Setelah beberapa kali kegagalan dan kerja keras selama lebih dari 20 tahun, para peneliti CASIC akhirnya mengantarkan hari kemenangan yang menentukan.
Pedang "bom patriotik" ini seolah telah terhunus, dan Tiongkok mencapai terobosan besar dalam pengembangan rudal jelajah. Demi pencapaian ini Kepala Insinyur Liu Yongcai harus berkorban unuk diangkat tiga perempat labungnya tapi masih bertempur di garis depan, dan bahkan lebih banyak lagi anggota tim yang meninggal selama perjalanan.
Saat ini, Tiongkok tidak hanya memiliki keluarga rudal jelajah yang kuat, tetapi juga telah membangun sistem penelitian dan pengembangan yang lengkap termasuk rudal pertahanan, rudal pesawat, dan sistem senjata rudal balistik.
Di bawa ini berbagai jenis rudal buatan Tiongkok menurut info dari CSIS Think-tank AS. Senjata ampuh semacam ini bisa membawa rasa kaget bagi banyak orang.
Namun jika ditilik ke belakang, penelitian rudal di Tiongkok penuh dengan liku-liku, ini adalah jalan yang sulit dari tidak ada menjadi sesuatu, dari lemah menjadi kuat, dan setiap langkah berkaitan erat dengan masa depan dan nasib negara.
Berita keberhasilan uji ledakan bom atom pertama Tiongkok pada 16 Oktober 1964 mengejutkan dunia. Padahal empat tahun sebelumnya, pada 5 November 1960, rudal tiruan pertama Tiongkok, Dongfeng-1, juga berhasil diluncurkan. Namun, bom atom jika tidak dilengkapi dengan rudal, efek pencegahan/deterrence strategisnya akan sangat terbatas.
Maka sejak saat itu, Tiongkok uji coba"kombinasi rudal dan bom" penelitian sangat sangat mendesak. Dan bertanggung jawab ditugaskan untuk proyek ini adalah "Badan Pengembangan Rudal Jarak Pendek dan Menengah Dognfeng-2A" Tiongkok sendiri.
Pada 27 Oktober 1966, uji terbang rudal dan bom atom "kombinasi rudal dan bom" pertama Tiongkok dilakukan di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan.