Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (2)

3 Juli 2024   14:47 Diperbarui: 3 Juli 2024   15:14 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:773x.com
Sumber:773x.com

Ini adalah poster promosi untuk film " Jin Yin Tan/Jinyintan (Golden Silver Beach)". Film ini merupakan penghormatan terhadap kehidupan baru etnis minoritas di Qinghai. Film ini dibuat 1953, dirilis pada tahun 1957, namun satu setengah tahun kemudian, film tersebut tiba-tiba menghilang dari bioskop. Bertahun-tahun kemudian, orang-orang baru tahu alasannya?

Ternyata padang rumput di Dataran Tinggi Qinghai bernama Jinyintan dipilih sebagai tempat penelitian dan pengembangan rahasia industri nuklir Tiongkok. Perkembangan industri nuklir berkaitan dengan masalah pertahanan dan keamanan nasional, sehingga tentunya harus dirahasiakan, jadi film itu dilarang.

Karena pertama-tama dirancang untuk menjadi rahasia negara, sehingga harus dirahasiakan dengan baik. Apalagi setelah diproduksi, akan bersifat radioaktif. Oleh karena itu, perlu ditentukan jauh dari pemukiman kediaman penduduk perkotaan tinggal. Selain itu, harus mempunyai pasokan air untuk tenaga nuklir yang cukup, serta transportasi juga harus terjamin, dan juga padang rumput ini sangat sulit ditemukan. Dan ternyata Jinyintan memenuhi semua syarat ini.

Pada musim dingin tahun 1958, Li Jue, direktur Biro Kesembilan, memimpin sekelompok lebih dari 20 teknisi dari Tentara Pembebasan Rakyat ke Jinyintan yang berada di dataran tinggi dan hipoksia (Oksigen tipis) ini dengan hanya satu misi: membangun pangkalan pengembangan senjata nuklir pertama Tiongkok di sini.

Untuk melakukan hal sebesar itu, mereka hanya membawa empat truk, empat mobil jeep beserta perlengkapannya, dan hanya tiga tenda.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Tenda militer Li Jue dan rekan-rekannya tinggal di tenda seperti gambar di atas ini pada waktu itu. Tenda ini replika mungkin lebih kecil dari tenda sebenarnya. Mereka hanya memiliki beberapa penyangga. Perabotan utama di sini hanya tiga benda besar, kotak kayu, tempat tidur berupa ranjang/dipan susun, tungku. Mengapa hanya tiga benda besar ini?

Mari kita bahas satu per satu, kita bahas tempat tidur dipan atau ranjang susun dulu. Li Jue dan rekan-rekannya ada lebih dari 20 orang, dan hanya ada 3 tenda. Artinya setiap tenda harus menampung minimal 7 orang, yang tidak bisa ditampung sama sekali, jadi harus pakai tempat tidur yang susun. Tempat tidur saja tidak cukup, apa yang bisa mereka lakukan dengan yang lain?

Satu-satu cara dengan menebarkan jerami di tanah dan langsung tidur di atasnya. Mari kita bicara tentang kotak itu. Tentu saja, mereka digunakan untuk menyimpan barang-barang, pakaian, dokumen, peralatan, dll, tetapi dalam kondisi sederhana pada saat itu, kotak-kotak ini juga merupakan meja dan bangku bagi mereka.

Tentang tungku. Ini adalah harta karun mereka. Berapakah temperatur rata-rata tahunan di Jinyintan? Minus 4 derajat celsius bahkan sering di bawah. Apa artinya konsep minus 4 derajat ketika suhu rata-rata tahunan minus 4 derajat? Artinya, mereka mengenakan pakaian dan jaket berlapis kapas hampir sepanjang tahun, dan masih tidak cukup. Tinggal di tenda seperti itu tidak memiliki insulasi panas atau penahan panas. Satu-satunya peralatan pemanas mereka adalah tungku, dan tidak ada air PAM di sana. Di musim dingin, hanya dengan mencairkan salju untuk minum mengandalkan tungku yang mereka punyai. Selain itu diloaksi itu  mereka sering terjadi kekurangan air minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun