Lu Xiaobo -- Profesor, Dekan Akademi Seni Rupa, Universitas Tsinghua mengatakan: Kebijaksanaannya tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, namun juga pengetahuan dan pemahamannya di bidang humaniora, spiritualitas, budaya tradisional Tiongkok, dan seni, yang sangat mengesankan saya.
Lukisan "Vermilion Bird" ini merupakan lukisan tema yang dibuat oleh Lu Xiaobo untuk seminar fisika permukaan. Penciptaan lukisan tersebut berawal dari pertanyaannya kepada Li Zhengdao tentang pemahamannya tentang "fisika permukaan/ surface physics".
Lu Xiaobo saran kepada Li Zhengdao untuk memberikan metafora yang sangat intuitif yang selalu saya ingat. Katanya adik Lu coba pikirkan. Misalnya, ketika kita biasanya mengamati sebuah kursi, kursi itu berbentuk tiga dimensi di ruang ini. Kita bahkan dapat mengitarinya, yaitu empat dimensi, tiga dimensi, yang disebut fisika permukaan, dia menganggap "permukaan". Anda dapat membayangkan ini, jika Anda berada pada sudut tertentu, satu perspektif tiga dimensi, Anda mengambil ini ketika sudutnya dipadatkan, Anda memahaminya sebagai sudut yang rata. Saat Anda meratakannya secara instan pada sudut ini, sepertinya itu menjadi bidang dan menjadi dua dimensi. Tapi informasinya dibawa di ruang dua dimensi ini seharusnya hanya itu yang ada pada benda ini.
Dia mengatakan bahwa ketika kita menghadapi fisika, kita mencoba mempelajari esensi suatu benda dan gambaran keseluruhannya melalui permukaannya.
Saya kira ketika kita mempelajari sejarah seni dan seni dan kerajinan Tiongkok, ada sosok bernama Zhuque (Vermillion Bird) di dalam batu bata patung Han. Seperti yang dikatakan Li Zhengdao, pola Zhuque adalah benda datar yang menggabungkan dua sayap Zhuque dengan dua Kaki, semuanya ditampilkan dalam satu bidang, dan saya menghubungkan keduanya pada saat itu.
Pada tahun-tahun awalnya, ketika negara Tiongkok baru saja dibuka, itu adalah tempat yang sepi. Menghadapi kesenjangan, ilmuwan hebat ini bekerja keras dan mengabdikan dirinya pada "ilmu dasar" ketika pekerjaan dasar dilakukan, dia tidak menyia-nyiakan usahanya mengungkapkan hubungan batin antara sains dan seni.
Pekerjaan ini telah dimulai sejak berdirinya Pusat Sains dan Teknologi Tingkat Lanjut Tiongkok pada tahun 1980-an, dan lambat laun masyarakat Tiongkok telah menyadari makna mendalamnya. Li Zhengdao berharap para pelajar, ilmuwan, atau seniman dari segala usia di Tiongkok saat ini akan memperhatikan semangat ilmiah dan sentimen humanistik.
Zhang Jie menhgatakan: Kedua hal ini merupakan dua aspek penting yang harus dimiliki oleh kita masing-masing. Kedua hal tersebut juga merupakan dua komponen terpenting dalam semangat berkuliah.
Pahlawan tersebut sudah berada di usia senja, namun Li Zhengdao masih memiliki niat awal untuk membantu negara asalnya dan berharap semuanya akan baik-baik saja untuknya.