Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Tiongkok Memilih Sistem Satu Partai Politik?

18 Februari 2024   17:31 Diperbarui: 19 Februari 2024   10:52 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Tiongkok juga menganut model partai kepentingan parsial Barat, maka ratusan bahkan ribuan partai politik akan segera bermunculan di Tiongkok, seperti Partai Shanghai, Partai Tianjin, Partai Shijiazhuang, Partai Harbin, Partai Hubei, Partai Jiangxi, dll. negara terpecah dan perang saudara pecah, dan banyak nyawa akan melayang.

Setelah Revolusi 1911, Tiongkok mengadopsi model partai kepentingan parsial Barat, yang mengakibatkan munculnya panglima perang berperang (war lord) dan negara terpecah belah. Terlebih lagi, setiap panglima perang didukung oleh negara-negara Barat yang berbeda, sehingga ini merupakan krisis yang sangat mendalam dan menyakitkan. Ini merupakan pelajaran politik mendalam bagi Tiongkok.

Maka negara seperti Tiongkok yang memiliki perbedaan budaya regional yang sangat besar. Negara ini perlu memiliki pemerintahan pusat yang bersatu, ekonomi modern, dan masyarakatnya menggunakan bahasa yang sama. Pada saat yang sama, terdapat ribuan dialek yang berbeda. Jika negara tersebut mengadopsi 'Kepentingan Parsial' yang konfrontatif model partai seperti di Barat,  negara tersebut akan menjadi tidak dapat diatur dan terpecah belah (disintergrasi).

Berkaitan dengan hal ini bisa membuat perbandingan lain, jika wilayah Uni Eropa (UE) saat ini adalah wilayah Kekaisaran Romawi kuno yang masih ada hingga kini, maka jumlah penduduk UE hanya 1/3 dari Tiongkok. Bahkan pada skala ini, mereka tidak akan berani mengadopsi apa yang disebut multi-partai dan menggunakan satu orang, satu suara untuk memilih pemimpin tertinggi UE. Jika hal ini melakukan, UE akan terpecah. Jika tidak terpecah, UE akan menjadi organisasi yang tidak berguna dan tidak akan memainkan peran yang benar-benar substantif.

Jadi tradisi politik dan budaya Tiongkok menentukan hal ini. Jika partai yang berkuasa di Tiongkok hanya mewakili kepentingan sebagian orang seperti partai politik Barat, maka partai ini akan ditinggalkan oleh rakyat.

Oleh karena itu, kelompok penguasa dalam sejarah Tiongkok juga ingin mewakili kepentingan rakyat secara keseluruhan, namun hal itu tidak mudah.

Kenyataan mereka bisa jadi mewakili negara tersebut, bisa juga tidak. Sekalipun tidak, mereka tetap akan mengatakan bahwa mereka mewakili masyarakat seluruh negeri, seperti partai politik di Barat, mereka secara terbuka mengatakan bahwa mereka mewakili kepentingan sekelompok orang (partainya). Hal ini tidak mungkin dilakukan dalam budaya politik Tiongkok.

Pembahasan di atas ini adalah penjelasan tentang warisan sejarah PKT dan gen sejarah dan tradisional Tiongkok dari sudut pandang negara beradab.

Jadi yang lebih penting bagi PKT adalah gen merahnya. Kalimat pertama dalam Konstitusi PKT adalah bahwa partai kelas pekerja Tiongkok adalah garda depan partai.

Pada saat yang sama, mereka adalah garda depan rakyat Tiongkok dan bangsa Tiongkok, kepemimpinan inti dari perjuangan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok, mewakili persyaratan pengembangan produksi maju Tiongkok, mewakili arah kebudayaan maju Tiongkok, mewakili fundamental kepentingan mayoritas rakyat Tiongkok, dan cita-cita tertinggi partai, dan tujuan utamanya adalah mencapai komunisme.

Selain itu, PKT adalah partai pendiri negara Tiongkok, yang sangat penting karena mengorbankan nyawa jutaan anggotanya melalui perjuangan bersenjata yang sulit selama lebih dari 20 tahun sebagai imbalan atas lahirnya RRT. (Menurut pandangan Prof. Zhang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun