuk memaparkan pengetahuan nuklir kepada mereka, dan berbicara dengan mereka untuk menjelaskan semuanya dengan jelas, namun tidak boleh terlalu profesional dan teknis, karena meereka tidak akan mengerti, jadi mereka harus menjelaskan semuanya secara sederhana.

Untuk menyelenggarakan pertemuan ini, Zhou Enlai, sebagai Perdana Menteri, menghabiskan waktu tiga jam sebelumnya untuk mempersiapkannya. Hal ini menunjukkan betapa teliti dan hati-hatinya Zhou Enlai, dan juga menunjukkan betapa pentingnya pertemuan ini, karena hari itu adalah tanggal 15 Januari 1955. di-identifikasi atau ditetapkan sebagai tanggal dimulainya pengembangan energi nuklir Tiongkok.

Hari Dimulai Pengembangan Energi Nuklir Tiongkok

Pada 15 Januari 1955, Mao Zedong memimpin pertemuan besar Sekretariat Komite Sentral di Taman Fengze, Zhongnanhai. Li Siguang, Qian Sanqiang, dan Liu Jie datang ke ruang pertemuan dengan batuan uranium yang dibungkus berlapis-lapis.  Li Siguang menggunakan kata-kata dan bahasa yang paling populer kepada sepuluh pemimpin nasional negerinya, tentang prinsip dasar bom atom, distribusi tambang uranium yang ada di Tiongkok, dan gagasan pengembangan energi atom di Tiongkok diperkenalkan. Mao Zedong dengan gembira mengatakan bahwa ini adalah momen yang menentukan.

Mengenai momen yang menentukan ini, hal ini ada rekaman suara yang dituturkan putri Li Siguang - Li Lin. Ceritanya sangat menarik untuk disimak. Beberapa pemimpin-pemimpin ini dengan antusias menyentuhnya. Maka seketika ayah saya (Li Siguang) berseru: "oh, kamu tidak boleh menyentuhnya. Itu radioaktif. Cuci tanganmu dengan cepat. Cuci tanganmu..."

Dengan memandang batu yang tak boleh disentuh ini, Mao Zedong berkata bahwa bom atom harus selalu diraih. Sekarang waktunya telah tiba untuk meraihnya. Selama kita memiliki manusia dan sumber daya, kita dapat menciptakan keajaiban apa pun. Maka sejak saat itu mengembangkan senjata nuklir secara resmi mulai, nama kodenya (misi) adalah 02.

Sumber: hn.rednet.cn
Sumber: hn.rednet.cn

Pada 15 September 1955, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Pertama mengeluarkan resolusi untuk membentuk Kementerian Industri Mesin Ketiga Republik Rakyat Tiongkok.  Pada tahun 1958, namanya diubah menjadi Kementerian Industri Mesin Kedua, yang disebut sebagai Kementerian Kedua pada Permesinan, yang secara khusus memimpin pengembangan dan pembangunan industri nuklir serta pembuatan senjata nuklir.

Pada tahun 1956, Nie Rongzhen, Chen Yun, dan Bo Yibo membentuk tim beranggotakan tiga orang yang bertanggung jawab atas pengembangan industri energi atom. Pada tahun yang sama, pemerintah pusat mendirikan biro senjata di bawah Departemen Mesin Kedua, yang dikenal dunia luar sebagai Biro Kesembilan, sejumlah besar talenta senior dengan pengetahuan ilmiah Tiongkok/Tionghoa di seluruh dunia berkumpul di sini.

Oleh karena itu, tugas langsung Kementerian Permesinan Kedua diharuskan memilih lokasi di Tiongkok sesegera mungkin, membangun pabrik, dan membangun pangkalan, sehingga para ilmuwan muda dan paruh baya di masa jayanya dapat membangun panggung untuk mereka untuk menunjukkan dan mengaplikasikan bakat mereka.

Sumber:773x.com
Sumber:773x.com

Ini adalah poster promosi untuk film " Jin Yin Tan/Jinyintan (Golden Silver Beach)". Film ini merupakan penghormatan terhadap kehidupan baru etnis minoritas di Qinghai. Film ini dibuat 1953, dirilis pada tahun 1957, namun satu setengah tahun kemudian, film tersebut tiba-tiba menghilang dari bioskop. Bertahun-tahun kemudian, orang-orang baru tahu alasannya?

Ternyata padang rumput di Dataran Tinggi Qinghai bernama Jinyintan dipilih sebagai tempat penelitian dan pengembangan rahasia industri nuklir Tiongkok. Perkembangan industri nuklir berkaitan dengan masalah pertahanan dan keamanan nasional, sehingga tentunya harus dirahasiakan, jadi film itu dilarang.

Karena pertama-tama dirancang untuk menjadi rahasia negara, sehingga harus dirahasiakan dengan baik. Apalagi setelah diproduksi, akan bersifat radioaktif. Oleh karena itu, perlu ditentukan jauh dari pemukiman kediaman penduduk perkotaan tinggal. Selain itu, harus mempunyai pasokan air untuk tenaga nuklir yang cukup, serta transportasi juga harus terjamin, dan juga padang rumput ini sangat sulit ditemukan. Dan ternyata Jinyintan memenuhi semua syarat ini.

Pada musim dingin tahun 1958, Li Jue, direktur Biro Kesembilan, memimpin sekelompok lebih dari 20 teknisi dari Tentara Pembebasan Rakyat ke Jinyintan yang berada di dataran tinggi dan hipoksia (Oksigen tipis) ini dengan hanya satu misi: membangun pangkalan pengembangan senjata nuklir pertama Tiongkok di sini.

Untuk melakukan hal sebesar itu, mereka hanya membawa empat truk, empat mobil jeep beserta perlengkapannya, dan hanya tiga tenda.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Tenda militer Li Jue dan rekan-rekannya tinggal di tenda seperti gambar di atas ini pada waktu itu. Tenda ini replika mungkin lebih kecil dari tenda sebenarnya. Mereka hanya memiliki beberapa penyangga. Perabotan utama di sini hanya tiga benda besar, kotak kayu, tempat tidur berupa ranjang/dipan susun, tungku. Mengapa hanya tiga benda besar ini?

Mari kita bahas satu per satu, kita bahas tempat tidur dipan atau ranjang susun dulu. Li Jue dan rekan-rekannya ada lebih dari 20 orang, dan hanya ada 3 tenda. Artinya setiap tenda harus menampung minimal 7 orang, yang tidak bisa ditampung sama sekali, jadi harus pakai tempat tidur yang susun. Tempat tidur saja tidak cukup, apa yang bisa mereka lakukan dengan yang lain?

Satu-satu cara dengan menebarkan jerami di tanah dan langsung tidur di atasnya. Mari kita bicara tentang kotak itu. Tentu saja, mereka digunakan untuk menyimpan barang-barang, pakaian, dokumen, peralatan, dll, tetapi dalam kondisi sederhana pada saat itu, kotak-kotak ini juga merupakan meja dan bangku bagi mereka.

Tentang tungku. Ini adalah harta karun mereka. Berapakah temperatur rata-rata tahunan di Jinyintan? Minus 4 derajat celsius bahkan sering di bawah. Apa artinya konsep minus 4 derajat ketika suhu rata-rata tahunan minus 4 derajat? Artinya, mereka mengenakan pakaian dan jaket berlapis kapas hampir sepanjang tahun, dan masih tidak cukup. Tinggal di tenda seperti itu tidak memiliki insulasi panas atau penahan panas. Satu-satunya peralatan pemanas mereka adalah tungku, dan tidak ada air PAM di sana. Di musim dingin, hanya dengan mencairkan salju untuk minum mengandalkan tungku yang mereka punyai. Selain itu diloaksi itu  mereka sering terjadi kekurangan air minum.

Sumber: taobao.com
Sumber: taobao.com

Selama masa tersulit, setiap orang hanya bisa minum sepertiga air dari mok teh seperti gambar di atas ini setiap hari, itu saja. Begitu sulitnya keadaannya.

Tapi bagaimana dengan makan? Tidak jauh lebih baik. Mereka hanya bisa minum bubur dari mangkuk, dengan mangkuk seperti di bawah ini. Karena dataran tinggi bersifat hipoksia (oksigen tipis), jumlah oksigen hanya sekitar sepertiga dari jumlah oksigen di dataran. Tanpa pressure cooker, banyak hal yang tidak bisa dimasak menjadi matang. Membuat bubur adalah cara yang paling praktis, selain itu angin sering bertiup sangat  kencang, dan seringkali terdapat banyak pasir di dalam bubur.

Sumber: taobao.com
Sumber: taobao.com

Tidak ada cara lain, jadi Li Jue dan yang lainnya hanya bisa minum/makan bubur dengan pasir sambil mengunyahnya.

Tiga tenda seperti itulah di pangkalan industri nuklir Tiongkok saat itu. Li Jue dan tim pendahulunya tinggal di sini selama setahun, dalam kondisi seperti itu, mereka dapat menyelesaikan perencanaan awal dan tata letak pangkalan tersebut.

Pada bulan Februari tahun berikutnya, tim pembangunan infrastruktur yang terdiri lebih dari 10.000 orang menantang angin dan salju melaju ke Jinyintan, dan pembanguan dan konstruksi dimulai, akhirmya pada awal tahun 1963 proyek infrastruktur pada dasarnya selesai.

Sebagian besar peneliti ilmiah dari Biro Kesembilan Kementerian Permesinan Kedua bergegas ke Pabrik Jinyintan 221 satu demi satu untuk meluncurkan sepenuhnya penelitian bom atom.

Namun situasi internasional berubah secara dramatis pada tahun 1956.... bersambung... baca:

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (3)

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://www.guizhoulanglaile.com/news_show.asp?id=2740

https://www.nps.gov/articles/000/anna-louise-strong.htm

https://m.thepaper.cn/baijiahao_4687865

https://www.caep.cn/zwxx/zdzt/jnphwdcybzn/jnwz/487875.shtml

https://www.cas.cn/xzfc/202210/t20221013_4850896.shtml

https://phy70.jlu.edu.cn/info/1032/1295.htm

https://zh.wikipedia.org/zh-cn/%E6%9C%B1%E5%85%89%E4%BA%9A

https://www.chinanews.com.cn/zgqj/news/2009/11-26/1986062.shtml

https://zh.wikipedia.org/zh-cn/%E6%9D%8E%E5%9B%9B%E5%85%89

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun