Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Madame Perlinghi Pahlawan Wanita Dunia yang Sahaja "Lupakan saja Saya"

22 Juni 2024   18:27 Diperbarui: 23 Juni 2024   07:51 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aula terbesar Kedutaan Besar Belgia juga dinamai "Aula Qian Xiuling", tetapi Qian Xiuling sangat rendah hati. Dia berkata, saya bukan pahlawan, saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan karena hati nurani.

Dia berkata bahwa dia berharap dunia tidak akan pernah melupakan saudara laki-lakinya Qian Zhuolun yang berada jauh di Taipei. Sebelum jenderal terkenal anti-Jepang ini meninggal, dia meminta saudara perempuannya Qian Xiuling untuk pergi ke Wuxi untuk mengunjunginya dan bersujud untuknya di aula dan altar leluhur keluarga Qian. Membakar dupa (hio) memberi tahu para leluhur bahwa keturunan keluarga Qian semuanya setia dan gagah berani, agar mereka tidak mempermalukan keluarga.

Oleh karena itu, Qian Xiuling selalu mempersembahkan dupa dua kali setiap kali dia kembali ke Wuxi.

Qian Xiuling meninggal di Belgia pada tahun 2008 pada usia 96 tahun. Dia meminta agar pemakamannya dilakukan secara sederhana. Kata-kata terakhirnya adalah "Lupakan saja Saya". Sampai hari ini, banyak orang Tiongkok belum pernah mendengar ceritanya.

Legasi

Qian Xiuling dianugerahi Medali Negara Belgia 1940--1945 oleh pemerintah Belgia.


Kisah Qian dijadikan drama TV Tiongkok enam belas episode, Wanita Tiongkok Menghadapi Senjata Gestapo, dibintangi oleh Xu Qing. Dia diberi medali oleh Belgia setelah perang tetapi dia tidak pernah menceritakan kisahnya kepada keluarganya di Tiongkok.

Pada tahun 2003, cucu perempuan Qian, Tatiana de Perlinghi, membuat film dokumenter berjudul Ma grand-mere, une heroine? ("Nenekku, seorang pahlawan wanita?").

Sumber: cinergie.be
Sumber: cinergie.be

Pada tahun 2005, dia mengucapkan terima kasih kepada Zhang Qiyue, Duta Besar Tiongkok untuk Belgia yang mengunjungi rumah peristirahatan tempat dia tinggal. Suami Qian meninggal pada tahun 1966.

Ada sebuah jalan bernama Rue Perlinghi untuk menghormatinya di kota caussinnes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun