Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Lahirnya Bom Pertama Tiongkok (1)

2 Juli 2024   14:43 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:57 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 16 Oktober 1964, pukul 02:40 waktu setempat (Lopnur, Xinjiang), Komandan pangkal Jenderal Zhang Zhenhua mengeluarkan perintah operasi di ruang kendali utama, dan Han Yunti menekan tombol peledakan.

Pada saat itu tepat pada malam 16 Oktober 1964, Ketua Mao Zedong tidak dapat menahan kegembiraannya, jadi Zhou Enlai, yang menerima para pemain dan kru dari grup musik dan tarian berskala besar "The East is Red" di Aula Besar Rakyat Tiongkok di Beijing, mengumumkan bahwa pada pukul 15:00 waktu Beijing hari itu, bom atom pertama di Tiongkok berhasil meledak, dan seluruh penonton bersorak sorai.

Zhou Enlai dengan bercanda mengatakan bahwa setiap orang boleh bersorak dan bertepuk tangan, tetapi jangan membuat lantai runtuh.

Keesokan harinya, ketika Zhou Enlai membuat laporan kepada Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok Kedua, dia mengatakan bahwa dengan ledakan bom atom pertama Tiongkok, sudah waktunya untuk menghilangkan semua perasaan rendah diri.

Suara keras pada 48 tahun lalu itu membuat dunia kembali mengenali Tiongkok. Hal ini juga memungkinkan dunia untuk benar-benar mendengar suara Tiongkok. Jadi bagaimana suara Tiongkok ini keluar? Hal itu dipaksa keluar, dan dilakukan oleh orang-orang di seluruh negeri yang mengencangkan ikat pinggang, mengertakkan gigi, dan bekerja keras.

Di balik lahirnya bom atom ini terdapat kisah patriotisme, keuletan para imuwan dan pekerja yang terlibat dalam proyek ini, dan kemauan politik negera, yang patut direnungi dan dicontoh bagi negara-negara berkembang yang ingin maju untuk sejajar dengan negara-negara maju dunia...

Antusiasme masyarakat Tiongkok bermula dari keputusan Mao Zedong dan pemerintah pusat bahwa Tiongkok harus memiliki bom atom sendiri.

Kilas Balik

Pada 6 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima, Jepang. Suara keras tersebut mengejutkan dunia dan mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat. Hanya beberapa hari setelah ledakan nuklir Hiroshima, Mao Zedong mengadakan pertemuan kader di Yan'an, di mana dia mengatakan bahwa bom atom tanpa perjuangan rakyat hanyalah sia-sia.

Sumber: nps.gov
Sumber: nps.gov

Satu tahun setelah Konferensi Yan'an, di bawah pohon kurma cina (angco) di Yan'an, Mao Zedong diwawancarai oleh reporter Amerika Anna Louise Strong. Dia melakukan evaluasi terhadap bom atom. Bom atom adalah macan kertas yang digunakan oleh kaum reaksioner Amerika untuk menakut-nakuti orang. Kelihatannya menakutkan, tapi tidak menakutkan sama sekali. "Asia Magazine" Amerika menerbitkan wawancara dengan Mao Zedong pada bulan April 1947.

Oleh karena itu, Mao Zedong pada awalnya mengadopsi jenis strategis yang menganggap remeh terhadap bom atom seperti apa yang selalu dia katakan tidak membuat takut. Namun tiga tahun setelah wawancara itu, dan setelah menonton film dokumenter tentang peledakan bom atom Uni Soviet,  memberinya pemahaman baru tentang bom atom.

Setelah berdirinya Tiongkok Baru (RRT), Ketua Mao Zedong mengunjungi Uni Soviet pada 16 Desember 1949. Tujuan dari perjalanan ini terutama untuk menghapuskan perjanjian lama Tiongkok-Soviet yang tidak setara, menandatangani perjanjian baru, mencari bantuan ekonomi dan teknologi dari Soviet. Yang juga untuk menghadiri perayakan ulang tahun Stalin yang ke-70.

Namun nyatanya, negosiasi dalam kunjungan tersebut tidak berjalan mulus, setelah banyak negosiasi antara Ketua Mao Zedong dan Stalin, akhirnya, Ketua Mao Zedong dan Stalin secara resmi menandatangani "Perjanjian Persahabatan, Aliansi, dan Saling Membantu Tiongkok-Soviet".

Perolehan terbesar Mao Zedong selama perjalanannya adalah penandatanganan Perjanjian ini. Mari kita lihat apa yang tertulis dalam perjanjian ini?

Pada "Harian Rakyat" (Tiongkok) 15 Pebruari 1952, dimuat teks lengkap perjanjian di atas "Perjanjian Persatuan Persahabatan dan Saling Membantu antara Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Republik Sosialis Soviet."

Pasal 1 berisi konten: Ketika salah satu pihak diserang oleh Jepang atau negara sekutu Jepang dan oleh karena itu berada dalam keadaan perang, pihak lain dalam perjanjian ini akan menggunakan kekuatannya untuk memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya.

Apa artinya ini? Perjanjian ini sangat tepat sasaran, mengacu pada Jepang dan negara-negara yang bersekutu dengan Jepang. Padahal, ini merujuk pada Amerika Serikat bahwa Uni Soviet akan memberi Tiongkok payung nuklir.

Meskipun perjanjian bantuan timbal balik telah ditandatangani, Mao Zedong tidak merasa senang selama kunjungannya. Tetapi dia sangat terkesan dengan film yang diperlihatkan Stalin kepadanya.

Suatu malam selama kunjungannya, Stalin meminta Ketua Mao Zedong untuk menonton film tentang rahasia militer Soviet di auditorium kecil Kremlin. Ini adalah uji coba bom atom pertama yang berhasil dilakukan Uni Soviet pada tanggal 29 Agustus 1949 sebuah rekaman video.

Mao Zedong menontonnya dengan sangat perhatian sekali. Dia terus merokok selama film berlangsung. Ketika dia melihat awan jamur muncul, dia berkata dengan penuh semangat bahwa itu sukses. Syuting film ini baru saja selesai 4 bulan sebelum Mao Zedong datang. Saat menonton film tersebut, dia berkata kepada Peng Dehuai di sebelahnya, kamu harus memperhatikannya baik-baik, melakukan penyelidikan, dan mempelajari teknologi canggih Uni Soviet.

Di kereta ketika kembali ke Tiongkok, dia memberi tahu komandan pengawalnya Li Yinqiao di sebelahnya bahwa perjalanan ke Uni Soviet ini membuka mata. Tampaknya bom atom dapat menakuti banyak orang bagi yang memilikinya, sehingga kita boleh melakukan sesuatu untuk membuatnya sendiri mengenai hal itu.

Saat itulah Mao Zedong mulai menyadari bahwa Tiongkok harus memiliki bom atomnya sendiri, dan situasi internasional yang dihadapi Tiongkok Baru (RRT) kemudian memperkuat gagasannya.

Perang Korea Pecah

Pada tahun 1950 Perang Korea pecah pasukan suka relawan Tiongkok pergi melawan pasukan PBB terdiri dari 16 negara (21 negara pendukung) yang dipimpin AS,  yang mulai menjarah ke wilayah RRT, mulai itulah benar-benar terjadi pertempuran berdarah langsung antara Tiongkok dengan tentara PBB pimpinan AS.

(Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan Amerika Serikat sebagai peserta utama, ikut berperang di pihak Korea Selatan, dan Republik Rakyat Tiongkok datang membantu Korea Utara).

Pada saat yang sama, Presiden AS Truman memerintahkan Armada Ketujuh AS untuk berlayar ke Selat Taiwan pada bulan November tahun yang sama, AS mengangkut bom atom ke kapal induk yang berlabuh di dekat Semenanjung Korea dan melakukan simulasi serangan nuklir sebagai persiapan. untuk mendapat kesempatan menyerang para sukarelawan Tiongkok.

Pidato Utusan Khusus Tiongkok Wu Xiuquan di Majelis Umum PBB: Saya membawa perintah dari pemerintah RRT, pemerintah pusat RRT mewakili 475 juta penduduk Tiongkok, mnenguntuk dan menuntut keras AS melakukan agresi bersenjata terhadap wilayah Tiongkok di Taiwan, yang merupakan kejahatan nuklir ilegal.

Pada 30 November 1950, presiden AS sat itu Truman menyatakan pada konferensi pers bahwa dia akan mengambil semua tindakan yang diperlukan, termasuk bom atom, untuk menghadapi situasi militer saat itu. Belakangan, dia mengancam akan menggunakan bom atom sebagai amunisi biasa.

Amerika mengayunkan tongkat nuklir ke arah Tiongkok dengan kekuatan besar. Hal ini membuat Ketua Mao Zedong dan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok menyadari bahwa Tiongkok tidak memiliki bom atomnya sendiri, maka akan tidak memiliki suara di antara negara-negara besar di dunia dan akan menjadi seperti itu, selalu diintimidasi. Jadi dia dan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok memutuskan bahwa Tiongkok akan memiliki bom atomnya sendiri.

Pada 19 Mei 1950, Mao Zedong secara pribadi menyetujui pendirian Institut Fisika Modern dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok di Beijing, yang merupakan pendahulu Institut Energi Atom Tiongkok dan lembaga penelitian nuklir pertama di RRT.

Direktur pada saat itu adalah fisikawan terkenal dunia Qian Sanqiang, yang merupakan pemimpin jangka panjang dan kepala perancang penelitian bom atom Tiongkok.

Sumber: cas.cn
Sumber: cas.cn

Dia dan istrinya He Zehui membangun lembaga penelitian nasional dan ilmiah Tiongkok dari sebuah halaman rumah. Sebelumnya, dia sudah sukses menjadi terkenal di Prancis. Baca:

Bapak Bom Atom Tiongkok Qian Sanqiang

https://www.kompasiana.com/makenyok/592bfaf4537b61e2760a1b8c/bapak-bom-atom-tiongkok-qian-sanqiang?page=all

Pada tahun 1937, Qian Sanqiang yang berusia 24 tahun memasuki Laboratorium Curie yang terkenal di Prancis untuk studi lebih lanjut, belajar di bawah bimbingan Joliot Curie, dan istrinya He Zehui mengkonfirmasi fisi inti atom, metode fisi baru, yang menyebabkan satu  sensasi yang sangat besar. Kemudian mereka dikenal sebagai Curie dari Tiongkok. Sepuluh tahun kemudian, Qian Sanqiang yang berusia 34 tahun menjadi mentor penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, sebuah status akademis yang sulit diperoleh oleh seorang sarjana asing. Hingga hari ini, dia masih menjadi satu-satunya orang Tiongkok yang memegang posisi tersebut.

Saat itu, Qian Sanqiang sudah memiliki status yang sangat tinggi di Perancis. Dia memiliki lingkungan penelitian yang sangat baik dan dana penelitian ilmiah yang besar. Namun setahun kemudian, dia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok , Qian Sanqiang menjadi tertarik dengan apa yang dikatakan orang-orang yang tidak mengerti bahwa ketika saya keluar, saya ingin kembali ke negara saya suatu hari nanti dan menjadikan tanah air saya yang terbelakang menjadi kuat.

Sumber: m.thepaper.cn
Sumber: m.thepaper.cn

Saat itu, Qian Sanqiang sudah memiliki status yang sangat tinggi di Prancis. Ia memiliki lingkungan penelitian yang sangat baik dan dana penelitian ilmiah yang besar. Namun setahun kemudian, ia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok. Dia berusia 35 tahun saat itu,

Kemudian, Qian Sanqiang memberi tahu mereka yang tidak mengerti, "Ketika saya keluar, memang saya ingin kembali ke Tiongkok suatu hari nanti dan membuat tanah air saya yang terbelakang menjadi kuat.

Sumber: m.thepaper.cn
Sumber: m.thepaper.cn

Pada tahun 1948, Qian Sanqiang mengambil foto ini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Joliot dan istrinya. Irena Curie secara pribadi memasak makanan ringan Perancis untuk mereka, dan kemudian Joliot dan istrinya menaruh beberapa makanan ringan Perancis di laboratorium untuk pasangan dari Tiongkok ini.

Dua tahun setelah kembali ke Tiongkok, Qian Sanqiang diperintahkan untuk memulai persiapan pendirian Institut Fisika Modern Tiongkok. Dia berusia 37 tahun tahun itu, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) baru saja merayakan hari jadinya yang pertama, dan Industri energi atom Tiongkok belum dimulai.

Pada tahun 1950, ketika RRT baru saja didirikan, negara tersebut berada dalam kondisi kemiskinan dan susah. Industri energi atom dimulai dari awal. Kantor Qian Sanqiang dan He Zehui berlokasi di halaman di Kota Kekaisaran Beijing. Saat itu, hanya ada lima orang di institut tersebut termasuk pasangan tersebut.

Qian Sanqiang dan istrinya membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dari awal. Mereka mengendarai sepeda ke seluruh Beijing untuk mengunjungi toko barang bekas dan tempat pengumpulan barang bekas untuk mencari bahan perangkat keras tua dan komponen elektronik.

Satu orang menggambar desain dan satu lainnya membuat dua mesin bubut sederhana. Dengan dua mesin bubut tersebut, mereka menciptakan instrumen dan perlengkapan yang sangat dibutuhkan lembaga tersebut. 

Dua orang pemuda, di satu halaman, dua sepeda dan dua mesin bubut sederhana. Berdasarkan landasan inilah maka terbentuklah lembaga penelitian nuklir Tiongkok.

Jadi orang yang berencana dan menggagas membangun lembaga penelitian nuklir pertama di Tiongkok adalah Qian Sanqiang yang menerima hibah pertama dari RRT. Tentu saja, dia juga yang menerima dana penelitian fisika nuklir dari negara baru RRT.

Kurang dari dua bulan setelah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) secara damai membebaskan kota Peiping (Beijing), Qian Sanqiang mengetahui bahwa dia telah disetujui untuk berpartisipasi dalam Konferensi Perdamaian Dunia di Paris pada bulan April.  Memanfaatkan kesempatan ini, Qian Sanqiang ingin membeli sejumlah buku terkait dengan fisika nuklir, Instrumen, tapi membutuhkan devisa dalam jumlah besar, jadi dia memberi tahu orang yang bertanggung jawab untuk menghubunginya apa yang dia pikirkan, tetapi tidak ada jawaban selama tiga hari.

Qian Sanqiang yang gelisah mulai merasa gelisah bahwa dia tidak menyadarinya tentang situasi saat itu dengan permintaannya, tetapi pada hari keempat Zhongnanhai menelepon dan memintanya untuk bertemu dengan Li Weihan, kepala Departemen Front Persatuan Komite Sentral CPC.

Li Weihan menyampaikan kepadanya perkataan Zhou Enlai, Wakil Ketua Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok yang masih berada di Xibaipo* (90 km dari Peiping/Beijing) saat itu. Komite Sentral sangat mementingkan perkembangan ilmu atom dengan baik dan menyetujui alokasi 50.000 dolar AS dari kas negara.

(*Pada bulan Mei 1948, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan markas besar Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) pindah ke sini. Sidang Pleno Kedua Komite Sentral Ketujuh Partai Komunis Tiongkok diadakan di Xibaipo, Provinsi Hebei dari 5 hingga 13 Maret 1949. Pada 23 Maret 1949, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Komisi Militer Pusat dan markas besar PLA dipindahkan dari Xibaipo ke Peiping/Beijing sekarang.

Ketika Qian Sanqiang mendapatkan 50.000 dolar AS di tangannya, dia diliputi emosi, karena dikatakan ada bau apek yang jelas (dan ada yang berjamur) di tumpukan dolar AS ketika dia mendapatkannya.

Dia menyadari bahwa ketika itu karena tidak ada brankas, diperkirakan uang itu mungkin selalu mengikuti pasukan tempur saat mereka bergerak ke utara dan selatan. Mungkin sehari ini disembunyikan di bawah pohon dan di hari lain desembunyikan di dalam gua. Uang tunai ini tampaknya dipertahankan seperti keadaan demikian.

Dan uang sebanyak itu diserahkan ke tangan pekerja ilmiah biasa seperti dia. Mulai saat itu, dia merasa telah benar-benar menaruh harapan pada Tiongkok baru (RRT). Setelah lembaga penelitian terbentuk, Qian Sanqiang segera mengambil pena dan apa yang harus dilakukan?

Dia menulis surat kepada semua para ilmuwan top Tionghoa yang berada di Tiongkok, AS, Inggris, Prancis dan semua diaspora yang ada di luar negeri.

Sumber: zh.wikipedia.org+caep.cn
Sumber: zh.wikipedia.org+caep.cn

Pada hari-hari awal berdirinya RRT, atas undangan Qian Sanqiang, fisikawan nuklir Wang Ganchang, fisikawan teoretis Peng Hengwu dan Qian Sanqiang bergandengan tangan erat pada tahun 1950.

Sumber: zh.wikipedia.org+cas.cn+shkp.org.cn
Sumber: zh.wikipedia.org+cas.cn+shkp.org.cn

Pada tahun-tahun berikutnya, fisikawan nuklir Deng Jiaxian, fisikawan Zhu Guangya , ahli aerodinamika Guo Yonghuai, ilmuwan material Wu Ziliang, ilmuwan senjata nuklir Chen Nengkuan dan lainnya kembali dari AS, dan pakar teknologi senjata nuklir Cheng Kaijia kembali dari Inggris. Ahli radiokimia Yang Chengzong kembali dari Prancis, dan banyak talenta ilmiah dan teknis seperti mereka datang ke Institut Energi Atom satu demi satu.

Sumber: cas.cn
Sumber: cas.cn

Yang Chengzong tidak hanya kembali sendiri, dia juga membawa kembali dua harta karun. Sebuah kotak kecil dan sebuah kalimat.

Pada tahun 1947, tahun ketika Qian Sanqiang memperoleh posisi mentor penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, Yang Chengzong datang ke Prancis untuk meraih gelar doktor di Laboratorium Curie.

Empat tahun kemudian, dia mendengarkan panggilan ibu pertiwi dan memutuskan untuk kembali ke Tiongkok. Ketika dia mengetahui bahwa Yang Chengzong akan kembali ke Tiongkok, Joliot Curie dan istrinya memberikan 10 gram sumber standar barium radium karbonat kepada Yang Chengzong untuk mengekspresikan atau menyatakan dukungannya terhadap industri nuklir Tiongkok.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Yang Chengzong membawa sumber standar ini kembali ke Tiongkok pada tahun 1951. Meskipun beratnya hanya 10 gram, namun sangat berbobot karena merupakan spesimen internasional yang sangat berharga.

Pada saat itu, AS, Inggris, dan negara-negara lain semuanya menggunakan sumber standar yang disiapkan oleh laboratorium Curie sebagai sampel. Selain itu, sumber tersebut juga merupakan objek paling dasar bagi Tiongkok untuk melakukan penelitian pengukuran radioaktivitas energi atom hadiah berharga dari pasangan Jean-Frederick, selain itu Marie meminta Yang Chengzong untuk membawa pesan kepada Mao Zedong: Jika Anda menentang bom atom, Anda harus memiliki bom atom sendiri. Kalimat ini kemudian disampaikan kepada Ketua Mao Zedong oleh Qian Sanqiang.

Mendengar hal tersebut, Mao Zedong semakin yakin bahwa Tiongkok harus memiliki bom atom sendiri. Namun saat itu, situasi internasional yang dihadapi RRT semakin parah. Meletus Perang Korea....

Di medan perang Korea, setelah delapan bulan pertempuran di medan perang, Tentara Relawan Tiongkok dengan pasukan 16 belas negara PBB (dan dukungan 21 negara) PBB yang dipinpim AS, tentara relawan Tiongkok dalam lima pertempuran mendapat  lima kemenangan. AS dan sekutunya terpaksa harus mundur ke selatan Paralel ke-38 (The 38th Parallel) untuk menerima negosiasi.

Paralel ke-38 adalah garis demarkasi militer di Semenanjung Korea dekat 38 derajat lintang utara. Pada akhir Perang Dunia II, Sekutu setuju untuk menggunakan garis 38 derajat lintang utara di Semenanjung Korea sebagai garis pemisah sementara untuk operasi militer dan penyerahan wilayah Uni Soviet dan AS melawan Jepang wilayah penyerahan Soviet, dan bagian selatan adalah wilayah penyerahan Amerika.

Bersambung ....

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (2)

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://www.guizhoulanglaile.com/news_show.asp?id=2740

https://www.nps.gov/articles/000/anna-louise-strong.htm

https://m.thepaper.cn/baijiahao_4687865

https://www.caep.cn/zwxx/zdzt/jnphwdcybzn/jnwz/487875.shtml

https://www.cas.cn/xzfc/202210/t20221013_4850896.shtml

https://phy70.jlu.edu.cn/info/1032/1295.htm

https://zh.wikipedia.org/zh-cn/%E6%9C%B1%E5%85%89%E4%BA%9A

https://www.chinanews.com.cn/zgqj/news/2009/11-26/1986062.shtml

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun