Sebuah peluang datang pada tahun ke-18 setelah dia meninggalkan tanah airnya. Pada bulan April 2009, Huang Danian menerima email dari Liu Cai, yang saat itu menjadi dekan Sekolah Sains dan Teknologi Eksplorasi Bumi Universitas Jilin yang menuliskan: Negara kita (RRT) sedang melakukan rencana dan menghimbau talenta tingkat tinggi diaspora dan asing untuk bekerja pada negara.
Profesor Liu Cai mengatakan: Negara kita (Tiongkok) telah meluncurkan rencana talenta luar negeri tingkat tinggi. Pada akhir tahun 2018, negara mulai memberi tahu semua unit untuk mengatur pemilihan talenta. Setelah pemberitahuan tersebut, saya meneruskan email ke Huang Danian.
Ketika Huang Danian mendengar panggilan dari almamaternya, api di hatinya benar-benar menyala. Huang Danian segera pergi membujuk istrinya Zhang Yan, dan bahkan dengan serius mengatakan kepada istrinya bahwa dia akan kembali ke Tiongkok meskipun mereka berpisah hidupnya.
Ren Bo, yang saat itu menjabat wakil direktur Departemen Kerja Front Bersatu dari Komite Partai Universitas Jilin menuturkan: Setelah melakukan beberapa diskusi antara keduanya, Zhang Yan (istri Huang) juga mengatakan bahwa kita harus meninggalkan kehidupan yang sudah berkecukupan sekarang dan harus mulai kembali bekerja menuju kesejahteraan. Huang Danian selalu mengatakan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa inilah yang dia katakan. Di saat-saat terbaik, kapan pun ibu pertiwi membutuhkan saya, saya akan melakukan yang terbaik untuk mengabdi pada negara saya.
Istrinya Zhang Yan tahu bahwa perginya kali ini  berarti melepaskan bisnis yang telah dijalankannya selama lebih dari sepuluh tahun. Namun, melihat tatapan mata suaminya yang sudah teguh, Zhang Yan tetap memilih untuk mendukung keputusan suaminya.
Perusahaan dimana dia bekerja mengetahui bahwa Huang Danian akan pergi dan menawarkan persyaratan yang sangat murah hati untuk mempertahankannya. Namun Huang Danian bertekad dan mengundurkan diri dalam waktu sesingkat-singkatnya, menjual vilanya dan mengurus prosedur untuk kembali ke Tiongkok. Istrinya juga menjual klinik-kliniknya dengan harga termurah.
Dia menceritakan bahwa pada hari klinik tersebut dijual, istri saya menangis sejadi-jadinya.
Ren Bo menuturkan kembali cerita Huang: Karena mereka terburu-buru dan tidak dapat menangani stok obat-obatannya, memuatnya dalam dua gerobak penuh obat-obatan meninggalkannya. Huang Danian membujuk istrinya untuk menghentikan karirnya dan meninggalkan putrinya yang masih belajar/kuliah. Mengucapkan selamart tinggal pada tim peneliti ilmiah kelas terkemuka danmenuju ibu pertiwinya, dan menuju  Tiongkok Timur Laut yang bertanah hitam.
Ketika dia kedatangannya disambut dengan meriah oleh almamaternya dan diadakan pertunjukkn nyanyi oleh fakultas bidang kesenian dengan sambutan nyanyian "I Love You China" , selama mendengarkan nyanyian ini Huang terus berlinang air mata terharu.
Kemuidan dia berkata: Kami yang telah bekerja di luar negeri selama bertahun-tahun memiliki keterikatan yang dalam dan mendalam dengan tanah air kami. Dia mengatakan, hanya jika Anda tinggal di luar negeri dalam waktu yang lama barulah Anda bisa benar-benar menghargai beban tanah air di hati Anda.
Huang mengatakan: Ketika negara kita berubah dari negara besar menjadi negara kuat, dibutuhkan banyak sekali orang seperti saya untuk kembali dan berpartisipasi dalam pembangunan ini.